Daechwita | Kookga [On Going]

18

Di sebuah bebatuan besar di sungai, terlihat seorang pemuda yang tengah duduk sembari menatap langit. Dirinya sedang mengingat memori kelam, yang membuat dirinya dan teman-temannya berada di zaman ini.

Membuat projek yang bisa di bilang mustahil untuk di wujudkan, awalnya di tolak mentah-mentah oleh beberapa sponsor dan ilmuwan. Bahkan dirinya sempat di sebut gila karena memiliki ide untuk pergi ke masa lalu.

"Semuanya gara-gara kakek tua itu" Gerutu Suga.

"Kapan ini berakhir" Gumamnya sambil menatap langit.

Dirinya kini mengingat awal mula dia bertemu dengan teman-temannya dan mereka memutuskan membuat ide projek mesin waktu yang bisa di bilang tidak masuk akal ini.

Flashback on

Suga hanya lah pemuda biasa yang menginginkan kehidupan yang indah seperti yang lain, tapi harapannya hancur saat dirinya di ceritakan sebuah kisah. Kisah dari kakek moyang nya, yang terkenal karena kesadisan dan ketamakannya semasa memimpin Kerajaan Jeoseon.

Dirinya kesal saat mendengar cerita dari eomma-nya, bagaimana bisa Raja berperilaku seperti itu kepada rakyatnya? Dan itu semua berimbas pada keluarganya, Suga ingin sekali mencekik dan meneriaki dia dengan sebutan 'raja bodoh'. Tolong ingatkan Suga okay?

Karena kakek moyang bodohnya, dia sendiri yang harus mencari kerja. Keluarganya sudah di blacklist oleh banyak perusahaan dan juga tempat kerja lainnya.

Eomma-nya bilang, jika saja kakek moyang nya memimpin dengan benar. Maka keluarga nya pasti kaya raya, tidak kesusahan seperti sekarang ini. Dan sekarang Suga bekerja sebagai pengantar pizza, itu pun karena terpaksa mereka menerima Suga bekerja disana.

Dan tanpa sepengetahuan orangtuanya Suga sering pergi mengamen, bukan menyanyi melainkan memainkan piano. Dari mana piano nya? Jelas yang tersedia di jalan, kalian tau piano yang selalu ada di rute pejalan kaki? Pokoknya disitu, setiap Suga pulang bekerja dan ada waktu santai dia akan memainkan beberapa bait not piano. Entah itu lagu terkenal atau buatannya sendiri.

Jari-jari Suga yang indah menekan tools piano menghasilkan melodi merdu, membuat semua orang terkagum kagum. Tidak lupa mereka memberi sedikit uang dan beberapa selebaran kertas, sepertinya untuk audisi.

Setelah kerumunan orang-orang itu pergi, seorang pemuda menghampirinya.

"Wahh permainanmu sangat bagus" Katanya.

"Terimakasih" Ucap Suga dengan senyum yang  memperlihatkan deretan gigi yang rapi.

'menggemaskan' satu kata yang cocok untuk Suga.

"Apa kamu seorang musisi yang tengah melakukan acara kamera tersembunyi?" Tanya pemuda itu dengan melihat sekeliling.

Suga pun terkekeh lalu menggelengkan kepalanya,
"Hahaha, aku tidak melakukan acara apapun dan aku hanyalah pengamen biasa. Tapi menjadi musisi adalah cita-citaku"

'Pengamen katanya? Tapi dia memiliki skill yang sama dengan musisi hebat yang aku kenal' Pikir pemuda itu.

"Apa ada hal lain yang mau kamu tanyakan? Aku harus pergi" Kata Suga.

"Eh? Perkenalkan aku Mingyu, dan kamu?"

"Aku Suga, dan sepertinya aku lebih tua dari kamu jadi panggil aku Suga Hyung" Ucap Suga sambil meneliti Mingyu.

"Baiklah Hyung" Katanya tidak lupa tersenyum kearah Suga.

Mereka berjabatan tangan sebagai tanda perkenalan. Kemudian Suga melihat jam tangannya, wajahnya terlihat panik.

"Maaf aku harus pergi"

Mingyu belum berkata apa-apa tapi Suga sudah pergi berlari, mungkin Suga punya hal yang mendesak.