2. PERKELAHIAN

15 3 3
                                    

Happy Reading

BUGHHH

BUGHHH

BUGHHH

"SEKALI LAGI GUE PERINGATIN LO, JANGAN DEKETIN LAGI KAIRIN. SIALAN" teriak Rio pada lelaki didepannya tersebut.

Cuihhh

lelaki yang sudah lebam dibeberapa bagian diwajahnya itu dengan beraninya meludah tepat dikaki Rio.

"Lo bukan siapa-siapanya kairin, jadi lo gak berhak buat ngelarang gue buat deket sama dia haha" tawa lelaki itu seraya menyeka ujung bibirnya yang berdarah.

Sontak saja perkataan itu memancing kembali emosi Rio yang sempat mereda beberapa waktu lalu.

"ANJING" umpat Rio sambil mengambil ancang-ancang ingin menendang lelaki dihadapannya.

Namun insting lelaki dihadapan Rio cukup kuat, karena sebelum kaki Rio mendarat di tubuhnya ia berguling ke samping untuk menghindari tendangan tersebut.

Amarah Rio kembali memuncak, dan ia segera mendekati lelaki itu yang sudah berdiri dari posisi sebelumnya. Dan mencengkram kerah baju seragam lelaki itu.

"Andrean Garendra Utomo, Lo jangan main-main sama gua. Atau lo bakal tau akibatnya" ancam Rio dengan di iringi gemertak dari giginya, yang menandakan bahwa emosinya benar-benar sedang tidak bisa dikontrol saat ini.

Rean, ya lelaki itu Rean.

Entah bagaimana awalnya mereka bisa terlibat perkelahian itu, yang pada intinya itu semua dipicu oleh kecemburuan Rio saat melihat Kairin yang berstatus gebetannya sedang bersenda gurau dengan Rean.

Rean mencengkram tangan Rio dan menghempaskan tangan tersebut dari kerah baju seragamnya, dan mengusak-usak kerahnya seolah-olah ada kuman yang menempel disana.

Rean yang semula menunduk saat membersihkan kerahnya pun mendongak untuk melihat lelaki dihadapannya, tak lama dari itu Rean terkekeh seraya bertepuk tangan.

Prok

Prok

"Rio Rio, Lo emang gak jauh beda sama apa yang orang-orang omongin" ucapnya sambil meredakan tawa yang sedari tadi mengiringi ucapannya.

"Tapi maaf, asal lo tau gue gak takut sama lo" tantangnya lagi, sambil memandang datar wajah lawannya yang tidak jauh beda dari kondisinya yang terdapat lebam di pipi dan bibir.

"Oh gitu, kita liat aja nanti siapa yang akan jadi pemenangnya. Lo atau gua lagi " ucap Rio sambil menekan kata Lagi dengan senyuman miring menghiasi wajah tampannya.

"Ya Lagi, dan itu artinya lo lagi-lagi mengambil apa yang sebenernya bukan hak lo" jawab Rean dengan senyuman miris terbit di bibirnya yang sobek akibat perkelahian tadi.

Rio mengencangkan kepalan tangannya, sehingga buku-buku jarinya memutih membuktikan seberapa kuat dia mengepalkan tangannya itu.

Rio tidak terima dibilang seperti itu oleh Rean, seolah-olah dirinya yang menjadi sumber masalah disini.

" no no no Rean" sangkal Rio sambil menggerakan jari telunjuknya ke kiri dan kanan, yang berakhir menekan kuat dada Rean.

"Justru Lo yang gak berhak untuk dapetin itu semua, maka dari itu semuanya berpindah ke gua. Karena itu semua HAK GUA" tekan Rio pada Rean dengan meninggikan nada suaranya diakhir.

Rean tersenyum mendengar penuturan Rio, ia sebenarnya tidak ingin ber-urusan lagi dengan orang yang ada dihadapannya ini tetapi lagi-lagi takdir mempermainkan dirinya.

R to LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang