FL ~ 13 ✅

332 37 7
                                    

FL ~ 13
.
.
.
.
.
Sesosok pria muda sedang duduk di bangku semen sebuah taman kecil. Berulang kali ia terlihat menghela nafas. Dan berulang kali pula ia menatap kosong taman yang dihiasi air mancur dihadapannya. Sangat jelas bahwa pikirannya sedang berada di tempat lain.

"Tumben sendirian. Mana Hotma?"

Suara sapaan ringan itu ternyata mengejutkan pria muda tersebut. Ia mendongak dan mendapatkan seorang pria muda lain yang mengenakan kacamata sedang berdiri disampingnya.

"Kak Harry..."

Harry Mansfield, pria muda yang menyapa tersebut tersenyum. Tanpa menunggu ijin dari pria muda yang di sapanya, dia duduk di sampingnya.

"Ada yang membebani pikiranmu?" tanya Harry.

Ia menatap pemuda tersebut dan melihat seraut wajah yang seakan menanggung banyak pemikiran.

"Entahlah..." jawabnya ragu.

"Hei...aku memang ketua dorm-mu tapi aku juga bisa menjadi temanmu. Setidaknya itulah yang sedang aku lakukan sekarang." jawabnya pasti.

Pemuda di sampingnya masih menatap ragu. Ia tidak tahu harus mempercayainya ataukah memendamnya sendiri.

"Kata orang, jika kau memendam masalahmu sendirian justru melakukan sesuatu yang akan di sesali kemudian. Karena orang yang punya masalah seringkali tidak berpikir logis. Hanya berdasarkan feeling sehingga ia mengira bahwa apa yang ia putuskan adalah solusinya." sambung Harry.

Pemuda disampingnya kembali menghela nafas panjang. "Aku tahu, kita belum lama kenal. Tapi aku bisa menyimpan rahasiamu kok. Jangan khawatir. Karena aku bukan bigos." Ia memelankan kalimat terakhirnya. Harry memamerkan senyum usil dan kerlingan mata pada pemuda tersebut.

Pemuda tersebut tersenyum lebar. "Kak Harry ternyata orang yang lucu ya?"

Harry membelalakkan mata lalu mengerucutkan bibirnya. "Maaf kalo mengecewakan ekpetasimu. Apa kau berpikir jika orang sepertiku selalu nerd dan serius?" tanyanya kesal.

Saat pemuda tersebut akan membalas pertanyaannya, Harry segera melanjutkan perkataannya. "Don't judge it's book by its cover."

"Maafkan aku kak. Aku hanya..."

"Aku tahu!"

Keduanya diam dalam suasana yang canggung. Pemuda yang sejak tadi duduk di taman tersebut menundukkan kepala sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku dan Hotma sudah menjalin hubungan sejak freshman. Kami menyembunyikannya dari siapapun, termasuk sahabat kami sendiri. Bukan karena aku takut dampak dari terbukanya hubungan kami tapi karena Hotma yang memintanya. Aku tidak tahu alasannya hingga saat ini. Namun aku menuruti permintaannya karena aku mencintainya." Pemuda itu menghela nafas. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah air mancur dihadapannya.

"Tapi aku rasa Al mulai mencurigai kebersamaan kami. Dan saat aku konfirmasikan pada Hotma, ia meyakinkanku bahwa itu hanya perasaanku saja. Awalnya aku mempercayainya. Namun sejak Al menikah, Hotma juga mulai berubah." Pemuda itu mendesah lirih.

"Apa yang membuatmu yakin bahwa Hotma berubah, Rian?" tanya Harry.

Pemuda tersebut, Arian Michel, menutup mata sejenak. "Dia mulai sibuk dengan berbagai urusan yang tidak kuketahui. Bahkan ia selalu membawa handphone dalam situasi apapun. Yang membuatku semakin curiga, ia mengunci handphone-nya dengan kode yang tidak bisa aku pecahkan. Apakah kau berpikiran sama denganku jika kau adalah aku?" tanya Rian dengan nada terdengar putus asa.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang