— 🌸 —
[ Cinta dan pengharapan adalah suatu hal yang perlu kau waspadai. ]
Sakura mengerjapkan matanya, sudah pagi. Tidak ada siapa-siapa di kamarnya. "Tidak sakit." Gumamnya. Ia mengaca dan tidak menemukan lebam di tubuhnya. "Tapi siapa? Apa dia kembali lagi semalam?" Kepala Sakura terasa nyeri.
"Ugh sial!" Sakura terhuyung, ia harus duduk untuk beberapa menit sampai rasa sakit di kepalanya hilang.
"Apa aku hancurkan saja ya balkon ini? Beberapa serangga mulai kurang ajar lewat sini." Shizune yang mendengar itu. "Apa anda memiliki masalah dengan Naruto-san?" Sakura tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Termenung menatap matahari yang mulai naik.
"Apakah kejadian ini pernah terjadi?" Shizune menjatuhkan nampan kosong sampai mengelinding jauh. Mendekat ke arah Sakura dengan cemas.
"Anda melakukannya Tuan Putri!? Saya tanya apakah benar anda melakukan itu?!" Shizune berseru cemas. Sakura menatap datar ke depan. "Katakan pada saya, apakah anda melakukannya?" Air mata Shizune mulai membasahi pipi. Tubuhnya merosot jatuh ke lantai.
Sakura masih diam. Ia tidak ingat apapun tentang masalalunya bersama Naruto. "Bukan aku, tapi dia." Sakura merasa hatinya kosong. Kenapa dia melakukan hal itu?
"Ya?! Kalau bukan and itu berarti..." Sakura diam. Tidak salah lagi, lukanya yang sembuh dalam semalam adalah bukti kuat. "Tuan Putri, bukankah efek sampingnya sangat kuat?" Shizune saat ini hanya bisa menerka-nerka. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Ambilkan jubahku, aku harus cari tahu sendiri." Sakura melompat dari balkon ke pohon. Melesat dengan cepat. "Tidak, bertahanlah." Sakura tidak peduli kalau tenaganya terkuras habis. Dia merutuki dirinya sendiri yang menjadi lemah saat ini. "Pasti disana..."
Sebuah pohon rindang daunnya jadi berguguran terkena angin. Bunganya juga memenuhi area sekitarnya. Pemuda dengan kumis musang di pipi tengah memejamkan matanya. Terlihat matanya bengkak. Tetapi air matanya kering. "Sedang apa kau di sini?" Suara familiar yang masuk ke telinganya. Dia bangkit berdiri. Matanya membulat saat Sakura sudah ada di depannya.
"Kau jadi kurang ajar ya akhir-akhir ini?" Ujar Sakura dengan nada sarkasnya. "Beraninya menggunakan sihir gelap dan menghapus ingatanku. Kau juga sangat berani menggunakan sihir penghilang perasaan." Naruto menunduk dalam. Bagaimana Sakura masih mengingatnya?
"Saat ini dalam otak kecilmu itu pasti kau bertanya-tanya bagaimana aku bisa mengingatmu dan sebagainya... dengar bocah, bukankah kau sendiri yang memaksaku memasang sihir pelindung? Otakmu jatuh dimana? Ayo kita cari." Pipi Naruto bersemu merah. Karena terlalu kalap ia jadi lupa bahwa Sakura memiliki sihir pelindung.
Sakura mendekat dan memegang tepat di bagian dada Naruto, tangannya mengeluarkan cahaya hijau. Sakura mengembalikan perasaan Naruto, akan jadi sangat berbahaya jika wadah Kyubi tidak memiliki perasaan. "Sekali lagi bocah, aku bukan pawangmu. Jadi jangan banyak tingk-" Belum selesai dengan kalimatnya Sakura jatuh pingsan.
"Anda juga akhir-akhir ini jadi cerewet sekali ya? Hahaha jika anda tidak pingsan pasti saya sudah habis. Kenapa anda begitu peduli pada saya? Di saat semua orang menjauhi saya." Naruto menangkap tubuh Sakura. Ini adalah tempat favorit mereka. Pohon Sakura yang menjadi saksi bisu pertemuan dua anak kecil di masa lalu.
Naruto membiarkan Sakura bersandar kepadanya. Menikmati siang hari yang cerah bersama orang penting seru bukan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Tiểu thuyết Lịch sử[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...