بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Siapa yang menyadari akan kebesaran Allah tidak akan pernah merasa nyaman dalam melakukan perbuatan maksiat."
– Ibnu Qayyim al-JauziyahSebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.
Happy Reading. Jangan lupa Vote.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Langit tampak berwarna biru kejinggaan menandakan waktu telah menginjak sore hari. Para murid-murid di koridor sekolah kini berhamburan di luar kelas, mereka akan pulang menuju rumah masing-masing.
Ketiga perempuan berjalan bersama menuju gerbang sekolah dengan tas yang berada di pundak mereka. Seperti biasa, salah satu dari mereka biasanya akan ikut di antar oleh mobil milik temannya. Tapi ia lebih memilih menunggu kakak laki-lakinya menjemput di tempat duduk halte.
"Beneran ga mau ikut sha?" tanya Shiva memastikan, ia tengah berdiri di samping Zia.
"Iya, aku nunggu Bang Gibran aja." jawab Raisha, kini ia telah duduk di halte.
"Yaudah kalau gitu, kita berdua duluan ya." ucap Shiva yang ingin beranjak menuju mobil nya.
"Hati-hati ya sha, kalau ada apa-apa langsung telfon aku." ucap Zia sambil bergaya menelfon.
"Iya-iya, dikira aku anak kecil apa." ujar Raisha sambil tersenyum, ia mencubit pipi cubi milik Zia.
"Aaaduh, iya-iya sha lepasin dong, aku mau pulang nih." pinta Zia yang pipinya dicubit oleh Raisha.
Raisha yang merasa puas mencubit pipi cubi Zia pun melepaskannya.
"Yaudah gih sana, kasian Pak Asep udah nunggu lama di mobil." usir Raisha kepada kedua temannya yang masih berada di halte.
"Assalamu'alaikum." salam Shiva dan Zia bersama.
"Wa'alaikumussalam." jawab Raisha.
Shiva dan Zia pun berjalan mendekat ke mobil yang sedari tadi menunggu mereka di sebrang jalan. Sedangkan Raisha melihat ke arah kedua temannya itu yang sudah berjalan menjauh darinya.
Mobil hitam milik Shiva telah meninggalkan lokasi sekolah. Raisha yang berada di halte busway hanya terdiam menunggu kakak laki-laki nya. Disebelahnya ada beberapa murid yang memang sepertinya menunggu jemputan juga.
Sebuah motor ninja berwarna merah berhenti di depan halte tempat duduk Raisha. Terlihat kini laki-laki tengah membonceng seorang perempuan di belakangnya.
"Sha, kamu pulang sama siapa?" tanya Laki-laki tersebut dengan helm hitamnya.
"Sama Abang, aku lagi nunggu di jemput." jawab Raisha, ia biasa saja saat melihat laki-laki itu membonceng perempuan.
"Oh, yaudah hati-hati. Aku duluan." ucap Galang dengan senyum.
Perempuan yang tengah diboncengi Galang memasang wajah tidak suka. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ingin rasanya ia memeluk laki-laki yang berada di hadapannya, tapi karena masih mengingat mereka di area sekolah membuatnya menaruh tangannya di atas pahanya.
"Iya kak." ucap Raisha dengan menundukkan kepalanya ke bawah.
Galang pun mengegas kembali motor ninjanya. Setelah ia menjauh dari area sekolah. Adzan berkumandang dari dalam masjid di sekolah mereka.
Raisha yang mendengar adzan lantas memilih untuk kembali masuk ke dalam sekolah. Ia akan menunaikan Sholat Ashar di masjid sekolahnya saja. Sebelum itu ia mengabari kakaknya melalui aplikasi whatsapp.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]
SpiritualKisah perempuan yang memiliki rasa kagum kepada laki-laki yang bercita-cita menjadi seorang ustadz. Lalu lama-kelamaan rasa kagum itu menjadi suka dan cinta. Lantas, bagaimana jadinya jika laki-laki itu ternyata memiliki rasa cinta kepada perempuan...