Assalamu'alaikum...
Udah kasih vote di bab 12, kalau lagi nyantai cek lagi ya pren, siapa tahu ada yang kelewat atau votenya mendadak hilang.
Aku update cepet nih, mana panjang 2500 kata. Bismillah 1K komen <3
Bab ini udah di edit dan di cek, tapi kalau masih ada typo, tolong tandai ya ><
***
"Assalamu'alaikum..." Elzio masuk ke rumah cukup besar dan terasa hangat dengan jantung semakin keras debarnya, usai menghilangnya Shabira, beberapa detik kemudian ada wanita seusia Mama membuka pintu dan menyuruhnya masuk.
"Wa'alaikumsalam, Elzio ya? Temannya Kakak?" sapa Bunda Khadjiah dengan senyum yang mampu menggugurkan kegugupn Elzio secara perlahan. "Maksudnya Shabira. Di rumah suka panggil Kakak, soalnya punya adik. Ayok masuk Nak."
Elzio mengangguk dan tersenyum, lalu duduk karena Bunda mengisyaratkannya begitu. "Maaf ya, Nak. rumahnya berantakan begini," kata wanita itu dengan senyum hangat tidak enak.
"Nggak kok, Bu. Rumahnya nyaman dan hangat. Pasti kalau kumpul-kumpul keluarga rumah Shabira yang di incar," tebak Elzio. Itu sungguhan pujian, entah bagaimana cara menjelaskan rumah Shabira. Memang tidak seluas rumahnya, tapi Elzio bisa rasakan bahwa rumah ini sangat hangat dan memberikan energi positif. Adapun tebakannya mengenai perkumpulan di rumah ini, itu karena Elzio melihat banyak foto keluarga besar yang tergantung di dinding, yang kemungkinan besar di ambil di dalam rumah ini.
Bunda Khadijah tertawa mendengar itu. "Iya betul. Mungkin karena ada di tengah-tengah, kadang sanak saudara pengennya kumpul di sini," ucapnya membenarkan. "Mau minum apa El?"
"Air putih aja, Bu."
"Bunda aja, lebih enak di dengarnya. Semua teman Kakak manggil Bunda."
Elzio mengangguk dengan senyum tipis.
"Ya sudah, Bunda tinggal dulu ke dapur ya, sekalian susulin kakak sama ayahnya. Itu anak emang agak agak, langsung kabur gitu aja" Bunda Khadijah akhirnya pamit meninggalkan Elzio sendirian. Lelaki itu menunduk karena merasa malu dan tidak sopan kalau dia memerhatikan isi rumah padahal dia sangat ingin memerhatikan foto-foto anak kecil perempuan berkerudung yang Elzio yakini adalah Shabira.
Suara langkah yang terdengar ragu-ragu membuat Elzio mendongak dan mendapati bocah lelaki berbadan cukup gemuk sedang menuruni tangga. Dari wajahnya, sudah bisa Elzio tebak itu adalah adik Shabira karena mereka sangat mirip.
Adam, akhirnya sampai di lantai bawah, dia melirik Elzio diam-diam, inginnya langsung pergi saja ke dapur, namun dia tahu tindakkan itu tidaklah sopan. Maka Adam putuskan untuk berjalan menuju Elzio, hendak menyapa namun suara lelaki itu terlebih dahulu memberi salam. "Wa'alaikumsalam," jawab Adam. "Aku Adam, adiknya Kakak," katanya memperkenalkan diri.
Adam menyalami tangan Elzio yang terasa lembut, lalu duduk di samping lelaki itu karena Elzio menepuk sofa tersebut. "Namaku, Elzio."
Adam langsung mendongak, memerhatikan wajah Elzio lekat. Hmm, jadi ini gebetan kakaknya itu. "Jadi abang ini calon ayang itu ya?"
"Ya?" sahut Elzio kaget.
"Kakak suka panggil Bang Elzio calon ayang. Suka teriak-teriak katanya di telepon calon ayang, di hape kakak juga ada nomor yang di namain calon ayang. Itu Bang El 'kan?" tanya Adam.
Elzio berdeham, menggaruk telinganya yang terasa panas, jadi Shabira menamainya calon ayang? Benarkah? Ayang berarti 'sayang' kan? Entah kenapa mengetahui itu membuat Elzio rasanya ingin tersenyum dan tertawa senang, namun sadar bukan hanya ada dirinya, jadi Elzio tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Genç KurguJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...