Salah Paham

94 10 10
                                    

Whatsapp

Kak Mang Dono
gak bisa jemput
gue pulang naik
taxol aja ya.

Tunggu gue anter
lo pulang jangan
sendiri

Revan yang hendak pergi dari rumah rapat mengurungkan niatnya karna Pak Burhan dan Bu Riska memasuki ruangan.

"Baik semuanya udah berkumpul?."

"Sudah pak."

"Kita mulai rapatnya."

Tunggu gue di
taman belakang jangan
kemana"

Revan duduk kembali setelah mengirim pesan ke istrinya, dengan perasaan mager gelisah Revan terus memainkan pulpen memutar balikkan denagn jemarinya.

Namun dia berusah menutupi kegelisahannya dan tetep stay cool seperti biasa, walaupun rasanya ingin cepet cepet selesai rapat agar Fanny gak kelamaan menunggunya.

Di sisi lain Tifanny yang membaca pesan terakhir suaminya, bergegeas menuju taman belakang sekolah menunggu Revan sampai selesai rapat.

Duduk di bangku taman sekolah di bawah pohon rindang memakai earphone menikmati hembusan angin yang sesekali mengibaskan rambut panjangnya.

Satu jam berlalu Revan yang tak kunjung datang selesai rapat dan Fanny yang mulai bosan menunggu suaminya.

"Sendirian aja neng, ko belum pulang?." tanya seorang laki-laki yang suaranya tak asing lagi di telinga Fanny.

"Bara!."

"Iya kirain lo siapa emang?."

"Lah ko lo belum pulang si nungguin siapa?."

"Emm anuh kak Revan."

"Hmm gitu." Bara yang mengerti hanya menganggukan kepalanya.

"Lo pacara sama bang Revan?."

"Ehh kga bar."

"Serisan?."

"Iya serius."

"Gue bukan pacaranya tapi istrinya kak Revan." batin Fanny.

"Yaudah gue anter lo pulang aja ya."

"Gak usah Bar gue udah bilang kak Revan bareng sama dia." tolak Fanny halus.

"Udah ayo ih sama gue aja, udah mau sore juga nanti nyokap lo nyariin." paksa Bara mengandeng tangan Tifanny menuju parkiran sekolah.

"Bar tunggu gue gak bisa."

"Plis Fan sekali ini aja lo pulang bareng gue, lagi juga lo belom milik siapapun kan."

Tifanny yang mendengar kalimat terkahir Bara hanya bisa pasrah, dia pun bergegas mengirim pesan ke Revan namun sial HPnya mati.

"Moga aja Kak Revan gak tau, maafin gue kak."

Namun sangat disayangkan, tanpa mereka berdua sadari di ujung koridor sekolah diam-diam Revan memperhatikan mereka berdua dengan tangan terkepal kuat membuat buku-buku jarinya memutih.

Dengan hati yang panas perasaan emosi yang tak bisa dia tahan lagi.

"Brengsek!." umpat Revan.

•••

"Fan lo udah makan." tanya Bara dengan senyum manisnya.

"Belum." singkat padat jelas.

REVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang