Penggemar Baru

96 8 0
                                    

Pagi yang cerah dengan hati gembira, Fanny menelusuri koridor sekolah sendirian dengan hati berbunga-bunga.

"Morning guysssss."

"Morning."

"Kesambet setan apaan lo pagi buta begini udah sumringah biasanya geh loyo." celetuk Annisa

"Yuee kampret lo sa."

"Bahagia terus gue mah."

Fanny, Illa dan Nisa pun memulai rutinitas paginya dengan bergosip.

"Ayank Fannyyyyyy." panggil seseorang dengan lantang dari ambang pintu siapa lagi kalo bukan Willy.

Ke tiga wanita yang sedang asik ngerumpi memutar bola matanya malas dan mengapa tajam Willy.

"Bisa-bisanya si curut pagi buta guni udah di mari." grutu Illa.

Semua siswi kelas XI IPA1 berteriak histeris karena bukan hanya Willy tetap juga ada Revan, Ryzal, Andre dan Mark yang berada di ambang pintu.

"Fan."

"Mau apaan lo." cegat Illa.

"Gue gak ada urusan sama lo hush hus."

"Urusan Fanny urusan kita juga." kali ini Annisa yang menyauti.

"Udah ih jangan begitu." lerai Tifanny karena kalo gak begitu gak akan kelar-kelar sampe besok."

"Kenapa kak?."

"Besok malming kita jalan."

"Haaa apaa!." jawab Tifanny, Annisa dan Illa serentak.

Hening untuk beberapa saat semua netra yang ada di penjuru jelas menatap Fanny dan Willy dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Terima aja si Fan lo juga jomblo ini."

"Tau Fan kali-kali sama senior paling ganteng."

"Terima terima terima."

Tifanny melirik Revan menunggu jawaban darinya namun apa daya Revan hanya memasang wajah datar seperti biasa tanpa ada niat membantunya.

"Hmm anuh kak maaf gue gak bisa." tolak Fanny lembut seketika wajah Willy yang tadinya bersemangat menjadi loyo tak berdaya.

"Kenapa."

"Maaf kak gue mau nemenin mama pergi ke Bogor."

"Yaudah nanti malem deh." kata Willy dengan harapan yang sangat besar.

"Maaf kak bukan gue gak mau, tapi gue berangkatnya nanti malem."

"Udah bro next time aja." kata Mark menepuk-nepuk bahu Willy.

"Yaudah deh tapi next time kita jalan ya."

"Iya kak insyaallah."

"Mamam." celetuk Illa.

"Bacot lo."

"Udah bang Wil mending sama Illa aja noh jalan dari pada ribut mulut mending jadian." saut salah satu murid.

"Asoy geboy."

"Ogah najisin amat."

"Gue juga ogah jalan sama nenek lampir kaya lo."

"Heee ngomong apaan lo tadi."

"Ngap.-"

"Pagi anak-anak."

Semua netra mata murid tertuju ke arah Pak Dody yang sudah memasuki ruangan. Membuat sebagian murid heran karena bell masuk belum berbunyi tapi para guru sudah memasuki ruang kelas.

REVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang