15

173 24 2
                                        

Taehyun berlari menuju rumahnya, meninggalkan yang lain. Ia tak peduli dengan orang-orang yang menatapnya heran, muka merah padam dan air mata terus mengalir. Dia mengkhawatirkan Hyung-nya.

Pintu di buka kasar oleh Taehyun mengagetkan orang tuanya yang tengah bersantai.

"Hei nak ada apa?" Panik Sang ibu saat melihat  putranya menangis.

"Eomeoni hiks.. Jungkookie Hyung hiks" Taehyun kesulitan berbicara karena isak-kannya.

"Suttt tenang dulu" Ucap ayahnya sambil mengelus surai Taehyun.

Setelah beberapa menit Taehyun mulai tenang, tapi masih terdengar isak-kan lirih dari Taehyun.

Ayahnya pun bertanya,
"Apa yang terjadi pada Hyung-mu?"

Taehyun menatap ayah dan ibu nya, matanya kembali mengeluarkan air mata. Dia menggigit bibirnya, mencoba untuk kembali tenang.

"Hyung akan di eksekusi besok tepat sebelum peraturan baru akan di sahkan"

Ucapan Taehyun seperti petir di siang bolong, kenapa putranya di eksekusi? Dan soal peraturan baru itu mereka sudah tau dari tetangga mereka.

"Apa? Kenapa Hyung-mu bisa di eksekusi?" Tanya sang ibu.

"Hyung menentang peraturan baru yang Raja buat tadi Eomeoni, aku takut Hyung akan meninggalkan kita" Lirih Taehyun.

"Abeoji juga jika ada di posisi Hyung-mu, abeoji akan menentangnya. Hyung-mu tau bahwa peraturan baru itu benar-benar keji, sesekali menentang ucapan Raja tidak masalah bukan?" Ucap ayahnya berusaha meyakinkan putra kecil mereka.

"Besok, jangan berbuat hal yang bisa memberatkan Hyung-mu. Kau tau kan bahwa Raja kita tidak pernah berbelas kasihan" Sang ayah memperingati Taehyun karena dia tau Taehyun akan bertindak semaunya.

"Ingat pesan-

Perkataannya terpotong saat putra sulungnya membukakan pintu,

"Aku pulang, eh? Yaak Taehyun-ah kamu abis menangis?" Tanyanya saat melihat keadaan adik bungsunya yang terlihat kacau.

Taehyun dengan cepat memeluk Hyung-nya itu dan kembali menangis, Jin menatap kedua orang tuanya dengan padangan bertanya.

"Jungkook akan di eksekusi besok sebelum peresmian peraturan baru" Ucap sang ibu.

"Apa? Kenapa bisa?" Jin terkejut, dirinya seharian ada di dapur Istana. Tidak satu orang pun yang membahas soal Jungkook yang akan di eksekusi, kalau peraturan baru itu dia tau karena teman-temannya bergosip di dapur Istana.

"Adikmu menentang peraturan itu, berujung dia yang akan di hukum" Ujar ayahnya.

"Astaga.. Pasti sekarang Jungkook ada di sel tahanan, makanan tahanan tidak enak semua" Ucapan Jin membuat tangisan Taehyun semakin keras.

"Tenanglah mungkin hukuman kecil yang akan dia terima, Hyung-mu pasti mendapat sedikit keringanan. Kalo sampai algojo nya turun ke lapangan baru kita bertindak" Sambung Jin.

"Kita berdoa saja, semoga besok Hyung-mu tidak mendapat hukuman yang berat" Ucap ayahnya.

.

.

.

Setelah pergian Taehyun dan teman-temannya, Suga langsung menjambak rambut Jimin.

"Akhh Hyung sakit, aduhh" Ringis Jimin sambil menepuk-nepuk tangan Suga, berharap jambakannya di lepaskan.

"Yaak bantet, kamu hampir membuat rencana yang aku susun bertahun-tahun hancur dalam sekejap!" Suga menguatkan jambakannya.

"Mian Hyung, waktu itu aku lupa menggunakan alat komunikasinya dan aku melihat kakek Hyung  disana yang aku kira itu Hyung. Untung nya Mingyu menyuruh Vernon bergegas menghampiriku, jadi semuanya aman" Jelas Jimin.

Daechwita | Kookga [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang