12

1.2K 103 3
                                    

Yoona tak bisa menutupi resah hatinya. Batinnya terus terusik dengan wajah pucat sang anak hingga membuatnya beberapa kali tertegun dan ikut terlarut dalam sakit yang Seungmin rasakan.

Donghae yang baru saja keluar dari toilet mendapati wajah resah sang istri. Dia menghampiri Yoona dan memberikan pelukan hangat.

" Ada apa denganmu? Sejak tadi aku perhatikan, wajahmu terus resah seperti itu. Katakan padaku, apa yang telah membuat hati istriku ini menjadi resah?"

" Kau yakin dengan perkataanmu saat makan malam tadi? Suamiku, bukankah aku sudah memberitahumu tentang_____"

" Husst --- kenapa kau terus membahas hal itu? Dengarkan aku Yoona, kedekatan Seungmin dan Minho itu hanya sebatas saudara tidak lebih. Jangan karena mereka saudara tiri, jadi kau menganggap perhatian mereka berbeda."

" Kaulah yang seharusnya mendengarkan aku! Seungmin sudah mengatakan semuanya, tentang perasaannya, tentang hubungannya dengan Minho. Sayang, aku tahu kau tidak setuju dengan hal ini. Tapi setidaknya, biarkan aku menjelaskan semuanya dulu pada Seungmin. Berikan dia waktu untuk menyudahi hubungan gelapnya dengan Minho, dan berikan dia keringanan untuk menata kembali hatinya. Dengan caramu yang tiba-tiba menerima lamaran keluarga Chan, itu akan sangat melukai hati Seungmin! Seungmin anakku, aku tidak mau dia sampai terluka." Tegas Yoona.

" Apa Minho bukan anakmu? Apa kebahagiaan Minho tidak penting bagimu? Dengar sayang, jika memang Minho mencintai Seungmin dan Seungmin pun begitu, anak itu pasti sudah memberitahukan semuanya padaku. Kau sendiri tahu sifat Minho seperti apa. Dia tidak akan mendengarkan perkataan orang lain jika memang hatinya sudah memilih hal tersebut. Tapi kenyataannya dari kedua anak itu tidak ada yang membuka mulutnya padaku, jadi aku anggap hal ini hanya efek dari kekhawatiran mu saja."

" Suamiku____"

" Sudah cukup! Ini sudah malam! Aku ada meeting penting besok. Aku tidur lebih dulu. Selamat malam." Donghae mengecup kening Yoona dan berbaring di peraduan mereka.

" Seungmin ---- kenapa kau memposisikan dirimu dalam hubungan yang sulit, nak? Ataukah takdir yang begitu jahat, dan selalu mempermainkan hidup putra ku itu. Maafkan ibu nak, ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik bagimu --- kakak maafkan aku, untuk masalah yang satu ini aku tidak bisa berbuat banyak untuk putramu." Gumam Yoona pelan. Airmata mengalir membasahi pipi putihnya malam ini.

Di sisi lain, Minho yang merasa bersalah pada Seungmin, diam-diam mengendap dan memasuki kamar sang adik yang tak pernah terkunci. Terlihat Seungmin sedang duduk di meja belajarnya dengan earphone yang menggantung cantik di kedua telinganya.

" Seungmin..." Minho menepuk bahu sang adik, namun Seungmin tak bergeming.

" Aku tahu kau marah padaku, aku tahu kau kesal padaku. Tapi sungguh Seungmin, aku tak pernah berselingkuh di belakangmu. Aku pun terkejut saat Channie hyung tiba-tiba mengatakan semua itu pada ayah dan ibu. Hubungan kami hanya sebatas teman dan partner kerja, tidak lebih." Minho berusaha menjelaskan panjang lebar, namun Seungmin seolah tak tertarik mendengar perkataan Minho tersebut.

Minho mengarahkan tubuh Seungmin menghadapnya dan mengangkat dagu Seungmin agar bisa menatap dalam netra sang pujaan.

" Aku mohon, percayalah padaku sayang. Aku tidak pernah berpaling darimu. Aku bekerja keras untuk mendapatkan simpati ayah, agar ayah bisa merestui hubungan kita kelak. Aku sedang berusaha Seungmin, aku pun sedang berjuang untuk kita, bukan untuk orang lain." Minho mengelus lembut pipi sang adik. Seungmin menatap mata Minho dan menemukan ketulusan yang terpancar di sana.

" Maaf, karena sudah menaruh curiga padamu hyung. Aku senang, akhirnya kau mau maju bersamaku, aku mencintaimu!" Seungmin memeluk Minho.

" Jangan bersedih lagi. Aku tidak mungkin bisa hidup tanpamu Seungmin. Hati ini sudah terukir namamu tidak ada yang lain."

[ BL ] Brother in TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang