Assalamu'alaikum...
Pren, maaf ya kalau alurnya terkesan lambat, karena aku nulis pakai dua sudut pandang. Elzio dan Shabira. Jadi, satu pembahasan bisa beberapa bab jatuhnya, semoga kalian nggak bosan <3
Jangan lupa vote dan komen :)
***
Elzio menatap pesan yang Shabira kirim dengan gamang, gadis itu baru saja mengirimkan alamat lengkap menuju rumahnya setelah Elzio mencetuskan akan menjemput Shabira.
Apa itu di rencanakan? Tentu saja tidak! Elzio sendiri bahkan kaget dengan apa yang dia katakan, menjemput seorang gadis? Ke rumahnya? Celaka lah dia!
Elzio sama sekali belum berpengalaman, dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dia akan mengalami hal seperti ini. Menjemput seorang gadis maksudnya. Sekarang dia kebingungan, bagaimana cara menjemput Shabira ke rumahnya? Sekarang adalah tanggal merah, kemungkinan keluarga gadis itu ada di rumah sangatlah besar. Masalah kedua muncul, bagaimana cara dia menghadapi keluarga gadis itu?
Apakah baiknya mereka berdua janjian saja di luar rumah? Tapi menjemput di depan gang juga bukanlah sesuatu yang sopan.
Elzio menghela napas dan menyimpan ponselnya di nakas, entahlah, bagaimana nanti saja. Lebih baik sekarang dia pergi ke masjid terlebih dahulu untuk menunaikan shalat Jum'at.
Sementara di kamarnya, Shabira baru saja bisa bernapas normal setelah beberapa saat mengirim pesan pada Elzio dan lelaki itu sudah membacanya namun belum membalas. Mungkin sedang pergi Jum'atan, pikir Shabira karena dia mendengar Adam pamit pergi ke Masjid.
Shabira duduk di meja rias sambil menggigiti bibir bawahnya sendiri, jantungnya berdebar kencang, tangannya dingin dan gemetar, sementara ada rasa cemas yang Shabira rasakan memikirkan nanti siang Elzio menjemputnya kesini. Tentu, Shabira grogi. Siapa memang yang tidak berdebar jantungnya ketika akan di jumput gebetan ke rumah?
Apa yang Shabira cemaskan? Tentu saja tentang pandangan Elzio mengenai rumah sederhananya. Bagaimana jika Elzio tidak nyaman di rumah sederharana nya ini? Shabira tahu betul bahwa Elzio bukanlah orang biasa, dari Egi, pacar Karina yang satu kelas dengan Elzio, Shabira tahu bahwa Elzio bisa di bilang turunan orang kaya. Shabira bahkan sampai mengaga saat Egi memperlihatkan rumah Elzio melalui foto yang cowok itu ambil saat belajar kelompok di rumah Elzio.
Shabira segera turun ke lantai bawah untuk memastikan rumahnya masih dalam keadaan rapi, dan syukurlah Adam tidak memberantakannya. "Assalamu'alaikum." Bertepatan dengan Shabira yang hendak kembali ke kamar, suara Bunda Khadijah terdengar sebelum kemudian sosoknya muncul dari balik pintu. "Assalamu'alaikum!" ulang Bunda gemas.
Shabira nyengir. "Wa'alaikumsalam Bunda."
"Kenapa, sih, Kak? Kayak orang linglung gitu?"
"Itu..., anu..., t-temen Kakak mau ke sini, Bun."
Bunda Khadijah mengangguk sambil berlalu ke dapur yang diikuti Shabira. "Siapa? Karina? Nadia? Chelsea?"
Shabira menggeleng gugup. "T-temen cowok," ucapnya.
Bunda mengangguk lagi. "Shaga? Egi? Alef?" tebak wanita itu menyebutkan beberapa nama teman dekat Shabira yang sering main ke sini. "Ada kerja kelompok lagi sama mereka?"
"Anu..., hmm."
"Kenapa, sih, Kak. Anu, itu hum ham hem hem. Ngomong yang jelas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Teen FictionJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...