بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Jangan rusak kebahagiaanmu dengan kekhawatiran, dan jangan rusak pikiranmu dengan pesimisme. Jangan rusak kesuksesanmu dengan kecurangan, dan jangan rusak optimisme orang lain dengan menghancurkannya. Jangan rusak harimu dengan melihat kembali hari kemarin."
– Ibnu Qayyim al-JauziyahSebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.
Happy Reading. Jangan lupa Vote.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sudah terhitung dua minggu dimana Raisha mendapatkan perilaku tidak toleran dari Salma dan kedua temannya. Dan juga celaan serta hinaan pula dari Queena dan teman-temannya tanpa Raisha ketahui, bahwa mereka lah penyebab murid-murid di sekolahnya sering kali mengghibahinya. Tapi ia tidak peduli, dirinya juga sudah berusaha untuk tidak berkomunikasi sedikit pun pada Reyzan.
Sebenarnya ia juga tidak sanggup menahan perkataan dan perbuatan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. Sampai ia ingin sekali pindah sekolah dari sana ke pondok pesantren. Tapi mengingat sebentar lagi dirinya lulus, dan tidak mau membuat susah orang tuanya, ia lebih memilih menghadapi kenyataan pahit itu. Diam dan selalu berdoa kepada Sang Pencipta. Memohon kekuatan hati dan mentalnya agar bisa melalui cobaan itu.
Seperti persetujuan kedua perempuan yang terbelit masalah di sekolahnya. Dua minggu telah berlalu yang menyatakan bahwa Raisha bukan lagi seorang Babu dari Salma. Tapi walau begitu, masih ada beberapa murid di sekolahnya yang menghinanya. Ia tidak pernah meladeninya, ia pikir anggap saja itu hanya angin lalu.
Kedua laki-laki yang menjadi penyebab dirinya di bully di sekolah pun kini tidak lagi mendekati dirinya. Mereka acuh seakan tidak pernah mengenal dirinya. Bagus, itu membuat dirinya menjadi lebih tenang walau harus menahan sakit terhadap kata-kata buruk yang masih mengganggu pendengarannya di sekolah.
Mungkin itu salah satu jawaban dari doa-doa yang selalu ia panjatkan di sepertiga malamnya, di jauhkan dari orang-orang yang menjadikan dirinya dibully di sekolah. Kini dirinya menjadi lebih tenang dibandingkan beberapa minggu yang lalu.
"Raisha!" panggil Shiva sambil menepuk bahu untuk menyadarkan Raisha yang sedari tadi melamun.
"Eh, apa?" ucap Raisha terkejut, ia menolehkan kepalanya ke arah Shiva.
"Udah di panggil tiga kali ga nyaut-nyaut, mikirin apa si?" tanya Shiva dengan raut wajah ditekuk.
"Hehe, bukan apa-apa Shiv." jawab Raisha dengan kekehan disertai menggaruk tekuk yang tidak gatal.
Shiva membolakan matanya, ia tahu pasti temannya itu tadi memikirkan perkataan-perkataan buruk dari murid-murid di sekolahnya. Beberapa murid yang pernah menghina temannya itupun jika didengar olehnya, ia pasti akan langsung membela dan menceramahi murid tersebut hingga ia terdiam tidak berkutik.
"Besok kan hari sabtu dan kita libur, aku dah lama engga ke panti asuhan al-hikmah, kamu mau ikut ga?" tanya Shiva tersenyum dan menaik turun kan alisnya.
"Mauu dong! Tapi aku izin dulu yaa sama ibu dan ayah." jawab Raisha tersenyum senang.
"Oke siap."
"Kangen ketemu sama Maryam."
Maryam adalah salah satu anak perempuan yang di asuh oleh panti asuhan Al-Hikmah. Sifatnya yang santun dan ceria membuat Raisha menyukainya, terhitung sudah lima bulan yang lalu ia sempat ke sana, dan sudah lima kali ia ke tempat itu guna memberikan bantuan serta bersilaturahmi. Karena Panti Asuhan Al-Hikmah adalah salah satu panti yang di dirikan oleh Ayahnya Shiva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]
EspiritualKisah perempuan yang memiliki rasa kagum kepada laki-laki yang bercita-cita menjadi seorang ustadz. Lalu lama-kelamaan rasa kagum itu menjadi suka dan cinta. Lantas, bagaimana jadinya jika laki-laki itu ternyata memiliki rasa cinta kepada perempuan...