Ep. 16 - Verdad

647 107 9
                                    

Sakura termenung, saat ini dia berada di atas menara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura termenung, saat ini dia berada di atas menara. Menara yang sering digunakan untuk memantau situasi saat ada parade atau pawai. Sakura menatap kosong pemandangan indah Konoha di malam hari. Dia sedang ingin sendirian.

"Itachi bukanlah akhir."

Ucapan ibunya tadi terngiang-ngiang di kepalanya. 'Sial, kenapa wanita itu tidak langsung mengatakannya saja.'

Walaupun tampaknya rumit, fakta ini justru menambah keseruan dalam kasus yang dihadapi Sakura. Dia senang ternyata ini semua belum berakhir. Ia juga ingin tahu apa langkah yang akan Itachi ambil selanjutnya. Sakura belum tahu apakah Itachi sudah mengetahui dirinya dan Sasuke yang bekerja sama. Saat ini Sasuke masih berpura-pura menjadi pangeran yang tidak berguna. Sebenarnya Sakura lebih waspada pada Sasuke, mengingat dirinya sempat tertipu dengan akting Sasuke saat itu.

"Anda disini rupanya." Suara berat ini milik Naruto.

Sakura tidak perlu repot-repot menoleh untuk tahu kehadiran Naruto. Sakura masih setia menatap pemandangan kota, yeah walaupun dia tidak tertarik sedikitpun akan keindahannya. "Aku sedang ingin sendiri."

"Saya akan menghibur anda." Ujar Naruto yang tengah berjalan mendekat.

"Hm, tidak perlu. Pergilah, amati terus perkembangannya." Tampak ada sedikit ekspresi kecewa di wajahnya, namun karena Sakura sudah bilang begitu dia akan mengalah. Naruto tidak langsung pergi, ia melepas jubahnya dan memberikannya kepada Sakura. Ia sadar Sakura hanya memakai gaun tidur saja. Dia tidak ingin Sakura jatuh sakit.

"Saya pergi."

Sakura kira Naruto tidak akan kembali padanya malam ini. Karena walaupun dia terlihat tidak peduli, Sakura bisa merasakan keberadaan Naruto di dekatnya. Sakura tahu di malam Naruto berkata padanya akan menjadi lebih kuat, Naruto pergi jauh dari Konoha. Kemungkinan terbesar adalah Naruto pergi berlatih.

"Kemampuannya meningkat pesat, dia melatih kecepatannya." Hanya dengan beberapa fakta kecil ini Sakura bisa tahu kemampuan seseorang. Luar biasa.

ooo

"Aku yakin kau sudah tahu, Itachi juga berada di bawah kendali seseorang." Sakura menyesap teh melatinya. Saat ini Sasuke ada dihadapannya. Mereka tengah merencanakan sesuatu.

"Cepat atau lambat kau pasti akan tahu, tapi aku tidak menyangka akan secepat ini." Sasuke memperlihatkan sebuah kertas kepada Sakura. Kertas yang berisi kelanjutan kasus Itachi. Seperti yang mereka duga, Itachi membujuk Raja untuk menahannya di suatu desa terpencil.

"Raja setuju, besok pagi dia akan pergi kesana."

"Kemungkinan besar orang itu ada di sana juga. Desa itu tempat yang cocok untuk membangun markas rahasia." Sakura meletakkan gelasnya. Ia melirik kertas itu.

"Anda tahukan, tujuan saya adalah menjadi pemimpin Klan Haruno. Saya sudah berhasil melakukannya. Untuk urusan ini, saya tidak peduli. Orang itu tidak bisa lagi menekan kedua orangtua saya." Sasuke menghela napas, ia juga sudah tahu Sakura akan berhenti di sini.

Sasuke menatap Sakura dan berkata, "Aku juga tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kau tahu rahasiaku."

"Soal itu anda tenang saja, saya akan diam." Sasuke ingin lebih lama bersama Sakura. Mereka memiliki otak dengan tipe yang sama. Akan lebih mudah jika Sakura ikut dalam rencananya. Sakura bisa membantunya menyingkirkan Itachi.

"Bantu aku dan akan aku jadikan kau ratuku di masa depan."

Sakura menghentikan gerakannya. Itu adalah impiannya selama ini. Sakura yang harus menderita karena tujuan dan mimpinya menjadi seorang ratu. Awalnya mungkin karena orangtuanya yang ingin ia menjadi ratu, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa nyatanya ambisi itu sudah melekat pada dirinya. Dan hari ini, seseorang menawarkan padanya sebuah jalan menuju impiannya. Sakura menatap Sasuke, ia tampak mencari sesuatu di sana.

"Bagaimana saya bisa percaya, bisa saja anda berbohong."

"Seorang Uchiha tidak pernah berbohong." Ujar Sasuke serius. Tetapi langsung ditepis oleh pernyataan yang dilontarkan Sakura.

"Tapi lihatlah Itachi, dia sudah berbohong ribuan kali." Sasuke hampir saja tersedak teh yang sedang ia minum.

"Dia Uchiha gadungan." Sakura masih tetap tidak percaya dengan tawaran yang Sasuke berikan. Posisi ratu di Konoha adalah posisi yang sangat penting. Tidak sembarang orang bisa menempati posisi itu. Haruslah orang yang dipilih langsung oleh sang takdir. Bahkan konon, saat ratu pertama ditunjuk keajaiban terjadi. Penobatan diadakan pada siang hari, tepat dimana gerhana matahari terjadi. Lalu saat ratu dimahkotai langit menjadi sangat cerah dan gerhana berakhir. Rakyat percaya, itu adalah sebuah pertanda yang baik. Benar saja, setelah itu Konoha menjadi kerajaan yang paling besar di daerah ini.

"Bagaimana saya bisa yakin?"  Sakura mendesak Sasuke untuk memberikan kepastian. Sasuke memberi Sakura sepucuk surat yang berlapiskan emas. Lalu tersenyum penuh arti meninggalkan Sakura. Sakura langsung mengerti dan meremas surat itu. Dia tampak sangat marah.

"Shizune, siapkan air hangat. Malam ini aku ingin terlihat cantik."

"Putri, anda sudah cantik setiap hari." Shizune memijat bahu Sakura.

"Tidak, malam ini harus lebih cantik. Sangat cantik." Shizune mengerti, dia menyiapkan pewangi yang terkenal sangat mahal di Konoha. Lalu menuangkannya ke air mandi Sakura. "Air anda sudah siap, Putri." Sakura merendamkan seluruh tubuhnya ke dalam bak. Shizune kemudian menaburkan bunga-bunga cantik ke dalamnya.

"Apakah Naruto-san akan datang malam ini? Inikah akhirnya, Putri?" Sakura menggeleng.

"Tidak, dia tidak akan datang. Kami tidak akan bertemu."

"Kalau begitu, sepertinya saya harus menyiapkan gaun yang paling cantik malam ini." Sakura mengangguk, dia ingat pernah memesan satu set gaun untuk pesta debutan, tapi tidak jadi ia pakai.

"Katakan pada mereka yang bertanya kemana aku pergi, katakan aku tengah mengurus beberapa pekerjaan di luar kota dan kembali beberapa hari lagi." Shizune mengangguk, ia terharu karena melihat sebuah mahakarya yang sangat cantik. Malam ini, Sakura begitu cantik layaknya seorang dewi. Kereta kuda berjalan semakin jauh dari Mansion Haruno. Tetapi tidak menuju ke gerbang utama yang merupakan jalan satu-satunya ke luar kota. Melainkan berhenti di sebuah penginapan megah yang sering disewa oleh para bangsawan. Sakura menunjukkan surat emas kepada sang petugas. Sontak petugas itu berlari terbirit-birit mengundang petugas lainnya untuk menyambut Sakura.

"Langsung saja tunjukkan dimana dia." Petugas itu patuh dan memandu Sakura sampai di kamar nomor 1. Petugas itu pergi meninggalkan Sakura sendiri.

Sakura membuka pintu. Seseorang menyambutnya dan berkata, "Kau sudah sampai?" Namun Sakura tidak terlihat senang dan menjawabnya dengan ketus. "Langsung saja ke intinya, aku tidak suka mendengar ocehanmu." Pintu kamar tertutup dan semuanya menjadi gelap.

ooo TBC ooo








Nah ini adalah bab penutup di minggu ini. Sampai jumpa dua minggu kedepan, saya sangat berterimakasih anda semuanya telah membaca cerita ini. Saya harap untuk kedepannya cerita ini kembali dengan alur yang lebih baik.

Terimakasih

The Duchess Haruno [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang