Curiga

101 7 2
                                    

"Engghh."

Lengkuhan panjang dari Fanny ia pun merentangkan tanganmya mengerjapkan mata mengumpulkan semua kesadarannya.

"Yaampun kak ganas amay si ampe capek aing." ucap Fanny tesenyum tipis sembari mencuil hidunh Revan yang membuat sang empu terusik.

"Engh ngapa si Fan masih ngantuk aku." lirih Revan dan membawa Fanny dalam dekapannya.

"Bangun kak udah siang kamukan latihan basket hari ini."

"Nggak ah aku mau tidur."

"Sejak kapan si jadi mageran gini."

"Sejak tadi malem."

"Apaan segala mager orang begitu sampe cape aku." grutu Fanny menabok dada bidang Revan.

"Udah ih lepas aku mau mandi."

"Mandi bareng yuk." ajak Revan tesenyum nakal.

"Haa apan nggak ih nggak."

"Yaelah Fan emang ngapa si ayo lah." rengek Revan.

"Nggak ih malu aku lah."

"Lah ngapa malu si orang udah liat juga."

"Inget Fan nolak ajakan suami tuh dosa." lanjut Revan dengan seribu akal bulusnya.

"Masa."

"Iya lah nggak percaya bangat."

"Bodo."

"Ck alah ngeselin ya mau ya." paksa Revan menaik turunkan alisnya.

"Iyaudah iya."

"Asik yaudah ayo." ajak Revan berjalan dengan gontai

"Aww" Saat ingin beranjak turun dari tempat tidur Fanny meringis kesakitan, Revan dengan cepat menghampiri Fanny.

"Kenapa?"

"Sakit kak."

Tanpa basa basi Revan mengendong Fanny membawanya kedalam kamar mandi, dengan wajah Fanny yang sudah memerah seperti tomat.

"Fan sekaki lagi ya gapapa kan?"

"Ihh kamu mah mes*m."

"Mending mes*m sana istri apa sama janda."

"Istri sendiri lah enak aja." jawab Fanny sewot.

"Nah yaudah ayo."

"Tapi kak sakit ihs."

"Janji bakalan pelan." ucap recap sambil mengacungkan kedua jarinya membentuk tanda v.

"Ah apaan janji doang ujungnya geh sangar kan sakit kak."

"Hehe ya gimana ya abisnya anuh si." turur Revan mengaruk tengkuk lebarnya yang tak gatal.

"Au ah."

"Ya ya boleh ya." ucap Revan dengan puppy eyes.

"Ahh gak bisa gue nolak kalo udah begini mah."

"Hmm iya." lirih Fanny yang tertunduk malu.

"Haa apaan Fan gak kedengeran."

"Ih halah ngeselin bangat."

"Gitu aja ngambek."

"Abisan." ngegas Fanny

"Abisa abisan tuh mulut kalo ngegas aja nomer satu."

•••

Setelah melakukan rutinitas paginya Fanny dan Revan duduk di ruang tamu, Revan yang sibuk bermain PS sementara Fanny yang sibuk dengan novel dan cemilannya.

Ting...

Willy Palkor

Van kesekolah
disuruh latihan
sekarang

Oke

Revan menghela nafas panjang, karena dia sama sekali tak berniat melakukan aktivitas apapun dab hanya ingin berduaan dengan Fanny.

"Kenapa?"

"Disuruh latihan."

"Yaudah sana latihan."

"Mager Fan." rengek Revan.

"Dih begitu masa."

"Aku temenin mau."

"Mau mau ayo."

"Ck giliran ditemenin aja semangat bangat."

Setelah mereka berdua siap-siap Revan dan Fanny langsung menuju sekolah.

Sesampainya disekolah semua netra tertuju ke arah mereka berdua, termasuk Willy denga hati yang sedikit sakit melihat kedekatan Revan dan Fanny.

"Hetdah bocah lama amat." celetuk Andre.

"Iya iya sorry abis gua mager bangat."

"Loh Fan ko lo ngikut bukannya lo mau pergi sama nyokap lo ya." tanya Willy curiga membuat keadaan yang semula ricuh menjadi hening.

"Hmm anuh kak." panik Fanny.

"Nyokapnya pergi berdua sama bokapnya ada urusan penting katanya, jadi Fanny di titipin ke gua dari pada dia bete sendirian ya gua ajak." ucap Revan dengan santainya.

"Ohh gitu." jawab Andre, Nicho, Mark, Ryzal serentak, hanya Willy yang menanggapi dengan tersenyum miring.

"Kak Willy udah makan?" tanya Fanny mengalihkan pembicaraan.

"Udah." Willy langsung pergi meninggalkan mereka semua, Revam yang peka atas sikap temannya menjadi canggung.

Fanny yang duduk di pinggir lapangan melihat Revan mendribel bola dengan lihainya, sesekali melihat Willy yang bermain kasar tidak seperti biasanya yang membuat Revan tersungkur ke lantai.

"Apa apaan si lo Wil." sewot Revan.

"Lah gua ngapa?" ucap Willy yang tersenyum kecut."

"Lo dari tadi main kaya orang kerasukan Wil." kali ini Ryzal yang menyauti.

"Kalo ada masalah sama gua ngomong jangan begini caranya lo sahabat gua Wil."

Fanny yang sedari tadi duduk anteng melihat keributan itu langsung menghampiri Revan ketengah lapangan.

"Ck gue ada masalah sama lo."

"Kalo lo sahabat gua seharusnya lo jujur sama gua." lanjut Willy dengan perasaan yang mengebu.

"Maksdu lo" tanya Revan bingung

"Ada hubungan apaan lo sama Fanny." ucap Willy lantang, mendegar ucapan Willy semua netra mata tertuju ke tengah lapangan membuat keadaan menjadi hening, dengan jantung Fanny berpacu cepat.

"Cobaan apa lagi ini yaallah ini yang gue takutin." batin Fanny meremas ujung baju Revan.

TBC

Spam Next Disini ➡️

Bantu vote dan komen sebanyak-banyaknya ya hehe. Makasih banyak.

Happy Reading guys
See You Next Chapter 💜

17 Mei 2022

REVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang