- Sakura -
"Anda baik-baik saja Putri Sakura?" Aku bisa melihat dari balik sorot matanya. Sorot mata yang tidak pernah bisa aku tiru. "Ya, aku baik Naruto." Dia berjalan mendekat. Lalu mencium tanganku, dia selalu melakukan itu. Katanya sebagai tanda dia senang bertemu denganku.
"Apakah ayah anda melakukannya lagi?" Aku mengangguk sebagai jawaban. Entahlah, perasaan ini selalu muncul ketika dia bertanya. Perasaan hangat?
Perasaan hangat itu juga muncul saat Shizune datang dengan wajah cemas menghampiriku. Atau wanita tua itu yang selalu datang dari Mansion tuanya ke sini membawa oleh-oleh untukku. "Kau sudah makan Naruto?" Aneh, rasanya aneh kata-kata itu keluar dari mulutku.
Bahkan Naruto juga terlihat kaget mendengar itu. "Belum!" Wah apakah pertanyaan ini sampai bisa membuat dia sebahagia ini? Samar-samar aku bisa melihat ekor anjingnya bergerak kegirangan. "Hm, makanlah ini. Aku membawanya dari rumah Shizune." Dia menerimanya.
"Pelan-pelan saja makannya." Lihatlah dia seperti anjing kelaparan saja. Tapi entahlah aku juga ikut senang melihatnya makan dengan lahap. Aku jadi teringat saat pertemuan pertama kami.
"Dulu, waktu kita makan roti bersama kau juga sama seperti ini." Aku mencoba meniru ekspresinya.
"Hei kenapa reaksimu begitu!" Wajah Naruto memerah, aku jadi kesal. Apakah ini lucu!?
"Tidak, saya hanya senang karena anda jadi sedikit lebih ceria hari ini." Dia tersenyum. Aku jadi ceria ya?
"Jangan bicara omong kosong. Habiskan makananmu, kita akan bicara rencanaku selanjutnya." Matanya berbinar, sesenang itu?
***
Sakura menunggu Naruto menghabiskan makannya dengan sabar. "Bagaimana menurutmu gadis Hyuga itu?" Naruto telah menandaskan isi kotak makanannya. "Hm, dia gadis yang polos dan lugu. Wajahnya selalu memerah saat berbicara kepadaku." Mata Sakura terbelalak, Naruto mengajak Hinata bicara?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Tiểu thuyết Lịch sử[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...