FL ~ 19
.
.
.
HOTMA EDUARDO | POV
.
.
.
.
.
Menjejakkan kaki di mansion ini seakan menegaskan darah yang mengalir di tubuhku. Bahwa aku seorang Kiev.Memasuki ruang kerjanya juga menegaskan takdirku. Bahwa aku calon DK.
Dan 'mengenal' salah satu saudaraku juga menegaskan bahwa aku bagian dari sebuah KELUARGA. Sayangnya aku membenci kata itu sekarang.
Aku menatap langit-langit kamar super luas yang sudah menjadi kamar pribadiku. Kamar ini gak bisa dikatakan ruangan karena isinya sangat lengkap. Ada kulkas besar yang berada di dapur yang gak dibilang mini, sofa set untuk menerima tamu dan dua kamar berpintu ganda yang saling berhadapan. Jangan lupakan televisi super duper raksasa yang bisa membuatku seakan berada di gedung teater.
"Welcome to Mansion de Kiev, my little brother."
Kata-kata itu terucap dari mulut seorang perempuan yang selamanya takkan aku akui sebagai saudara tua. Karena ia bukanlah saudara sedarah. Bingung? Itu cerita lain yang akan terungkap suatu saat kelak.
Suara ketukan di pintu mengusik ketenanganku. Tanpa merubah dudukku, aku hanya berteriak pada siapapun yang mengetuk pintu kamarku untuk masuk.
"Halo, kakak."
Suara perempuan lainnya menyapa telingaku. Tanpa menolehpun aku sudah mengenalinya.
"Apa maumu, Felicity?" tanyaku malas. Aku gak perlu menebak apa yang akan dia katakan karena...
"Gitu ya balas sapaan adiknya?" Nah, bener kan?
Aku mengangkat posisi kepalaku yang tadinya bersandar nyaman di pundak kursi hanya untuk melihat sosok 'adikku'.
"Ada yang ingin kau katakan, Princesa?"
Felicity duduk disebelahku dengan cemberut. Kedua tangannya bersindekap didada dan kedua kakinya langsung bersila di sofa. Rupanya ia masih keki denganku.
"Princesa Felicity..." panggilku.
Felicity masih mengacuhkanku walau aku sudah bergerak mendekati duduknya. Kalo sudah begini, sepertinya aku akan memakai cara 'itu' untuk menaklukkannya. Walaupun aku gak pernah punya saudara sekandung namun aku sering diminta menjaga anak dari tetangga. Tak jarang mereka juga menginap di rumah kami jika orang tuanya gak bisa pulang.
Aku merasakan gerakan mata Felicity saat aku berdiri dan berjalan menuju dapur pribadiku. Aku mengulum senyum saat kurasakan tatapan ingin tahunya mengekori setiap gerakanku.
"Kau ingin makan apa?" Felicity mendengus.
"Memang kau bisa masak?" Dia gak memanggilku kakak dan kurasa itu salah satu ciri khasnya jika dalam keadaan bad mood.
Aku mengangkat kedua bahuku. "Bisa."
Aku mulai mengocok telur dan memberi perasa untuk membuat scramble egg favoritku.
Felicity mulai tergoda untuk mengintipku memasak. Namun ia masih terlihat menahan diri.
"Apa aja bisa?" tanyanya penasaran.
Aku tertawa kecil. "Ibuku mempunyai usaha katering kecil-kecilan. Dan setiap hari selalu memasak untuk para pelanggan tetapnya. Dari beliau-lah aku belajar memasak. Walau gak semahir ibu tapi aku rasa bisa diadu dengan chef yang ada di mansion ini." ungkapku dengan sedikit sombong. Ehm....
Felicity mulai berjalan mendekati meja dapur. Aku mendongak dan menatapnya.
"Sekarang udah mau ngomong nih?" godaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/37137719-288-k111087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FATEFUL LOVE [BxB] #2
Fiction générale[ 27062015 - ] The second book of LOVE series. Dua remaja berteman dekat. Namun mereka bukan sekedar teman biasa. Mereka terikat hubungan 'sahabat' . Namun mereka bukanlah sahabat biasa. Karena hubungan mereka lebih dari itu. Dan ketika hubungan...