Berita kembalinya Sakura tersebar ke seluruh penjuru istana. Beritanya semakin ramai karena Sakura tidak kembali sendirian, melainkan bersama bayinya. "Selamat datang kembali Sakura, ini saatnya melakukan peresmianmu menjadi Duchess."
"Kakak tidak sabaran sekali." Sakura tersenyum.
"Itu karena aku sudah lelah dengan semua tumpukan gulungan itu, cepatlah gantikan aku menjadi pemimpin Klan Haruno." Keluh Sasori yang menatap jijik ke meja kerjanya.
"Terserah Kakak saja, aku siap menjadi pemimpin Klan Haruno kapan saja."
Sakura dan Sasori memasuki Mansion Haruno bersama-sama untuk yang pertama kalian setelah sekian lama. Bersama bayi Sakura, Sarada.
"Dengan ini telah resmi, Haruno Sakura menjadi The Duchess of Konoha!"
Semuanya bersorak. Pencapaian Sakura untuk negeri ini sangat mengesankan. Rakyat benar-benar merindukan sosok Sakura memimpin Klan Haruno. Kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Sakura dengan baju kebesarannya mengendong bayinya dalam pelukannya.
"Hidup Duchess Sakura!"
"Hidup!"
"Hidup Putri Sarada!"
"Hidup!"
Undangan Istana
Memang sudah menjadi tradisi seorang yang resmi mendapatkan gelar akan menghadap raja. Sakura menerima undangan tersebut dan mengabaikan kecemasana sang kakak.
"Yang Mulia, Duchess Sakura telah tiba di sini."
"Bukakan pintunya."
Sakura memasuki ruangan bersama dengan bayinya. Akhirnya Sasuke kembali melihat wajah yang selama ini ia rindukan itu.
"Sakura, bayi siapa itu?" Kali ini Sasuke benar-benar membuat Sakura muak.
"Saya pikir anda lebih tahu dari saya siapa ayah dari bayi ini." Ujar Sakura dengan senyum yang dipaksakan.
Sasuke melihat bayi Sakura, matanya berwarna hitam selaras dengan surainya. Sama sekali tidak mirip dengan Sakura, tetapi sangat mirip dengan...
"Tapi saya tidak peduli dengan siapa ayah dari bayi ini. Dia sudah lama mati. Sarada adalah anak saya, dia tidak butuh sosok ayah jika saya ada bersamanya. Anak ini adalah anak saya." Kalimat yang baru saja diucapkan Sakura menegaskan kalau Sarada sudah tidak butuh ayahnya.
"Kembalilah padaku, Sakura..."
Perkataan yang tidak masuk akal itu terlontar dari mulut Sasuke.
"Bukankah anda sendiri yang membuang saya?"
"Aku bisa jelaskan Sakura..."
Sakura benar-benar muak sekarang.
"Aku menjadikan Hinata ratu karena tidak ingin membuatmu dalam bahaya. Karena aku takut, Itachi muncul dan menyakitimu di altar pernikahan. Itulah yang aku pikirkan saat itu. Kau mengertikan Sakura? Kembalilah padaku."
Sakura mengangkat tangannya dan tersenyum. "Yang Mulia, cukup. Saya bukanlah pilihan. Saya juga memiliki hak untuk menolak ataupun memilih. Jika anda berpikir saya akan kembali, tolong jangan berpikir lagi. Semuanya sudah selesai. Mari menjalani hidup masing-masing. Anda tidak perlu cemas dengan bayi ini, karena ini bukanlah anak anda. Saya pamit."
Ada air yang jatuh membasahi karpet merah. Entah milik siapa.
Hinata yang mendengar semuanya berlari kencang menuju ke suatu tempat.
"Duchess benar, aku hidup dalam bayang-bayangnya. Aku tidak bisa menjadi diriku sendiri, aku pikir tidak ada gunanya lagi aku hidup di dunia ini." Hinata menjatuhkan tubuhnya tapi tidak jatuh ke tanah melainkan ke pelukan Naruto.
"Naruto?" Hinata terkejut melihat Naruto yang menangkapnya.
"Jadilah ratuku, Hinata." Naruto telah mendirikan Kerajaan Uzumaki. Dia berencana menjadikan Sakura ratunya tapi melihat keadaan sudah berubah, cintanya pun telah berubah. Ia sadar, dia menyimpan perasaan untuk Hinata. Begitu pula sebaliknya.
"Bawa aku, Naruto." Berita heboh lain tersebar, ratu kabur dari istana.
Kini Sasuke benar-benar sendirian duduk di atas tahtanya.
Sakura berdiri di balkon kesayangannya, pemandangan balkon itu langsung menyorot istana. Dia Sakura The Duchess of Konoha sudah berada di akhir perjalanannya. Inilah takdir mereka.
- Fun Fact -
Buat yang penasaran sama gimana Sarada ada, baca deh Verdad part terakhir di sana ada jawaban atas pertanyaan kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Historical Fiction[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...