16

1K 103 8
                                    

Sementara itu di kamar kedua pasangan suami istri tersebut, Donghae melihat Yoona yang terus berdiri menatap keluar jendela dengan pemandangan langit malam yang gelap gulita.

Yoona menggigit resah ujung kuku tangannya, sesekali dia menghela nafas panjang yang membuat Donghae menghampirinya dan memeluknya dari belakang.

" Sudah larut, tidurlah sayang! Tidakkah kau merasa lelah, berdiri di sini berjam-jam? Apa yang sebenarnya kau khawatirkan?"

" Tidak usah perdulikan aku! Kau masih butuh banyak istirahat. Tidurlah lebih dulu, nanti aku menyusul!" Yoona menepis pelukan Donghae dan kini terduduk di kursi riasnya. Donghae mengamati dengan seksama raut wajah sang istri.

" Aku dengar, kau meminta Seungmin untuk menjadi pendamping pengantin di acara pernikahan Minho? Apa itu benar?" Sambung Yoona.

" Jadi itulah yang menganggu pikiranmu, hingga membuatmu resah dan sulit tidur?" Terka Donghae

" Lebih dari itu!"

" Lalu apa? Aku ini suamimu, kau bisa menceritakan semua masalahmu padaku. Aku siap mendengarkan dan bila berkenan, aku mungkin bisa memberikan solusi untuk masalahmu. Aku tidak ingin kesehatanmu menjadi terganggu karena sebuah masalah yang harusnya dapat di selesaikan dengan mudah."

" Justru kau yang membuatnya menjadi sulit. Kau sendiri mengetahui, jika Seungmin begitu mencintai Minho. Bagaimana bisa kau memintanya untuk mengantarkan hatinya sendiri pada orang lain? Anak itu akan mati tanpa hati dan cintanya..."

" Cukup Yoona! Apa kau tidak lihat senyum bahagia Seungmin di hari pertunangan Minho? Dia bahkan menyetujui permintaan Chan untuk membantunya mempersiapkan pernikahan mereka. Sikapmu yang seperti inilah yang justru membuat Seungmin ragu dengan langkahnya. Aku yakin, cinta yang Seungmin rasakan, hanyalah perhatian sebagai saudara yang disalah artikan olehnya. Percayalah sayang, Seungmin akan baik-baik saja." Donghae berusaha menenangkan istrinya tersebut.

" Seungmin akan baik-baik saja? Ya ---- kau benar dia akan baik-baik saja. Dia begitu menyayangi kita hingga dia selalu berusaha baik-baik saja. Sebentar saja ---- hanya sebentar saja kau alihkan pandanganmu pada anak itu. Lihatlah anak bungsumu! Dia begitu rapuh, dia begitu sakit! Senyumnya, tawanya, hanya untuk membahagiakanmu, semua itu dia lakukan untuk menutupi tiap tetes air mata yang mengalir deras di hatinya. Jika kau pikir aku berlebihan, ya! Aku memang berlebihan, karena aku tahu betul hati anakku itu." Yoona mulai berlinang air mata.

" Jika kau begitu mengerti hati anakmu, seharusnya kau bisa menghentikan perasaan salah itu sebelum semuanya terlanjur...."

" Perasaan apa yang salah? Dia mencintai kakak tirinya apa itu salah?"

" Itu salah Yoona! Itu hal yang salah! Seungmin tidak seharusnya mencintai Minho! Dia tidak seharusnya mencintai kakaknya sendiri!" Donghae meninggikan nada bicaranya.

" Andai kau tahu Seungmin bukanlah anakku, apa kau akan merestui pernikahan mereka?"

" Cukup Yoona! Aku tidak ingin membahasnya lagi. Dadaku menjadi sesak setiap kali kau membahas hal itu. Aku ingin istirahat, dan untukmu --- terserah kau mau tidur atau tidak. Kau sudah terlalu tua untuk mendapatkan rayuan berlebihan dariku. Selamat malam!"

Donghae kembali kepembaringannya dengan menahan kuat nyeri di dadanya. Yoona melampiasakan kekesalannya akan keegoisan sang suami dengan meraung, menangis semalaman. Minho yang diam-diam mendengar pertengkaran kedua oranh tuanya itu mengepal kuat.

" Ini semua karena kau Seungmin! Kau sudah membuat semuanya menjadi sulit! Bahkan ayah dan ibu sampai bertengkar seperti itu, ini semua salahmu Seungmin! Aku membencimu! Aku benci dirimu! Aku tidak akan ragu lagi! Cinta ini salah! Cinta ini tak benar! Aku akan mengahapus semua rasa cinta ini bersama dengan bayangan kenangan kita. Mungkin mimpiku adalah petunjuk, agar aku melepaskanmu untuk selamanya agar hidupku dan keluarga kita bisa bahagia lagi seperti dulu! Maafkan aku, ini sudah berakhir bagiku!"

[ BL ] Brother in TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang