Pagi ini Tifanny melakukan rutinitas seperti kemarin menyiapkan baju dan perlengkapan suaminya, karena sudah 3 hari gue sama kak Revan gak masuk sekolah itupun karena dipaksa kak Revan buat istirahat padahal gue udah sehat panas geh nggak.
"Kak, kak bangun ayo sekolah."
"Emm libur lagi aja fan nanggungkan."
"Ihh gak ya kak gue ada ulangan hari ini."
"Yaudah 10 menit lagi deh." tawar kak Revan dengan mata yang masih terpejam
"Yaudah kalo gak mau bangun tinggal gue bilang bunda ini."
"Dih iya iya gue bangun maennya jelek anceman dosa fan ngancem suami sendiri, awas lo ya nanti malem gue siksa."
"Dosa juga kak gak dengerin istri kualat aja tau rasa."
"Siksa apaan woi mulai horor dah gue." batin gue
Kita berdua turun kebawah untuk sarapan hanya ada keheningan di antara kita cuma terdengar suara sendok garpu dan piring yang bergesek.
"Kak nanti turunin gue di halte aja ya."
"Gak ya fan kita turun di sekolah."
"Tapi kan kak."
lagi dan lagi omongan Fanny pun di selak
"Gak ada penolakan ya fan, pilih sekolah turun sama gue atau gak sekolah sama sekali."
"Ck itu mah bukan pilihan sama sekali."
"Iya iya gue turun sama lo."
Sepanjang perjalanan gue cuma tekuk muka kesel sama kak Revan kenapa gak ngertiin banget si gue kan cuma gak mau jadi bahan omongan doang di sekolah.
Apa lagi semenjak lo berantem sama Bara itu udah jadi bahan gosip terhot.
"Fan jangan cemberut terus dong gue cium nih."
"Apaan si kak gak lucu lo."
"Maaf gue cuma mau mastiin kalo lo sampe sekolah selamet kita kan gak tau fan apa yang bakalan Bara lakuin nanti."
"Kalo nanti tiba-tiba Bara dateng ngancem lo atau apapun sementara gak ada gue gimana? Gue cuma khawatir."
Blush!!!
Aduh bang masih pagi kon ini udah bikin orang nge fly aja bikin gue meleot pagi-pagi.
"Lo gak salah ko kak gue yang salah karna ga ngerti omongan lo, maaf ya kak makasih juga."
"It's okay."
•••
Sesampainya di sekolah semua mata tertuju ke gue sama kak Revan ditambah kak Revan bukain pintu mobilnya buat gue.
"Ayo turun fan." ujar kak Revan sambil tersenyum manis.
"Makasih kak."
"Ck pantesan di bilang jalang orang sasimo."
"Cie yang abis liburan berdua bae bae tuh bunting."
"Ahh gue pengen jadi kaya fanny."
"Ade iri bang liat abang begitu ke dia."
Kak Revan yang peka akan semua iyu langsung masang earphone di telinga gue dan gandeng gue sampe depan kelas.
"Semangat belajarnya ya." kata kak Revan sambil ngacak rambut gue
"OMG princess kita udah masuk." kata Annisa sambil meluk gue tapi langsung di pukul sama Illa
"Kebiasaan orang baru sehat juga."
"Sirik aja lo markonah."
"Ehh udah sehat lo fan." kata Nicho yang berasa di belakang Annisa
"Udah ko nik."
"Fan ada yang harus kita omongin sama lo." kata Illa dengan raut wajah serius dan anggukan dari Annisa dan Nicho
"Apaan?."
"Kemarin Bara nyariin lo terus dia minta bantuan kita buat nemuin lo sama dia."
"Dia juga mau jelasin semuanya sama lo fan dia nyesel katanya.".
"Iya fan bener dia ancur banget pas lo tinggalin dia apa lagi dia selalu liat lo bareng kak Revan." tutur Nicho
"Tapi kita gak akan maksa lo ko fan buat ketemu sama Bara kalo lo gak mau gapapa, tapi saran gue lo berdua harus selesaiin baik-baik."
"Njir tumben lo pinter biasanya kga." saut Illa diiringi tawa pecahnya.
"Gue takut la sa co, gue harus gimana."
"Kita bahas nanti ya pas istirahat udah bel soalnya."
Bel masuk pelajaran pertama pun berbunyi dengan pelajaran fisika.
"Tifanny."
"Iya pak."
"Coba kamu kerjakan soal nomor 3 di papan tulis dan jelaskan ke teman-teman kamu.
Gue langsung maju dan menjelaskan ke satu kelas dengan mudah agar mereka cepet ngerti.
"Sampe sini ada yang mau di tanyain."
"Udah fan cukup." Kata para murid serentak
"Bagus, besok-besok jangan melamun lagi ya dari tadi saya perhatiin kamu bengong terus."
"Iya pak maaf."
"Yaudah sana kamu kembali duduk."
"Hilih gimana si lo fan kaya gue dong mehatiin pak Burhan." saut Annisa dengan lantang.
"Yasudah kamu Annisa maju kedepan jelas soal nomor 4."
"E-eh ko jadi saya si pak, gak pak gak saya belom paham hehe." jawab Annisa mengangkat dua jarinya membentuk huruf V
"Makannya sa mending lo diem dari pada jadi pepes cumi sama pak Burhan."
"Wooouuu."
"Bacot lu pada belom aja itu mulut gue kasih bon cabe."
"Mau dong sa level 15 ya.".
"Nicho gimana si pacarnya."
"Tau nih ko."
"Lah lah ngapa jadi gue yang di bawa-bawa njir."
"Malu-maluin lo somplak."
"Diem lo la gue bogem nih."
Seketika kelas jadi ricuh karena kelakuan Annisa membuat pak Burhan bingung dengan kelakuan anak murid satu ini
"Sudah-sudah jangan ribut lagi kita lanjutin ke pelajaran selajutnya."
Jam istirahat pun tiba waktunya para murid berbondong-bondong ke kantin mengisi perut mereka yang sudah mulai demo.
"Ayo kantin fan."
"Nggak lo aja pada gue mau di kelas aja istirahat." bohong gue padahal gue cuma ngehindar dari Bara dan gak mau kejadian kemarin ke ulang lagi."
"Yaudah kita duluan ya fan bye."
Gue pun langsung memejamkan mata di atas meja dengan pikiran yang ntah kemana.
TBC
Spam Next Disini ➡️
Bantu vote dan komen sebanyak-banyaknya ya hehe. Makasih banyak.
See You Next Chapter 💜
02 Maret 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN [On Going]
Romance{Follow Dulu Yuk Sebelum Baca} Tifanny Alquenna Handjaya, seorang gadis ceria dan memiliki sifat konyol, namun dia harus meninggalkan masa remaja dan kekasihnya karena perjodohan orang tuanya. "Aku gak mau di jodohin mah, pah. Aku itu punya pacar"...