Kejujuran

96 9 1
                                    

Suasana semakin memanas menanti pengakuan Revan Mahardika, Andre, Mark, Nicho dan Ryzal saling menatap satu sama lain.

"Apa gue harus jujur sekarang tapi sikonnya gak tepat." batin Revan.

"Kenapa diem gak bisa jawabkan lo."

"Dia tunangan gue ngapa?."

Deg!!!

Suasana yang berada di arena lapangan terperanjat kaget dengan pengakuan Revan, banyak yang tidak terima dengan pengakuan tersebut.

"Ahh bubu jahat."

"Ayank gue itu woi."

"Lah bocah jadi sapa aja di embat."

"Sasimo woi."

"Gak setuju gue kalo bubu sama lo."

"Anjir jantung gue mau copot zal." ucap Andre mengelus dadanya.

"Iya gila ini mimpi apa nggak ya." timpal Nicho.

Rahang Willy mengeras kedua tangannya terkepal kuat sampai buku-buku jemarinya memutih, mendengar pengakuan Revan membuat hatinya sakit.

Walaupun sakit dia harus bisa menerima semuanya dia gak bisa memaksa apa yang bukan miliknya, karena sesuatu yang di paksa gak akan baik ujungnya.

Tanpa sepatah katapun Willy meninggalkan arena lapangan dengan rasa marah kecewa dan sakit menjadi satu.

Arena lapangan menjadi lebih ricuh dengan pengakuan Revan yang banyak mendapat komentar negatif yang membuatnya gak nyaman.

"Buat lo semua, siapapun yang ganggu Fanny atau komentar negatif tentang dia bakal berurusan sama gue." ucap Revan lantang menggandeng tangan Fanny meninggalkan arena lapangan.

Sementar Nicho dan Andre menyusul Willy, sedangkan Ryzal dan Mark menyusu Revan.

Tanpa mereka semua sadar di ujung bangku penonton ada dua orang yang memperhatikan mereka dengan perasaan dendam dan benci.

•••

Setiba dirumah Revan, Ryzal dan Mark dibuat terperangah melihat interior rumah klasik modern.

"Van ini rumah siapa?." tanya Mark yang baru saja duduk di sofa tanpa tuan rumahnya suruh.

"Wah lo gak serumah sama Fanny kan?." lanjut Mark membaik turunkan alisnya.

"Sekarang jelasin ke kita Van gak usah ada yang ditutupin biar sama-sama enak." ucap Ryzal.

"Gue udah nikah sama Fanny."

Buuurrr

"Uhuk uhuk uhuk." sembur Mark mengenai wajah Ryzal.

"Si anj emang bener-bener dah untung gue sayang sama lo Mark."

"Hehe pis pis zal tapan abisan gue sohok njir."

"Ya lo syok ga begini juga gila."

"Gue gak salah denger kan Van." tanya Ryzal memastikan.

"Iya gue serius." ucap Revan yang hanya di anggukan Ryzal dan Mark.

"Kita di jodohin sama orang tua kita."

"Udah lama?." tanya Mark yang sibuk dengan cemilannya.

"Lumayan."

"Pantes sering pulang pergi bareng."

Revan hanya diam tidak menanggapi ucapan Mark dan Ryzal sama sekali.

"Sebenernya gue pengen banget publish hubungan gue tapi gue belom siap apa lagi sahabat gue dari orok suka sana istri gue sendiri."

REVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang