PART 11 - RA

139 42 11
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Obat paling bermanfaat adalah kamu menyibukkan diri dengan berpikir tentang apa yang seharusnya menjadi perhatianmu, dan bukan kepada hal-hal yang seharusnya bukan urusanmu."
- Ibnu Qayyim al-Jauziyah

Sebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.

Happy Reading. Jangan lupa Vote.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Bunyi bel memenuhi koridor sekolah pagi ini. Murid-murid yang berhamburan di lingkungan sekolah segera masuk menuju kelas mereka. Setiap waktu masuk sudah terlewat satu menit itu menandakan jika yang baru sampai di sekolah di nyatakan telah telat.

Lebih baik datang satu jam sebelum bel sekolah masuk berbunyi. Seperti perempuan yang sudah berada di kelasnya setengah jam yang lalu. Ia sedang membaca buku lks yang hari ini menjadi mata pelajaran kelasnya yaitu Bahasa Inggris.

Jujur dirinya tidak mengerti apa arti dari kata-kata yang ia baca di lks tersebut. Hanya beberapa kosa kata yang ia ketahui. Membuatnya menghela nafas karena tidak paham apa yang ia baca sedari tadi. Ingin mentranslate saja di google, tapi tidak enak baginya jika ada guru yang sedang mengajar di kelas.

"Shiv, materi yang disuruh baca maksudnya gimana?" tanya Raisha yang menoleh ke samping kiri, ia kini duduk bersama Shiva.

"Nanti juga dijelasin sama Mrs. Hani." jawab Shiva yang tengah mengalihkan pertanyaan.

"Kamu engga ngerti maksudnya?" tanya Raisha yang kini memasang wajah bingung. Pasalnya ia tahu bahwa Shiva itu pintar Bahasa Inggris.

"Tahu, tapi ga mood ngejelasin." jawab Shiva yang kini tengah membaca buku lksnya.

"Hm, yaudah deh." ucap Raisha paham akan Shiva yang memang kelihatan seperti kurang mood untuk berbicara.

Raisha memposisikan dirinya seperti awal. Matanya kembali menatap buku lksnya. Ia akan menunggu Guru Mapel nya saja untuk menjelaskan maksud materi yang ia baca itu.

Tepat jam sepuluh, bel istirahat berbunyi. Di semester dua ini memang situasi pembelajaran sudah tidak terbatas seperti tahun lalu. Kali ini semua kelas sudah boleh mengikuti pembelajaran dalam satu waktu. Sehingga di jam 07.30 pagi mereka harus sudah berada di sekolah. Dan pulang sekolah pada jam 15.00 sore hari.

Keadaan itu membuat banyak murid menjadi lebih mengenal satu sama lain dengan teman sekelas. Karena saat pembelajaran tatap muka terbatas yang dibagi persesi, membuat mereka tidak mengenal teman berbeda sesi di kelas mereka.

Bisa di pastikan sekarang keadaan kelas jauh lebih ramai dari biasanya. Yang awalnya duduk terpisah sendiri kini sudah boleh bersama dengan dua orang di bangku kelas.

"Raisha, Shiva! Ayo ke kantin." ajak Zia yang kini berada di depan meja kedua temannya.

"Skuy, dah lama ga ke kantin. Bosen deh jajan di koperasi." ujar Shiva yang sudah berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu cepat banget Zi udah ke sini, padahal baru aja bel istirahat." ujar Raisha heran, ia kini berjalan mendekat ke arah Zia berada.

"Aku kan mapel olahraga, jadi selesai duluan. Sebelum bel aku udah nunggu di depan kelas kalian tau." jelas Zia. Kini mereka bertiga berjalan menuju ke arah kantin.

"Ouh iya-iya." ucap Raisha sambil menganggukkan kepalanya.

Saat mereka sudah berada di kantin, keadaan di sana sangat ramai. Murid-murid kelas sepuluh, sebelas, maupun dua belas memenuhi tempat jajanan itu. Membuat mereka bertiga bergeleng-geleng kepala memandang hal tersebut.

Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang