Selepas sholat maghrib Tifanny langsung prepare, gak lupa juga sekalian siapin kejutan buat Bara mungkin ini jadi hari terakhir dia ngelakuin ini ke Bara walaupun berat banget buat nerima kenyataan.
"Ma, Pa aku bawa mobil sendiri ya soalnya abis ini aku mau ke rumah Illa sebentar." bohong Tifanny kalo gak begini gak bakalan di izinin buat ketemu Bara.
"Yasudah tapi awas yah sampai kabur papa cincang kamu." Ancam Mario sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
"Iya pa janji aku." jawab Tifanny sambil menautkan jari ke Mario.
Gak butuh waktu yang lama mereka pun sampai di sebuah restoran tempat pertemuan keluarga.
"Ayo sayang." Ajak papa yang di ikuti Tifanny dibelakang mama papa dengan perasaan campur aduk, baru sampai pintu masuk dia baru sadar kalau handphone nya ke tinggalan
"Ma, Pa aku ke mobil lagi ya handphone aku ke tinggalan."
Setelah ambil handphone dia langsung cari keberadaan orang tuanya.
"Fanny sini." panggil Nira Tifanny pun langsung jalan ke arahnya "kenalin ini om Donald sama tante Jasmine." lanjut Nira
"Hallo om, tante." kata Tifanny sambil menyalamin punggung tangan mereka.
"Cantik, gak salah pilih kita ya pah."
"Makasih tante."
Baru mau duduk Tifanny kaget ternyata cowok depannya itu kak Revan, astaghfirullah ko bisa si.
"Kek Revan."
"Hmm."
"Udah gitu doang jawabnya asli ini mah orang bikin gue darah tinggi!" batin Tifanny
"Loh, kalian udah saling kenal?" tanya tante Jasmine
"Gak ko tante, cuma kenal nama aja hehe." kata Tifanny diakhiri kekehan kak Revan
"Orang mah bantuin gue jawab kek ini malah diem aja dasar aneh." grutu Tifanny dalem hati
"Jadi gini Revan, Tifanny." kata om Donald semua mata pun tertuju ke beliau
"Kita berempat sepakat untuk menikahkan kalian, gimana kalian setujukan?"
Tifanny diem untuk beberapa saat mencerna omongan om donal, kata mama ini cuma perkenalan tapi kenapa jadi nikah?.
"Aku tergantung kak Revan aja om, tante, ma, pa."
"Gimana van kamu setujukan?"
"Plis jangan setuju kek kak." batin Tifanny dengan penuh harap, dua netra mata mereka saling bertemu Revan seperti lagi berfikir sembari mengetuk-ngetuk jarinya ke meja.
"Oke aku setuju aku ikut apa kata bunda sama ayah, lagi juga aku gak mungkin nolak permintaan bunda sama ayah."
Jawaban Revan buat Tifanny kaya ke samber petir pupus sudah harapannya, gimana juga dia harus jelasin ke Bara dia belum siap kehilangan dia.
"Fan gimana kamu setuju kan sayang?" tanya papa
"Iyah pa aku juga setuju." jawabnya memelas.
"Alhamdulillah, yasudah kalau gitu minggu depan kita semua persiapin buat pernikahan kalian." tutur Jasmine
"Bunda ini gak kecepetan katanya cuma perkenalan dulu."
"Gak kok van lebih cepat lebih baik ayah juga gak mau lama-lama." jelas Donald tegas.
•••
Selesai makan dan ngebahas semua keperluan pernikahan, mereka semua pun pulang tapi gak dengan Tifanny dia pulang sendiri, pamit pergi sebentar buat ke rumah Bara walaupun harus kasih alasan mau ke rumah Illa dulu kalau gak gitu gak akan di izinin ke rumah Bara dan rencana buat kasih surprise ke Bara bakalan gagal.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN [On Going]
Romance{Follow Dulu Yuk Sebelum Baca} Tifanny Alquenna Handjaya, seorang gadis ceria dan memiliki sifat konyol, namun dia harus meninggalkan masa remaja dan kekasihnya karena perjodohan orang tuanya. "Aku gak mau di jodohin mah, pah. Aku itu punya pacar"...