FL ~ 12 ✅

357 46 0
                                    

FL ~ 12
.
.
.
.
.
"Ed..."

Sunyi.

"Bangunlah, Ed."

Tidak ada reaksi.

"Hotma Eduardo Kiev. Putra dari Maria Alfonso dan Dmitri..."

"Aku bangun, ibu! Jangan sebut nama orang itu lagi!" geram Hotma yang disambut senyum penuh kasih sayang dari wanita yang telah memberinya hidup.

Maria Alfonso, ibu kandung dari Hotma Eduardo, adalah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Wajahnya sangat eksotik dengan warna kulit yang juga eksotik. Matanya lebar dan berwarna coklat muda. Rambutnya seperti milik Hotma dan bibirnya berwarna plum. Wanita yang menjadi pusat kehidupan Hotma Eduardo Kiev.

"Kenapa sih ibu selalu mengingatkan nama dia?" gerutu Hotma sambil duduk di tempat tidurnya.

Maria tersenyum. "Karena dia ayahmu." jawabnya lembut.

Hotma mendengus. "Dia hanya pendonor sperma!" gumam Hotma kesal. Tiba-tiba ia merasakan sakit di sekitar kepalanya.

"Ouch!! Kenapa mukul sih, bu?" tanya Hotma sambil mengusap dahinya yang memerah.

"Kamu ini anaknya, Ed! Kalau tidak ada ayahmu, kau tidak akan lahir."

"Tapi dia kan cu..."

"Dan jika kau tidak lahir maka ibu pasti masih sendirian."

Hotma yang ingin membalas perkataan ibunya namun segera menutup mulutnya.

"Dan jika ibu sendirian, mungkin ibu tidak akan hidup." tuntas Maria. Ia mengusap lembut kepala putra satu-satunya itu.

"Kaulah yang membuat ibu punya alasan untuk hidup. Keberadaanmu membuat ibu akan tahu bahwa Tuhan masih sayang pada ibu. Tanggung jawab pada sosok mungil yang membuat ibu bisa bernafas lagi itulah yang menguatkan ibu untuk bertahan."

Hotma hanya bisa termangu. Ia sangat tahu apa yang mereka berdua lalui sebelum sosok Dmitri Kiev muncul dan menuntut pengakuannya sebagai ayah kandungnya.

Dan bisakah ia tidak membenci sosok ayahnya tersebut? Hotma sangat membenci nama Dmitri Kiev sebagai ayah yang selama ia lahir tidak pernah muncul.

"Tapi aku membencinya, bu. Bagiku ia tidak pernah kuakui sebagai ayah walau darahnya ada di tubuhku. Dia tidak lebih dari seorang pria yang menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan yang ia inginkan sekarang adalah pengakuanku!" rentet Hotma.

Ia mengusap kasar wajahnya sebelum matanya bertemu dengan mata indah milik ibunya. Ia melihat cinta dan kasih sayang serta kesedihan dimatanya. Dan Hotma tahu apa kesedihan yang tersimpan di mata tersebut.

"Maafkan aku, ibu. Aku....aku tidak bisa menerimanya dalam hidupku. Tidak sekarang atau masa depan." kata Hotma.

Maria menghela nafas namun memberikan senyumnya pada putra satu-satunya itu.

"Ibu mengerti, Ed. Kau masih belum bisa memaafkan apa yang ayahmu lakukan selama ini. Tapi ingatlah, sayang. Terkadang apa yang kita ketahui bukanlah hal yang sebenarnya terjadi." ungkap Maria.

Hotma tidak menjawab maupun menyangkal perkataan ibunya. Walau ia tidak mengakuinya namun jauh di lubuk hati terdalamnya, ia sangat penasaran apa yang terjadi pada kedua orang tuanya di masa lalu.

"Suatu saat kebenaran akan terungkap, Ed. Dan ibu harap kau sudah menjadi seseorang yang bisa menerimanya dengan bijaksana."

"Kenapa tidak ibu ceritakan sekarang saja?" tanyanya.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang