Part 27

151 15 3
                                    

𝕿𝖍𝖊 𝖗𝖚𝖒𝖔𝖗 𝖙𝖜𝖎𝖓𝖘

Mobil yang di kendarai Griv akhirnya sampai di sebuah mansion yang terlihat mewah. Griv turun dari mobil, raut wajahnya terlihat sangat tak bersahabat. Dia sekarang seperti singa yang siap menerkam siapapun yang mengusik ketenangannya.

"Griv." panggil Asya. Dia wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu tirinya. Asya terlihat senang dengan kedatangan Griv.

Lihat saja ibu tirinya itu selalu menunggu kedatangannya. Entah sudah jam berapa dia berdiri menunggu di depan rumah untuk menyambut kedatangannya.

Tetapi Griv terlihat tidak tertarik dan tidak peduli padanya sama sekali. Bahkan menepis tangan Asya kasar saat akan menyentuhnya.

Asya menunduk sedih, kemudian tersenyum kembali saat Griv sudah masuk ke dalam rumah. Dia tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan mencoba mendekati anak kesayangannya itu.

"Griv sayang kamu akan menginap kan?." tanya Asya terlihat penuh harap.

Griv tidak menjawab ia terus melangkah menuju ruang tengah yang terdapat ayahnya dan arsel.

"Ada apa?." tanya Griv to the point menatap Afanza datar. Dia ayah Griv.

"Kau tidak mempunyai sopan santun?" tanya Afanza sinis menatap Griv dengan intonasi yang tinggi membuat Asya seketika terdiam takut.

"Tidak." jawab Griv dengan malas.

Afanza mendengus, ia melemparkan sebuah foto pada Griv. Tetapi, Griv tidak minat sama sekali untuk melihatnya bahkan sekedar tertarik saja tidak. Ia tahu itu pasti foto wanita yang akan dijodohkan dengannya.

"Minggu depan makan malam dengan keluarga Allison, putri sulungnya sudah pulang dari Inggris. Kita akan mengatur pernikahanmu secepat mungkin. Jadi persiapkan dirimu." kata Afanza to the point.

Griv menatap ayahnya tidak terima, tetapi dia tidak melakukan apapun. Hanya raut wajah Griv yang berubah. Dia terlihat murka.

"Jangan pernah coba-coba mencampuri hidupku." kata Griv penuh penekanan.

Afanza menatap Griv tajam, "Kau tidak bisa menolak. Ini sudah jadi tradisi di keluarga kita." kata ayahnya keras kepala. Sedangkan Asya yang sejak tadi melihat interaksi ayah dan anak itu hanya menatap Griv iba. Ia kasihan pada Griv yang terus dipaksa untuk mengabulkan keinginan suaminya.

Asya tahu jika Griv membenci keluarganya, tetapi Asya tidak pernah sedikitpun membenci Griv.

Afanza melemparkan asbak beling yang terletak pada meja. Ia benci Griv menjadi pembangkang. "Kau pikir aku akan diam saja melihatmu bersama gadis itu?." ancam Afanza.

Fladeo.

Griv tahu kalau ayahnya sedang membicarakan gadis itu.

"Dia tidak cocok untukmu Grivanza." kata Afanza dingin.

Griv menatap tajam ayahnya, ia hafal kemana jalan pikiran ayahnya jika ada orang yang menjadi penghalang rencanannya.

"Ayah akan me-

"I will kil you. If you touch him." kata Griv dingin dan penuh penekanan menatap Afanza tajam. "Apa anda pikir saya tidak tahu apa yang terjadi dengan kisah perselingkuhan anda? Saya tahu melebihi apapun di kehidupan saya. Dan anda bilang tradisi? Fuck, you must be kidding me dad." Aura intimidasi menguar begitu saja, ayahnya benar-benar berhasil membuat Griv marah. Lalu Griv melirik arsel dan Asya, "Uruskan saja keluarga anda." Griv pergi dari sana meninggalkan mereka bertiga.

"GRIVANZA!!" bentak Afanza murka.

Afanza membenci anak yang pembangkang dan ia tidak suka melihat Griv yang bahagia di luar kendalinya.

The Rumor Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang