PART 8 - RA

131 51 7
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Cinta bagi ruh seperti kedudukan makanan bagi tubuh. Jika ditinggalkan dapat membahayakan, namun jika terlalu banyak juga dapat membunuh."
– Ibnu Qayyim al-Jauziyah

Sebaik-baik karya manusia, kalam Allah Subhanahu Wa Ta'ala lah yang terbaik. Maka, jadikan Al-Qur'an Sebagai bacaan Utama.

Happy Reading. Jangan lupa Vote.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Cuaca kali ini tampak tidak mendukung siapapun untuk berpergian. Hujan serta petir bersatu menjadi satu kali ini. Udara dingin menyeliputi ruang bumi. Seorang perempuan yang tengah meminum teh hangatnya sedang menatap lurus ke luar jendala kamarnya. Ia sehabis mengerjakan pekerjaan rumah dikarenakan guru di sekolahnya tidak mengisi kelasnya siang tadi.

Jam dinding menunjukkan pukul 17.05. Beberapa menit sebelum mengerjakan pr ia sudah terlebih dahulu mandi setelah mengerjakan kewajibannya. Helaan nafas terhembus kala sosok perempuan itu mengingat kejadian siang tadi yang tidak mengenakan dihatinya. Merasa butuh penenang ia lantas mengambil buku berukuran sedang di atas meja belajarnya.

Jari jemarinya mengambil pena di dekat buku pelajaran yang berada di samping kirinya. Ia memang sedang duduk di kursi khusus meja belajarnya. Membuatnya lebih mudah menjangkau alat-alat tulis tersebut.

Setelah sudah mendapatkan sesuatu yang mungkin dapat menenangkan. Ia lantas membuka buku tersebut demi lembaran. Sudah ada beberapa catatan lama yang mengisi buku itu. Kini ia akan mulai menulis catatan kembali di sana. Setiap ada sesuatu yang memenuhi pikirannya ia selalu menulis disana.

Coretan pena menggoresi lembaran kertas yang berada di hadapan perempuan berjilbab hitam. Matanya menatap keluar jendala kamarnya sesaat, kemudian menulis kembali apa yang ia ingin tumpahkan di dalam buku diarynya.

Perasaan nya kini semakin hanyut akan cerita yang ia tuliskan di atas kertas itu. Tidak hanya sekali dua kali ia menulis kisah tentang seorang laki-laki bernama Reyzan disana.

Mungkin perempuan bisa mencintai laki-laki hingga puluhan tahun. Tapi untuk menyimpan rasa cemburu dihati, tidak akan bisa walau hanya sesaat.

Itu lah yang dirasakan Raisha sekarang. Memang terlihat sederhana jika siapapun melihat kejadian itu. Tapi untuknya yang memiliki rasa lain menyebabkan dirinya merasa sedikit nyeri di dadanya.

Bukan karena penyakit yang bersarang disana. Melainkan karena ada rasa kasmaran dihati perempuan yang berstatus putih abu-abu disekolahnya. Jika kamu ingin menyebut dirinya lebay, atau apapun itu. Silahkan saja, karena cinta akan membuat siapapun perasanya menjadi aneh dalam hitungan detik.

Seperti Raisha yang kini masih menulis di atas buku diarynya. Entah apa saja yang ia tuliskan disana. Yang jelas ia menumpahkan semua perasaan yang mengganjal di hatinya sejak siang tadi.

Hampir selesai ia menulis di secarik kertas yang ada di buku diarynya. Suara laki-laki mengintrupsi dari luar kamarnya. Bersamaan dengan ketukan pintu yang membuat Raisha menoleh ke arah sana.

"Dek, lagi ngapain?"

Tok tok tok

"Dek, buka pintunya." ucap laki-laki yang mengetuk pintu kamar Raisha.

"Iya bang, sebentar" ucap Raisha yang kini merapikan buku diarynya. Ia letakkan di bawah tumpukkan buku lainnya yang berada di atas meja belajarnya.

Ia berjalan mendekat ke arah pintu kamarnya. Tangannya meraih knop pintu hingga terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang berdiri di depan kamarnya.

Rafiq Aljinah [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang