Assalamualaikum bestie 😚
Hehe kita ketemu lagi, makasih lho buat kalian yang udah mau tah aku di story! Seneng deh 🥰
***
Elzio menunduk, memerhatikan tangannya yang sedikit gemetar. "Tapi kalau kamu pengen tahu, sebenarnya akhir-akhir ini nama kamu sering aku sebut di depan Allah," lanjut Elzio. "Apa kamu keberatan, kalau di setiap doa yang aku panjatkan ada nama kamu aku selipkan?"
***
Bertepatan pertanyaanya yang rampung, Elzio beranikan diri untuk mendongak karena tidak juga ada jawaban dari Shabira. Dan apa yang dia lihat adalah Shabira yang terdiam, pandangannya kosong, seolah raganya di sini tapi jiwanya entah di mana.
Elzio menunduk lagi, masih ada hal yang harus dia katakan pada Shabira.
"Tadi kamu nanya, apa aku suka sama kamu? Jujur aku bingung gimana jawabnya. Kalau jawab 'Iya' lalu apa seudahnya? Kamu mengharapkan status? Kayak pacaran seperti orang lain? Jujur, aku nggak bisa, aku nggak berani, Farahani. Tapi kalau jawab 'Nggak' jelas aku lagi membohongi diri sendiri," jelas lelaki itu.
Elzio menarik napas, mengendalikan degup jantungnya yang berantakan. Lalu melanjutkan. "Rumit ternyata jatuh cinta saat masih muda. Tapi namanya juga 'Rasa' bisa muncul kapan aja, nggak bisa di cegah. Tapi kita bisa mengendalikannya, 'kan?" tanyanya.
Tapi, agaknya Elzio tidak membutuhkan jawaban karena detik berikutnya lelaki itu kembali bicara. "Kamu udah tahu gimana perasaan aku sama kamu. Maaf kalau aku nggak bisa ngasih 'Ke jelasan' yang kamu ingin," lelaki itu berujar dengan senyum kecil. "Semuanya kembali lagi sama kamu, Shabira. Kalau kamu ingin menikmati masa muda seperti teman lainnya, pacaran maksudku, aku nggak bisa. Aku cuma bisa usahain dan perjuangin kamu lewat doa."
"Soal 'Kenapa aku nggak kasih kabar kamu duluan' jujur, aku juga ingin, tapi aku tahan. Kamu tahu rasanya nahan rindu tapi cuma bisa berdoa tanpa bisa ungkapin langsung ke orangnya?" tanya Elzio lagi, senyumnya kini terbit lebih lebar. "Rasanya luar biasa. Aku kangen kamu tapi aku ngadu nya sama Allah, dan lihat Allah itu maha penyayang, Allah kirim Adam, dia chat aku dan dari situ aku bisa tahu kabar kamu.
Besoknya aku kangen lagi sama kamu, aku berdoa lagi sama Allah, ngadu lagi sama Allah. Nggak lama kemudian, Nadia dm aku, ngedadak undang aku buat datang ke ulang tahunnya, suruh bareng sama kamu pula. Allah selalu kasih jalan buat aku biar bisa ketemu sama kamu. Allah dengar doa aku."
"Jadi Farahani, maksudku, nggak semua usaha yang aku lakukan bisa kamu lihat dengan mata kamu. Teman kamu ada benarnya, lelaki yang suka sama kamu mungkin bakal chat kamu duluan. Tapi tiap orang punya kepala berbeda dan juga jalan pikiran yang nggak sama. Dan aku lebih percaya melibatkan Allah dalam urusan perasaan. Bukan dengan pesan."
Elzio selesai. Dia melirik Shabira yang ternyata sudah berderai air mata. Lelaki itu jelas kaget, kenapa Shabira hobi sekali membuatnya syok begini?
"Shabira kenapa?"
Shabira menggeleng sambil turun dari mobil. "Ayok El, aku pengen ice cream," ujarnya sambil pergi tanpa mengusap air matanya.
Elzio melongo, memerhatikan Shabira yang berjalan dengan kedua bahu berguncang. Ya Allah, apa dia salah bicara?
***
"Udah mau bicara sama aku?" Shabira melirik Elzio yang berdiri di sampingnya sembari menatap ke depan, pada Adam yang tampak sibuk memasukan bola demi bola pada ring.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Teen FictionJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...