4

3.4K 172 0
                                    

" Baiklah, tapi kau tidur denganku malam ini!"

" APA?!" Seungmin terkejut bukan main, semetara Minho terkekeh melihat reaksi Seungmin tersebut.

" Kenapa? Apa kau takut terjadi sesuatu? Tenang saja aku tidak akan menjamahmu di atas ranjang!" Ujar Minho dengan santai, tapi tidak dengan wajah Seungmin yang kini merah merona di buat Minho.

" Ta ---- tapi ---- aku kan ----"

" Kau menyukaiku itu masalahmu, bukan masalahku! Jadi berusahalah dengan keras agar tak melompat keatasku malam ini, oke! Ayo tidur!" Minho menarik paksa Seungmin kedalam kamar sang adik dan menguncinya segera.

Minho mengambil alih kunci kamar Seungmin dan tanpa rasa bersalah dia segera berbaring di ranjang empuk sang adik. Seungmin masih mematung di depan pintu sambil memperhatikan yang tua sedang mendusel manja bantal dan guling pribadinya.

Hanya untuk informasi, Seungmin paling tidak suka jika orang lain menyentuh barang pribadinya. Biasanya dia akan segera marah dan melempar orang itu keluar dari kamarnya yang berharga, namun kini dia bingung harus menyikapi ketidak sopanan sang kakak tiri seperti apa.

" Kenapa kau diam saja? Bukankah kau yang bilang ingin tidur? Kemarilah!" Minho mangangkat dan mengerakan jari telunjuknya untuk memberi kode pada yang muda di sana.

Seungmin mengambil boneka yang ada di samping ranjangnya dan berjalan menuju meja belajarnya. Dengan bantalan boneka, Seungmin tertidur dengan posisi duduk di meja belajarnya.

Beberapa jam berlalu, Minho masih berguling tak tentu arah di ranjang Seungmin, matanya sungguh tak mau diajak kompromi malam ini. Minho bangkit dan menatap Seungmin yang masih setia dengan posisi awalnya.

" Apa tubuhnya tidak akan sakit jika tertidur dalam posisi seperti itu semalaman?" Gumam Minho.

Minho berjalan perlahan menghampiri Seungmin, dia mengamati dengan seksama wajah tenang adiknya itu. Luka lebam di dahi Seungmin mengusik pandangannya. Seketika Minho teringat tentang kejadian di mobil tadi siang. Minho pun membelai lembut luka lebam Seungmin dan tanpa sadar memberikan kecupan hangat di sana.

Minho terkejut saat bibirnya sudah menyentuh dahi yang muda, dia segera menjaga jarak sebelum Seungmin terbangun karena ulahnya. Dan benar saja, Seungmin yang merasa terusik mengganti posisi kepalanya, setelah itu dia kembali pulas.

Minho bernafas lega sambil mengelus dadanya karena Seungmin tak terjaga dari tidurnya. Namun kini, Minho justru tertarik pada bahu lebar Seungmin di hadapannya.

Minho merasa bila punggung sang adik merupakan tepat luas dan nyaman baginya untuk melepaskan segala kepenatan dan rasa kantuknya. Perlahan Minho kembali mendekat. Kedua tangannya mencoba merangkul perlahan tubuh Seungmin, sambil sesekali melihat kearah wajah sang pemilik untuk memastikan keadaannya.

Melalui proses yang panjang dan kehati-hatian yang tinggi akhirnya Minho dapat mendaratkan tangan dan pipinya dengan aman di tubuh sang adik. Benar saja, Minho merasakan kenyamanan yang di harapkan saat pipinya menyentuh punggung sang adik. Rasanya Minho ingin mendusal manja di sana namun hal itu urung dia lakukan, karena dia takut hal itu akan mengganggu ketentraman yang muda.

Lama-lama Minho mulai merasakan ngantuk yang hebat dan tanpa sadar dia memejamkan matanya di sana sambil terus menahan posisinya.

Seungmin yang merasakan tekanan yang berat pada punggungnya mulai menggeliat, mencoba melepaskan benda berat tersebut.

" Hhmm.... Awas, berat...." Rancau Seungmin.

Minho melepaskan pelukannya. Kini punggungnya pun terasa agak sakit setelah beberapa lama menahan posisinya. Minho mulai memutar otak agar dia bisa tidur dengan nyenyak tanpa mengganggu tidur sang adik.

Minho mengumpulkan tekad dan tenaganya, dia mengeser perlahan tubuh Seungmin kemudian menggendongnya ke pembaringan. Seungmin yang merasakan nyaman saat tubuhnya berbaring di kasur yang empuk, mulai mencari posisi terbaik untuk melanjutkan mimpi indahnya.

Minho melirik sang adik yang kembali pulas, dia pun perlahan menaiki ranjang. Dia berbaring di belakang Seungmin. Perlahan tangannya menyusup di pinggang sang adik, pipinya kembali dia letakan di punggung lebar Seungmin dan keduanya pun terlelap di sisa malam ini.

________________________________________

Meski semalam mereka melewati malam dengan berpelukan bersama namun di pagi hari sikap Minho kembali dingin pada Seungmin.

Kini mereka tengah menunggu bus untuk pergi kekampus. Minho berdiri di ujung tiang halte sementara Seungmin duduk di pojok halte. Tak berapa lama bus yang mereka tunggu pun datang.

Seungmin masuk lebih dulu di susul dengan Minho di belakangnya. Seungmin yang melihat sang kakak berjalamn lurus kearah kursinya, segera menggeser duduknya dengan harapan Minho akan mengisi kekosongan di sana. Tapi ternyata Minho bergeser kesebelah kanan bukan kesebelah kiri di mana Seungmin sudah menantinya.

" Angin apa yang membuatmu bangun sepagi ini?" Goda Minho pada sosok manis disampingnya, seraya menyusupkan tangan kanannya pada tekuk lawan bicaranya itu.

" Berangkat pagi salah, telat salah, aku memang tidak pernah benar di matamu kak!" Keluh Jisung dengan pipi yang menggembung membuatnya terlihat menggemaskan.

Minho terus menggoda Jisung dan tersenyum lebar meski Jisung terlihat bermanja padanya. Seungmin melirik dengan ujung matanya, dia fokus menperhatikan setiap gerakan dari dua sejoli di sampingnya.

Jisung kini bersandar kuat di dada Minho, Minho merangkul pundak Jisung dan sesekali mengusak rambut yang muda sambil tersenyum hangat, senyum yang tak pernah Seungmin lihat sebelumnya saat Minho bersamanya.

Andai aku yang bermanja seperti itu, apakah hyung akan tersenyum sehangat itu? Tidak! Itu tidak mungkin, yang ada dia akan melemparkan ku ketengah kolam hiu dan meninggalkanku begitu saja untuk mukbang predator itu.

Seungmin terus mengeluhkan dalam hati, perbedaan sikap Minho kepada dirinya dan pria di samping Minho saat ini. Seungmin yang tak ingin hatinya merasa lebih tersakiti, mengalihkan fokusnya pada pemandangan di luar.

Minho melirik dengan ujung matanya, dan tersenyum tipis melihat ekpresi cemburu di wajah Seungmin.

" Hannie, kau sudah membeli benda yang ku pinta?"

" Owh ini!" Jisung menyerahkan sebuah kotak earphone pesanan Minho.

" Apa kau tidak salah? Kenapa kau memintaku mencarikanmu earphone baru? Bukankah milikmu masih baik-baik saja?"

" Ini untuk seseorang." Melihat seunyum di wajah Minho, Jisung dapat langsung menebak jika seseorang itu bukanlah orang biasa.

" Hm, aku mengerti!" Jawab Jisung singkat.











Kyuji_25

[ BL ] Brother in TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang