Assalamualaikum bestie...
Lama tak bersua yaakk wkwk
Sebagai info, aku ketik ini dalam keadaan mood buruk. Semoga kalian bisa menikmati walau isinya garing dan nggak jelas :)
***
Shabira menoleh ketika merasakan lengannya di sikut oleh Adam, lalu cepat-cepat menatap pada wanita yang kini menyapanya dengan salam.
"W-walaikumssalam, tante." Shabira tatap mata indah milik Mama Elzio, seketika gugup itu kembali hadir lebih besar dari sebelumnya, Shabira bahkan menahan napas sambil mencengkeram erat tali slingbag nya.
"Nama tante Arumi, mamanya Elzi— Ya Allah nak, kamu mimisan!" seru Arumi panik, mendekat pada Shabira lalu menyeka hidung gadis itu agar darah berhenti keluar.
"Bawa tissue nggak, Ma?" tanya Elzio selagi membuka handbag Arumi.
"Adanya sapu tangan, bersih kok, pakai aja."
Di keluarkannya sapu tangan itu, lantas memberikannya pada Arumi. "Shabira—"
"Nggak apa-apa, El. Nggak sakit, kok," sela Shabira meringis, "Duh tante, maaf ya ngerepotin."
Arumi menggeleng. "Ngerepotin apa, sih? Kita ke Rumah sakit, ayok."
"Jangan!" tolak Shabira panik. Buset, kalau dia di bawa ke rumah sakit, Shabira harus menjelaskan dengan cara apa bahwa akibat mimisan ini karena ketemu camer?
"Maksudku, aku nggak apa-apa, kok, Tan. Beneran. Aku ke air aja dulu bentar, ya. Permisi." Shabira berlari kecil sambil mendongakkan kepala sementara tangannya terus menyeka hidung agar darah tidak keluar lagi.
Dalam hati gadis itu menggerutu, mengutuk diri sendiri yang bisa-bisanya mimisan ketemu calon mertua!
"Sebenarnya lo ada masalah apa, sih?!" sentaknya, menekan hidung sendiri. "Kenapa lo selalu malu-maluin gue!"
Sementara Shabira pergi ke toilet, Elzio hanya diam menatap khawatir pada punggung gadis itu yang semakin mengecil sebelum hilang di telan kerumunan. "El, kok, Shabira bisa mimisan, sih? Lagi sakit?" tanya Arumi.
Elzio menggeleng. "Dia baik-baik aja sebelum ini, sempet ngambek tadi. Tapi nggak sakit sama sekali. Iya, kan, Adam?" lelaki itu menoleh pada Adam yang bisa-bisanya masih santai memakan Amos di tangannya. "Adam?"
Adam mengangguk, menyelesaikan kunyahannya lalu menyahut. "Jangan khawatir bang. Kakak emang aneh."
"Aneh gimana?" Arumi bertanya bingung.
"Ya aneh kayak gitu," kata Adam nyengir.
"Dia gugup kayaknya," simpul Elzio. Teringat kembali kejadian saat pertama kali dia menemui gadis itu ke kelas. "Mama bisa susul dia nggak?" pintanya pada sang Mama. Elzio khawatir Shabira tidak akan keluar dari toilet sampai Mall tutup karena gugup dan malu.
Arumi mengangguk, wanita itu menitipkan beberapa kantung belanjaan lantas pergi menyusul Shabira. Syukurlah, di toilet itu tidak terlalu banyak orang sehingga Arumi bisa mengenali Shabira dengan mudah. "Shabira?"
Shabira menoleh kaget. "Eh, tante. Aku udah selesai, kok."
"Tenang. Tante nggak galak, kok. Jangan gugup gitu," tegur Arumi dengan senyum geli. Walau Shabira tidak bisa melihat senyumnya karena tertutup cadar, tapi mata bening Arumi menyorot demikian. "Kamu nggak apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Novela JuvenilJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...