"Sempurna." Grand Duke menepuk bahu Sakura dengan bangga. "Kau tahu Sakura, semua orang memuji betapa hebatnya aku berhasil mendidikmu menjadi gadis cerdas dan cantik. Kau bahkan bisa membuat pangeran sampah itu menjadi berlian dalam semalam.
"Kau benar, Tuan. Sakura telah berhasil membuat seogok batu menjadi permata yang mempesona." Duchess Haruno bergabung dalam percakapan.
"Hohoho, Putri Sakura benar-benar luar biasa ya? Pangeran kedua hanya bisa omong besar saja, dia berada di peringkat terakhir di kelasnya. Hari ini adalah pertama kalinya saya kagum melihatnya menari bersama anda." Ini adalah Countess Yamanaka, ibu Ino.
"Countess, anda terlalu memuji, tetapi anda juga harus ingat. Sebuah batu itu tidak akan pernah menjadi berlian, tapi walaupun berlian di injak, di caci, di hina, di buang ke lumpur maka ia akan tetaplah berlian." Sakura tersenyum penuh arti lalu pamit.
Orangtua Sakura dan Countess terdiam, mereka tertegun dengan ucapan yang baru saja Sakura lontarkan.
Selanjutnya seluruh anak perempuan yang debutante pada tahun itu menari bersama.
Sakura terlihat bahagia menari bersama Ino dan Tenten di sebelahnya.
"Kau mengagumkan, Jidat. Aku masih ingat betapa indahnya kalian menari bersama." Ucap Ino dengan mata yang berbinar-binar menginggat Sakura dan Sasuke menari.
"Benar, anda sangat cantik dan menawan malam ini. Pesta ini seperti milik anda. Semuanya tentang anda." Sakura tersenyum simpul, ini karena dia juga sangat bahagia. Setelah sekian lama, ini pertama kalinya Sakura dapat memilih sendiri pilihannya.
Sakura juga menemukan satu fakta yang bisa menggemparkan satu Konoha.
Tiba-tiba pola dansa berubah membuat Sakura dan kedua temannya terpisah. Sakura jadi berhadapan dengan Hinata. Suasana menjadi canggung. Dari jauh Ino dan Tenten menatap cemas.
"P-Putri Sakura?" Hinata mengawali percakapan. Ia gugup sekali sekaligus takut dengan Sakura.
"Aku tidak pernah percaya kalau dunia ini sempit. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku sangat percaya itu." Sakura mengatakannya tanpa ekspresi dan terus menari.
"S-Saya minta maaf, s-seharusnya anda yang menari bersama Putra Mahkota." Sakura terkekeh mendengarnya.
"Aku bukanlah sebuah pilihan. Aku juga bukanlah sebuah benda yang bisa ditawar-tawarkan. Ingat itu baik-baik." Pola dansa berubah lagi. Sakura kembali ke pola awal.
"Kau baik-baik saja, Jidat?" Tanya Ino tidak sabaran.
"Tentu saja aku baik, sangat baik." Lugas Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Ficción histórica[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...