PART 18 - RA

134 30 12
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Karena itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."
- Imam Syafi'i

Sebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.

Happy Reading. Jangan lupa Vote.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Laki-laki beralmater putih dengan name tag Alvin Dewantara M.Ked, SpB itu berada di belakang Raisha. Ia memasukkan kedua tangan di saku celana hitamnya. Perempuan yang terlihat terkejut atas kehadirannya itu mengalihkan pandangannya.

Alvin tidak berpikir panjang, dirinya mendekati bangku panjang yang diduduki oleh Alya. Tidak terlalu dekat, masih ada jarak diantara keduanya. Ia tahu batasan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahram.

"Oh, kakak yang lamar Alya." ucap Raisha mengangguk, ia seakan tahu bahwa itu akan terjadi.

Alya yang mendengar ucapan Raisha yang terkesan biasa lantas menaikkan pandangannya ke arah temannya itu. Ia mengangkat kedua alisnya. Ia kira Raisha akan terkejut karena yang melamarnya adalah seorang Dokter Bedah yang banyak di kagumi oleh para karyawan rumah sakitnya.

"Kamu engga kaget sha?" tanya Alya dengan nada lirih agar laki-laki di sampingnya tidak mendengar.

"Engga terlalu, lagian aku juga udah duga dia bakal lamar kamu." ucap Raisha santai.

"Kok bisa?" tanya Alya heran, wajahnya ia maju kan ke depan Raisha.

Raisha merasa jika temannya itu sangat tidak peka. Padahal dari awal masa co-ass, laki-laki itu sudah menampilkan rasa ketertarikan pada Alya, ya mungkin lebih tepatnya menyukainya. Dan fakta paling mengejutkannya adalah ia salah satu kakak kelas di sekolahnya dulu, salah satu kembaran dari Alvan Dewantara yang pernah mengusirnya dari meja kantin khusus gengnya.

'Dasar ga peka' batin Raisha

"Bisa lah, terus jawaban kamu apa?"

"Diterima."

Bukan, bukan Alya yang menjawab. Melainkan si laki-laki yang duduk di samping Alya. Raisha mencebikkan bibirnya, ditanya siapa tapi yang menjawab siapa, kesalnya.

"Kapan akadnya?" tanya Raisha kembali.

"Ahad besok." jawab Laki-laki itu lagi.

"Heh, cepet banget?" ucap Raisha dengan raut wajah yang sedikit terkejut.

"Lebih cepat lebih baik bukan?" tanya Laki-laki itu dengan menaikkan alis hitam lebatnya.

"Hm" respon Raisha singkat.

"Agaknya Kak Alvin ngebet nikah sama kamu Al." bisik Raisha dengan tangan kanannya yang menutup samping wajahnya.

Alya yang mendengar bisikkan temannya itu hanya merespon dengan anggukan.

"Saya dengar sha." ucap Alvin, si Dokter Bedah yang di kagumi banyak kaum hawa di rumah sakit.

"Hehe, maaf kak." ucap Raisha sambil menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

Setelah itu mereka berdiam tanpa ada percakapan yang berlanjut. Beberapa menit kemudian datanglah seorang laki-laki beralmater putih dengan senyum terukir dibuah bibirnya. Terpampang jelas name tag disana bernama Alvaro Mahendra M.Ked, SpRM. Seorang S2 Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi. Kulitnya yang putih dan alis yang tidak terlalu tebal dengan bulu mata yang lentik, ditambah hidungnya yang mancung itu membuat banyak kaum hawa menaruh rasa padanya.

Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang