Assalamualaikum...
Walau telat sehari but... selamat hari raya Idul Fitri temen semua, mohon maaf lahir batin, minal aidin wal faidzin yaaa 🤗✨
***
Shabira menatap lesu pada layar ponselnya yang baru saja berdenting, tentu lesunya berasalan karena pesan yang masuk ke ponselnya bukan pesan dari calon ayang.
"Udah dua minggu padahal nggak pernah chat, nggak kangen apa?" keluhnya frustrasi.
Sudah sejak dua minggu terakhir pertemuan mereka, keduanya tidak saling berkomunikasi. Hari itu, setelah makan bersama dengan Mama Arumi, Elzio lantas mengantarnya pulang dan setelahnya mereka tidak lagi bertukar kabar.
Shabira sudah tahu alasan Elzio tidak pernah mau mengirim pesan padanya. Dan Shabira juga mencoba untuk menahan diri agar tidak mengirim pesan lebih dulu karena ingin menerapkan apa yang Elzio lakukan.
Tapi ternyata, rasanya sesulit ini.
"Astagfirullahaldzim," gumam Shabira saat tidak sadar jemarinya membuka ruang chatnya dengan Elzio. Hampir saja dia mengirimkan pesan pada lelaki itu, untung saja ucapan Elzio waktu lalu berdengung di telinga.
"Kalau kangen ngadunya sama Allah aja," ucapnya pada diri sendiri lantas Shabira bangkit dari rebahannya tepat saat adzan subuh berkumandang.
Turun dari ranjang Shabira bergegas masuk ke kamar mandi untuk bersiap menunaikan shalat subuhnya.
"Kakak!" Suara Bunda Khadijah melengking nyaring bersamaan dengan ketukan yang tidak santai. "Kak bangun Kak, subuh!"
"Iya bun, udah bangun!" Shabira menjawab sama berteriak selagi berjalan mengenakan mukena. Di bukanya pintu kamar dan terpampanglah sosok Bunda yang amat dia sayangi. "Bun, kan, kakak udah bilang. Kalau bangunin tuh jangan teriak gitu."
"Kalau nggak teriak, kakak nggak akan bangun!" dengkus Bundanya. "Tapi udah dua minggu ini kakak cepet bangun loh. Shalat subuhnya udah nggak pernah ketinggalan. MasyaAllah anak Bunda, pasti lagi ada maunya ya?"
Shabira nyengir, gadis itu keluar dari kamar lantas menutup pintu dan mulai berjalan menuju mushola yang memang di bangun Ayah Ridwan khusus untuk istri dan anaknya Shalat berjamaah.
"Kakak lagi ngencengin doa sama Allah," celetuk Shabira sembari mengamparkan sejadah. "Kira-kira, Allah bosen nggak ya, dengar doanya Kakak, Bun?"
Bunda Khadijah memicing mata. "Emang doanya kakak apa?"
"Mau Elzio jadi imam di hidup kakak. Hehe."
***
"Assalamualaikum!"
Mama Arumi, dengan senyum sumringah menyambut kedatangan Elzio yang baru saja pulang dari masjid setelah shalat subuh berjamaah dengan warga kompleks.
"MasyaAllah anak mama Shaleh ganteng sekali," cetus Mama Arumi, menatap Elzio dari atas hingga bawah. Anaknya semakin tampan dengan kemeja koko hitam dan sarung berwarna senada, kepala tertutup peci serta tangan yang memegang tasbih tidak berhenti bergerak membuat wanita itu tahu anaknya masih saja berdzikir.
Di pandanginya anak tampannya itu dengan mata berbinar menggoda dan senyum yang kelewat lebar.
Elzio yang semakin lama semakin risi dengan tatapan sang Ibu lantas menghentikan dzikirnya dan bertanya. "Kenapa Ma?"
"Sejak kapan kamu suka sama Shabira, El?" tanya Mama Arumi. Waw, pertanyaan tak terduga yang lumayan membuat Elzio terkejut.
"Kenapa memang?" Elzio menjawab dengan tanya, menggiring sang mama yang masih mengenakan mukena untuk masuk ke dalam dan duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE SHADOW OF PRAYER
Teen FictionJudul awal : Hey, Crush! Shabira Farahani Widji, sudah satu tahun diam-diam naksir Elzio Prasaja. Si lelaki yang terkenal dingin. Suatu hari, karena di prank temannya, Shabira mengalami hal memalukan yang tak pernah bisa dia lupakan tapi juga dia sy...