18

1.1K 98 6
                                    

Sementara itu, Yoona sedang duduk bersama Tiffani di kamar sepupunya tersebut. Yoona menceritakan semua kejadian yang Seungmin dan dirinya alami. Yoona menumpahkan sungai air matanya di bahu sepupunya tersebut.

" Aku harus bagaimana kak? Aku sangat khawatir dengan keadaan Seungmin, dia pasti sangat kesakitan saat ini. Tapi aku tidak bisa jujur pada Donghae. Berita buruk ini akan menjadi bumerang baginya, dia sudah pernah terkena serangan jantung ringan satu kali. Jika kali ini dia kembali drop maka dokter mengatakan dia tidak mungkin bertahan. Aku tidak ingin kehilangan dirinya ataupun Seungmin, tapi aku tidak mungkin mempertahankan keduanya. Aku harus bagaimana? Aku harus bagaimana?" Yoona meraung, hatinya sudah terlalu lelah untuk menyimpan semua keresahan ini sendirian.

" Besok jadwal Seungmin operasi kan? Aku akan menemaninya pergi kerumah sakit, kau tidak perlu khawatir. Dari sana aku akan terus menelponmu untuk memberikan kabar tentang perkembangannya. Kau fokus saja pada Donghae dan pernikahan putranya. Jika kau sampai tidak hadir diacara penting itu, semua orang pasti akan menggunjingkan terntang pernikahan kalian dan itu akan membuat Seungmin semakin sedih. Tenangkan hatimu dan percayalah jika semua akan baik-baik saja." Tiffani mengusap air mata Yoona, meski genangannya tak kunjung dapat surut.

" Terimakasih kak, jika bukan padamu aku tidak tahu harus mengadu pada siapa lagi?!"

" Kau tidak perlu berterimakasih! Seungmin juga sudah seperti putraku sendiri, aku akan menjaganya dengan sepenuh hati. Nanti aku akan coba bicarakan pada Eunhyuk supaya dia mewakili aku untuk datang ke pernikahan Minho agar Donghae tidak curiga."

" Baiklah kak, kau sungguh dewi penolongku. Sekarang aku bisa merasa sedikit lega."

" Sekarang, kau hapus air matamu itu atau Donghae akan mengira jika aku sudah memarahimu!" Goda Tiffani.

" Iya kak," Yoona berusaha untuk kembali tersenyum.

Malam mulai larut, Donghae dan Yoona pun berpamitan pulang. Eunhyuk dan Tiffani mengantarkan keduanya sampai di depan rumah.

" Ingat! Kalian harus datang! Aku tidak ingin mendengar alasan apapun! Mengerti!" Donghae memperingatkan.

" Iya, iya... Kalau sudah sampai mengancam begitu, aku dan istri pasti akan datang."

" Ya sudah kalau begitu, kami permisi dulu." Yoona mencium dan memeluk Tiffani erat.

" Tenanglah, ya..." Bisik Tiffani di telinga Yoona dan di balas anggukan pelan oleh wanita itu.

" Hati-hati di jalan!"

" Iya, kami permisi." Donghae merangkul pinggang Yoona dan berjalan menuju mobil mereka.

Ponsel Yoona tiba-tiba berbunyi nyaring, Yoona mengangkat penggilan tersebut sembari menunggu Donghae menyalakan mobil mereka.

.
.
.
.

[ YN ] " Ya hallo, ibu Song ada apa?"

.
.
.
.

Wajah Yoona seketika berubah pucat pasih. Tubuhnya menggelosor lemah keatas tanah. Tiffani dan Eunhyuk segera berlari menghampiri Yoona. Donghae yang sudah masuk lebih dulu kedalam mobil, segera keluar dan berlari menuju sang istri.

Tiffani merebut ponsel Yoona dan berbicara dengan seseorang di balik telpon tersebut.

.
.
.
.

[ TF ] " Hallo aku kakak Yoona, ada masalah apa ya?"

[ .... ] " Begini, aku menemukan Seungmin tergeletak di teras rumah dengan berlumuran darah. Aku dan suami segera melarikannya kerumah sakit, tapi dokter memberitahu kami untuk menelpon keluarga pasien karena ada hal penting yang ingin beliau bicarakan. Bisakah anda datang kemari?"

[ BL ] Brother in TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang