بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Ada dua cara untuk menjalani hidup yang menyenangkan, entah itu di dalam hati seseorang ataukah dalam doa seseorang. "
– Ali bin Abi ThalibSebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.
Happy Reading.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Tet..tet..tet
Bunyi bel, tanda kelas akan segera di mulai. Murid-murid yang masih berada di luar kelas pun lantas memasuki kelasnya masing-masing. Seperti halnya laki-laki yang sedang duduk di bangku tempatnya berada, kini ia memerhatikan kedua temannya yang sedari tadi berbicara mengenai hafalan.
"Gimana? Udah nambah hafalan mu fin?" Tanya Laki-laki berkulit sawo matang dan alisnya yang tebal serta bulu mata yang agak lentik menambah kesan tampan pada wajahnya. Namanya Naufal.
"Belum lah, masih proses perbaikan bacaan dulu, baru mau lanjut." jawab Laki-laki yang bernama Daffin, ia duduk bersebelahan dengan meja Naufal.
"Emang udah sampai mana kamu hafalannya?" tanya Laki-laki yang duduk di belakang Naufal. Ia Reyzan, panggil saja Rey.
"Baru juz 2, ayat 200." jawab Daffin dengan jujur. Rey yang mendengar nya pun mengangguk.
"Target mau 10 juz dulu kan?" tanya Rey
"Iya, tapi aku ga yakin bisa sampai 10 juz, 2 juz aja aku belum hafal betul." tutur Daffin dengan raut wajah yang agak sedih.
"Harus yakin lah fin, karena itu kunci buat hafalan makin semangat, aku yakin kamu bisa hafal nanti." ujar Naufal menyemangati Daffin.
"Besok-besok ke rumah aku, kita ngaji bareng." ajak Rey kepada kedua temannya itu.
"Boleh tuh, nanti sekalian murojaah bareng." saut Naufal sambil mengacungkan jempolnya ke depan Rey.
Bertepatan dengan itu, guru pun memasuki kelas mereka yang tidak terlalu ramai seperti kelas lainnya, karena penghuni kelas XI TKRO 1 ini adalah kaum adam yang terkenal baik-baik.
"Dah, lanjut nanti, udah ada guru." ujar Rey.
Mereka pun merubah posisi duduk menjadi lebih rapi. Kelas mereka pun kini sudah memulai pelajaran seperti biasa.
Di lain sisi, kedua perempuan yang sedang mengerjakan soal agama di meja mereka masing-masing. Siapa lagi jika bukan, Raisha, dan Shiva. Karena Zia berbeda kelas dengan mereka. Posisi duduk mereka berderetan di barisan meja paling pojok kanan dekat pintu masuk. Mulai dari Raisha yang duduk di bangku paling depan. Di susul Shiva di bangku kedua.
Hari ini kelas mereka mendapatkan jadwal mata pelajaran agama dan ppkn. Agama salah satu pelajaran favorit seorang Raisha. Jadi, nilai agamanya di rapot pun tidak pernah kurang dari 90. Raisha tidak mengaku dirinya cerdas, dia anggap dirinya biasa saja. Sebab, jika ia mendapatkan nilai sedikit di atas Kkm yaitu 76. Dirinya sudah bersyukur. Walaupun dirinya selalu mendapat nilai 90 lebih. Suatu keberuntungan yang harus di syukuri.
"Udah kelar belum Shiv?" tanya Raisha yang kini duduk menghadap ke samping kirinya agar bisa melihat ke meja Shiva.
"1 soal lagi Sha." jawab Shiva yang masih sibuk mencari jawaban soalnya.
"Oke, semangat ya." ucap Raisha menyemangati Shiva.
Raisha yang sudah selesai dan tidak tahu harus melakukan apa kini memilih berdzikir dan membaca buku paket agama sejenak sampai waktu mata pelajaran agama selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]
SpiritualKisah perempuan yang memiliki rasa kagum kepada laki-laki yang bercita-cita menjadi seorang ustadz. Lalu lama-kelamaan rasa kagum itu menjadi suka dan cinta. Lantas, bagaimana jadinya jika laki-laki itu ternyata memiliki rasa cinta kepada perempuan...