Assalamualaikum...
***
"El, itu ada Aira nungguin lo di depan." Elzio yang baru saja selesai memasukkan buku catatan nya pada laci menghela napas ketika teman kelasnya Aldi memberitahu hal tersebut.
Lelaki itu bangkit dari bangku lantas berjalan gontai menuju pintu kelasnya. "Assalamualaikum, El," sapa Aira begitu Elzio menemukan gadis itu benar-benar ada di depan.
Elzio mengangguk. "Waalaikumssalam, ada apa?"
Suara datar Elzio dalam membalas sapaannya membuat Ghufaira sedikit tidak nyaman, gadis berkulit putih itu menunduk selagi tangan sibuk memilin ujung dasinya.
Melihat Ghufaira yang tampak canggung Elzio akhirnya tersadar sudah terlalu dingin pada gadis itu. Hal yang sebenarnya tidak dia rencanakan, tetapi, entahlah melihat Ghufaira sekarang rasanya Elzio tidak nyaman. Lelaki itu lantas berdeham pelan. "Kenapa Ra?" tanyanya berusaha ramah.
"Mau ambil tupperware tadi pagi," katanya mengatakan alasan kenapa Ghufaira mendatangi kelas Elzio.
Tentu saja itu hanya sekadar alasan basi, karena kalau boleh jujur Ghufaira hanya ingin melihat Elzio dari dekat. "Udah abis, kan, sandwichnya? Gimana enak?"
Elzio mengusap wajah entah karena apa. "Aku lupa belum di makan, entar aja tupperwarenya aku balikin pas pulang."
"Ohh..." gumam Ghufaira. "Makan sekarang saja El, kan mumpung jam istirahat."
"Iya, aku makan sekarang," balas Elzio cepat. Dia diam menunggu Ghufaira menjawab atau setidaknya gadisnitu langsung pergi karena Elzio rasa mereka tidak perlu bicara lagi. "Masih ada hal lain?" tanya Elzio lagi tak nyaman berdiri terlalu lama di perhatikan banyak orang.
"Itu... kamu mau makan sandwichnya di mana? Soalnya di kantin banyak debu lagi renov," beritahu Ghufaira, belum sempat Elzio membalas gadis itu melanjutkan. "Kalau makan di pinggir taman, sambil dengarin aku lancari hafalan qur'an dan bantu koreksi kalau ada yang salah, kamu keberatan nggak?"
"Aku nggak bisa, Ra. Kita cuma berdua nanti di sana—"
"Eits tenang, ada gue kok," sahut sebuah suara membuat Elzio sadar bahwa ternyata ada April, teman baik Ghufaira yang kebetulan satu organisasi juga. "Yuk El, kita di taman aja. Ngadem di sana."
Ingin rasanya Elzio menolak dan berkata tidak. Tetapi, melihat raut Ghufaira yang memerah menahan malu karena beberapa orang tampak kepo menanti jawaban akhirnya Elzio mengangguk karena tidak tega membuat harga diri gadis itu terluka."Kalian duluan ke sana, nanti aku nyusul."
Ghufaira mengangguk semangat dengan senyum terkembang sempurna, hal yang mungkin bisa membuat banyak lelaki tidak berkedip karena terpesona, namun sayangnya terlihat biasa saja di mata Elzio. Gadis itu menuntun April untuk beranjak duluan sementara Elzio masuk ke kelas dan mengambil paperbag yang tadi pagi di berikan Ghufaira.
Sebelum menyusul, Elzio sempatkan dulu membuka instagramnya. Untuk kesekian kalinya hari ini dia mengunjungi profil Shabira dan berharap ada satu story yang gadis itu unggah namun ternyata tidak ada.
Helaan napas lelah Elzio embuskan sambil memandangi layar ponsel, jarinya gatal sekali ingin mengirim pesan lewat instagram namun Elzio takut Shabira memblokirnya.
Setelah menyakui ponsel, barulah lelaki itu keluar dari kelas dan menghampiri Ghufaira serta April. "Lo ngapain duduk di bawah, Pril? Pindah ke kursi," tegur Elzio saat melihat April duduk lesehan tanpa alas.
April menggeleng. "Gue di sini saja deh, lo yang di atas. Rok gue kependekan, takut ke singkap."
Elzio tak menjawab, lebih memilih duduk di bangku yang juga di tempati Ghufaira. Tidak bersampingan tentu saja karena dia menyimpan tupperware di tengah mereka. Elzio buka kotak makan tersebut dan di ambilnya potongan sandwich yang Ghufaira buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Teen FictionJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...