"Apa yang kau lakukan disini?" Selidik Sasuke curiga. Sakura berusaha tetap tenang, tapi saat ini aura Sasuke jauh lebih kuat darinya.
"Hanya jalan-jalan saja." Jawab Sakura asal. Sasuke mengangkat salah satu alisnya. Sakura memalingkan wajahnya dan berusaha menghindari kontak mata. 'Semoga saja dia benar-benar bodoh.' Sakura berharap dalam hati.
"Putri Sakura!" Tenten berseru.
'Bagus.' Sakura berlari saat kesempatan itu terbuka.
"Terimakasih, Tenten." Ucap Sakura. Ia langsung minum teh dalam satu kali teguk. Tenten bingung kenapa Sakura berterimakasih padanya. Sebaliknya Ino sadar ada yang aneh dengan anak ini. "Sia-sia kau belajar bab tata krama level tertinggi, jika bab dasar etika minum teh saja kau lupa." Ucapan Ino itu penuh dengan duri.
"Y-Yeah, aku haus." Elak Sakura. Ia tidak ingin membahas hal lain lebih jauh. Dan lagi-lagi Ino sadar akan itu.
Sisanya pesta minum teh berjalan baik.
***
PRANGG!
"Sialan, dia meremehkanku rupanya." Sakura memukul cermin, tangannya berdarah. Ia memukulnya sampai hancur. Teringat dengan kejadian tadi, saat Itachi mencium Hinata.
"Posisi Putri Mahkota adalah milikku." Ucap Sakura dengan penuh penekanan, dia tidak akan menyerahkan posisi itu dengan mudah pada Hinata.
"SAKURA!" Ayahnya menerobos masuk ke kamar Sakura. Mengabaikan tangan putrinya yang berdarah, ia menampar Sakura. "DASAR TIDAK BERGUNA! KAU BERLAGAK MENOLAK TAWARAN YANG DIBERIKAN PUTRA MAHKOTA!" Grand Duke berseru tepat di depan wajahnya.
Emosinya meluap-luap, semua pelayan tidak berani memisahkan mereka. Dan Duchess hanya menonton di ambang pintu masuk.
"Heh. Ayah ini tahu apa?" Tanya Sakura dengan nada meremehkan.
PLAK!
Satu tamparan keras berhasil membuat luka di bibir Sakura. Darah segar keluar dari sudut bibirnya. "Kau mengajariku, HAH! Kau mulai mempertanyakanku, HAH!" Grand Duke meraih kerah baju Sakura. Sakura memandang datar dan tidak gentar.
"BERANINYA MENATAPKU SEPERTI ITU HEI!! SIAPA YANG MENGAJARIMU!?" Serunya marah.
"Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya." Jawab Sakura singkat.
Grand Duke melepaskan cengkraman itu. Dia mengusap wajahnya kasar. Dia baru sadar, Sakura adalah anaknya. Grand Duke adalah seseorang yang juga tidak bodoh. Ia menyadari Sakura juga akan seperti dirinya. Sakura tersenyum, dia tahu ayahnya akan berpikir seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Historická literatura[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...