Chup!
Mata Minho membulat, wajahnya merona lebih parah karena kini bibir Seungmin kembali menyentuh lembut bibirnya di sana. Nafas Minho makin tak beraturan, karena Seungmin dengan berani melumat bibirnya perlahan.
Minho yang tak ingi terjebak dengan permainan panas yang muda, segera mendorong tubuh Seungmin menjauh dan berlari kembali kekamarnya.
Minho mengunci pintu kamarnya rapat-rapat kemudian menutupi wajahnya yang memerah dengan bantal.
" Apa dia benar-benar sudah gila?! Apa yang merasukinya, hingga dia berani melakukan itu padaku?! Apa dia tidak sadar jika pantai itu tempat umum? Bagaimana jika ada orang yang lihat? Bagaimana jika ayah dan ibu tahu? Akh.... Seungmin bodoh! Kenapa tidak menciumku di kamar atau ditempat yang lebih sepi begitu..." Tiba-tiba terlintas di pikiran Minho sebuah adegan romantis di sebuah drama.
" Tunggu dulu! Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku _____ Astaga aku pasti sudah gila! Aku gila karena memiliki adik seperti dia! Awas saja kalau dia masih berani mendekat!"
Minho menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, mencoba melupakan semua imajinasi haramnya yang terlanjur melintas karena ciuman hangat Seungmin. Dia pun memejamkan matanya dan tertidur.
Malam hari Seungmin kembali di perintahkan untuk memanggil Minho di kamarnya. Dengan langkah malas Seungmin berjalan menuju kamar sang kakak.
Beberapa kali Seungmin mengetuk dan memanggil-manggil Minho namun sang empu tak juga menunjukan batang hidungnya.
Seungmin memutar handle pintu kamar Minho yang ternyata tak terkunci. Seungmin mencoba mencari keberadaan sang kakak yang ternyata tertidur pulas dengan posisi tengkurap di atas ranjangnya.
" Hyung! Bangun!" Seungmin memukul kencang bokong Minho, namun itu tidak berhasil.
" Hyung! Cepat bangun! Ya ampun, kau berat sekali! Ini tubuhmu yang memang berat atau dosamu sih?" Gerutu Seungmin sambil menerik-narik sebelah lengan Minho.
Tenaga Seungmin sudah terkuras habis namun Minho sama sekali tak membuka matanya. Dengan nafas yang masih terengah-engah Seungmin mencoba cara terakhir. Dia pergi menuju toilet, dengan bantuan cangkir kecil dia mengumpulkan air dari keran untuk membuat sang kakak bangun dari mati surinya.
Sementara itu Minho mengamati sang adik yang terlihat kewalahan dengan kekehan kecil. Minho berjalan mengendap mendekati pintu toilet, dan ketika Seungmin berbalik dengan cepat Minho mengejutkannya.
" HHUUWAAHH!!" Teriak Seungmin histeris.
Tubuh Seungmin oleng dan hampir terjatuh kelantai, beruntung Minho segera menangkap tubuh yang muda dan menahannya.
Untuk beberapa saat mereka saling beradu pandangan, mereka begitu larut dalam suasana seperti adegan di sebuah drama tersebut. Namun moment indah itu rusak seketika, saat Minho tiba-tiba melepaskan kedua tangannya, hingga membuat Seungmin jatuh terduduk di lantai.
" Hyung jahat!" Seungmin menedang kaki Minho sambil merengut.
" Kalau aku jahat, aku tidak akan menahan tubuhmu tadi. Asal kau tahu, tidak baik menjahili orang yang lebih tua! Rasakan akibatnya!" Minho tertawa puas.
________________________________________
Keesokan paginya mereka pun bersiap-siap kembali kerumah. Dengan memakai earphone di kedua telinganya, Seungmin terus bersenandung merdu sambil menikmati pemandangan disepanjang jalan yang mereka lalui. Donghae dan Yoona terlihat menikmati lantunan dari suara emas Seungmin, namun tidak dengan Minho.
Suara merdu Seungmin justru mengganggu konsentrasi Minho yang sedang bermain game di sampingnya. Beberapa kali Minho menyenggol tubuh sang adik untuk memberikan isyarat agar Seungmin diam. Seungmin terdiam untuk beberapa menit, dan dimenit berikutnya Seungmin bernyanyi kembali.
Minho mengerus kesal, dia menatap sinis kearah si manis yang terus tersenyum itu. Minho mengambil paksa earphone Seungmin dan melemparkannya ketengah jalan.
" YA!! HYUNG!! Earphone ku!!" Seungmin menoleh kebelakang melihat benda kecil kesayangannya itu yang sudah hancur terlindas ban kendaraan lain.
" Seungmin! Duduk dengan benar!" Tegur Yoona.
" Tapi bu, earphone ku...." Mata Seungmin berkaca-kaca.
" Masih untung hanya earphone mu yang ku lempar keluar bukan kau!" Ketus Minho.
" Ih hyung jahat!" Seungmin menggigit bahu Minho.
" YA!! KAU MATI HAH!! LEPASKAN!!" Minho mendorong kuat kepala Seungmin.
Donghae segera menepi dan keluar dari mobil untuk memisahkan kedua anaknya yang terus bertengkar. Kini Minho duduk di depan bersama sang ayah, sementara Seungmin masih dengan tatapan kesal duduk di kursi belakang bersama sang ibu.
" Seungmin! Minta maaf pada kakakmu!" Tegur Yoona.
" Tidak mau!" Tolak Seungmin tegas.
" Kalau begitu, kau duluan yang minta maaf pada adikmu Minho." Saran Donghae.
" Kenapa aku yang minta maaf? Ayah tidak lihat bahuku hampir lepas karena di gigit olehnya! Dasar puppy!" Umpat Minho.
Emosi Seungmin yang semakin membara membuatnya mengambil bantal leher dan memukulkannya ke wajah Minho.
" YA!! KAU MASIH BELUM MENYERAH?! AWAS KAU YA!!" Minho balas melempar Seungmin dengan kotak tisu di depan dan tepat mengenai dahi Seungmin yang kemudian meninggalkan bekas kebiruan di sana.
" DIAM!!!" Donghae menginjak pedal rem kasar, hingga membuat semua penumpang terkejut.
Donghae turun dari mobil dan menyeret dua putranya keluar.
" Selama kalian belum berbaikan jangan harap ayah dan ibu akan menjemput dan membawa kalian kerumah!" Donghae kembali masuk kedalam mobil.
" Ayah! Apa maksudnya ini?" Minho panik saat kedua orang tua mereka meninggalkan keduanya begitu saja dipinggir jalan.
" Hyung... Bagaimana ini?" Seungmin menggenggam lengan Minho dengan ekspresi ketakutan.
" Lepaskan aku!" Minho menarik kasar jaketnya dan berjalan menjauh.
" Hyung tunggu!" Seungmin berusaha mengejar namun Minho berbalik dan memarahinya.
" Jangan ikuti aku! Sejak kehadiranmu di keluarga ini, nasibku tidak pernah baik! Mulai sekarang kita pilih jalan pulang masing-masing. Kau harus mengambil jalan yang sebaliknya dengan yang aku pilih, mengerti!!"
" Tapi, jalan pulang kan hanya satu...."
" Aku tidak perduli!" Ketus Minho.
Tak lama kemudian sebuah bus yang akan mengantarkan mereka pulang datang. Minho menyuruh Seungmin untuk diam di sana dan tak menaiki bus itu bersamanya. Seungmin yang sudah naik perlahan turun kembali. Dan bus itu pun berlalu.
Seungmin merunduk sedih di halte bus sendirian untuk menunggu bus berikutnya yang datang sekitar 2 jam lagi. Tanpa ponselnya, penantian Seungmin terasa sangat panjang dan melelahkan.
Tak lama kemudian hujan lebat turun menambah kesan menyedihkan di hati Seungmin. Seungmin terus merunduk, saat sepasang sepatu basah mengahmpirinya dengan nafas yang terengah-engah. Seungmin mendongak untuk melihat wajah pemilik sepatu tersebut.
" Hah?! Kenapa kau disini?" Seungmin terkejut.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] Brother in Trouble
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca! Book ini berisi unsur dewasa [ 23+] Bagi yang belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji #bxb #Seungmincentric #romance #drama #nc #hurt