9

1.4K 143 3
                                    

Makan malam keluarga berlangsung dingin. Seungmin dan Minho selalu menjaga jarak aman, hingga menyita perhatian Donghae.

" Kalian berdua kenapa? Bertengkar lagi?" Terka sang ayah. Keduanya tidak menjawab, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

" Minho, sayang! Wajahmu kenapa nak?" Yoona baru menyadari ada bekas kebiruan di pipi anak sulungnya. Minho menatap tajam kearah Seungmin.

" Ma --- maaf bu, itu____" suara Seungmin bergetar.

" Kau tahu penyebabnya Seungmin?"

" Itu --- karena a___"

" Aku tidak sengaja terjatuh dan terbentur. Untung saja Seungmin datang dan membantuku, bu. Seungmin terimakasih ya," Minho tersenyum manis dihadapan kedua orang tua mereka.

" Wah, bukankah itu bagus. Inilah yang selalu ayah inginkan. Kalian adalah saudara, sudah sepatutnya kalian saling tolong menolong." Donghae tersenyum bangga, begitupun Yoona.

Seungmin tertunduk lemas. Tidak seharusnya Minho berbohong untuk menutupi kesalahan dirinya. Minho yang melihat Seungmin hanya memutar-mutar sendoknya sejak tadi, mengambilkan Seungmin sepotong daging dan menyuapinya dengan senyum.

" Makanlah Seungmin." Ucap Minho lembut.

Senyuman Minho menyakinkan Seungmin, hingga dirinya tak ragu menyambut suapan hangat dari sang kakak. Donghae dan Yoona lega melihat keakraban yang terjalin.

Setelah makan malam, kini Seungmin kembali di sibukan dengan buku pelajarannya. Dia berusaha berlatih soal dan belajar setiap waktu. Minho masuk kekamar Seungmin dan berdiri memandangi sang adik seraya melipat kedua tangannya di depan dadanya.

" Ada apa?" Tanya Seungmin dingin.

" Tidak kah kau berhutang permintaan maaf dan terimakasih padaku?" Minho meninggikan alisnya.

Seungmin yang memang merasa bersalah, bangkit dan membungkuk di hadapan Minho.

" Hyung aku mohon maafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengulangi kejahatanku itu. Aku benar-benar minta maaf! Tolong maafkan aku!"

" Ck! Bukan permintaan maaf seperti itu yang aku inginkan!" Minho berjalan menuju ranjang Seungmin dan berbaring di sana.

" Sebagai hukuman, kau tidak boleh mengunci pintu kamarmu setiap malam, karena aku akan datang untuk tidur bersamamu selama satu bulan penuh!"

" Itu --- anu hyung. Kalau sampai ayah dan ibu tahu, mereka pasti berpikir kita sudah berbuat macam-macam. Begini saja, bagaimana jika kita bertukar kamar saja? Hyung bisa tidur di kamarku dan aku tidur di kamar hyung bagaimana?" Nego Seungmin.

" Tidak! Apa kau tidak mengerti juga. Yang aku butuhkan bukan kamar ini tapi kau!"

" AKU?!" Wajah Seungmin mendadak berubah kemerahan.

" Dasar bocah mesum! Maksudku adalah punggungmu itu! Aku punya penyakit insomia yang cukup mengaggu, tapi jika aku tidur dengan meletakan pipiku di punggungmu dalam sekejap saja aku sudah terlelap. Dan untuk masalah penjelasan pada ayah dan ibu, itu menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya!"

" Kenapa hanya aku? Hyung juga harus bertanggung jawab untuk itu."

" Kau tidak lihat lebam di pipiku? Tidak kah ada yang harus di hukum untuk lebam ini?"

" Huufft ---- baiklah..." Ucap Seungmin pasrah.

" Oke! Sekarang berbaringlah! Aku ingin tidur!"

Dengan berat hati, Seungmin mengikuti permintaan Minho. Dia berbaring dengan tubuh membelakangi Minho. Dengan cepat Minho meletakan pipinya di punggung lebar Seungmin yang nyaman.

[ BL ] Brother in TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang