PART 17 - RA

119 30 7
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Penyesalan: perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik."
- Syaikh Abdul Qadir Jaelani

Sebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.

Happy Reading. Jangan lupa Vote.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Tujuh tahun berlalu begitu cepat. Siapa sangka seorang perempuan yang dulunya ingin menjadi seorang dokter kini telah mendapat gelar M.Ked, SpA yaitu S2 Ilmu Kesehatan Anak. Prinsipnya yang kuat serta doa dan usaha membuatnya mudah menggapai impiannya. Banyak orang yang terkagum padanya karena telah menjadi dokter di usianya yang baru menginjak dua puluh empat tahun.

Walaupun ia telah menjadi dokter, bukan berarti kewajibannya sebagai seorang muslimah juga terlalaikan. Ia bekerja di sebuah rumah sakit yang mengkhususkan wanita berpakaian tertutup sesuai ajaran agama islam. Dengan khimar yang panjang selutut dan gamis tanpa menampakkan lekuk tubuh khusus seorang dokter.

Ia sangat bersyukur atas pekerjaanya itu. Sesibuk apapun ia bekerja disana, tidak membuatnya menunda waktu sholat. Karena setiap waktu sholat tiba rumah sakit disana akan dipending sementara. Jika memang mendadak disaat itu, biasanya tetap ada yang melayani yaitu dokter atau perawat wanita yang sedang datang bulan.

Seperti halnya sekarang, perempuan itu kini tengah mengobati beberapa pasien yang masih belia. Stetoskop telah terpasang ditelinganya guna mendengar detak jantung pasien. Sesekali ia menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien tersebut.

"Apa yang kamu rasakan dek, selain pusing dan mual?" tanya Dokter yang tengah memeriksa anak belia berumur 5 tahun diranjang pasien.

"Perut Tasya sakit dokter." jawab Anak belia itu sambil memegang perutnya dengan wajah yang pucat.

Perempuan yang dipanggil dokter tersebut mengangguk paham. Netranya beralih kepada wanita yang berkepala tiga di samping kanannya.

"Terakhir anak ibu makan apa?"

Wanita yang ditanya itu pun lantas menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh dokter muda di samping kirinya.

"Seingat saya, dia makan gorengan di pinggir jalan bu dokter." ucap Ibunya Tasya.

"Bisa jadi gorengan tersebut mengandung bahan kimia yang berbahaya ibu, sehingga anak ibu menjadi keracunan karena makanan tersebut." jelas perempuan yang dipanggil dokter itu.

"Astagfirullah, kok bisa." ucap Ibunya Tasya sambil menutup mulutnya tidak menyangka.

"Ini sudah sering terjadi Bu. Saya harap ibu bisa lebih berhati-hati lagi ya, lebih diperhatikan lagi anaknya dalam masalah makanan." ujar perempuan beralmater putih, ia berjalan menuju meja kerjanya.

Tangannya mengambil pena dan kertas guna menulis resep yang akan diberikan kepada pasiennya.

"Ini resep obat untuk anak ibu ya, bisa ditebus ke bagian farmasi." ucap perempuan beralmater putih itu sambil menyerahkan kertas yang berisi resep obat-obatan.

Ibunya Tasya tersenyum, ia lantas mengambil kertas yang diberikan oleh perempuan tersebut setelah mendekati mejanya.

"Terimakasih Dokter. Apa Anak saya perlu dirawat?"

"Tidak perlu bu, dikarenakan kondisi anak ibu sudah membaik. Pesan saya, tolong jaga pola makannya ya." ujar Perempuan yang dipanggil Dokter itu.

Ibunya Tasya lantas mengangguk kepala paham. Ia kemudian mendekati anaknya yang masih terbaring di brankar rumah sakit, tempat Tasya diperiksa tadi.

Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang