𝕿𝖍𝖊 𝖗𝖚𝖒𝖔𝖗 𝖙𝖜𝖎𝖓𝖘
...../.....
Di sebuah lingkungan, suasana baru, kota baru terdapat sebuah rumah minimalis bertingkat dua, yang di tempati sebuah keluarga yang bisa dikatakan tidak begitu harmonis. Mereka baru saja pindah seminggu yang lalu dan selalu ada saja keributan di setiap rumah itu. Entah apa yang terjadi, tetangga disanapun tidak begitu mempedulikan apa yang terjadi pada mereka.
Ya disini lah aku mengasingkan diri, menghabiskan masa remajaku dengan penuh kesengsaraan. Dan aku sangat benci adaptasi. Lain halnya dengan kembaranku Karryn atau bisa di sebut Arryn dia selalu saja memasang wajah bahagia, sangat gila mungkin selalu saja tersenyum kapanpun di manapun itu, hingga membuatku muak untuk berdekatan dengannya.
Ya kami hidup tanpa seorang ibu lebih tepatnya sejak kejadian itu aku tidak pernah menganggap mempunyai seorang ibu. Well memang benarkan? mendengar kata ibu saja aku sangat membencinya apa lagi mengingatnya kembali. Beda halnya dengan Karryn, ia malah memaafkan dan mengerti mengapa wanita tua itu meninggal kan kami. Sungguh aku sangat membenci drama yang mereka buat. Well lupakan tentang itu karena aku disini, akan jadi pribadi yang membuat orang lain tidak bisa berkutik denganku.
Dan disini lah aku tepatnya berada di sebuah kamar yang mendominasi warna gelap yang mungkin menggambarkan diriku. Ya aku menyukai warna gelap, lihat saja wallpeper warna hitam, kasur hitam, bahkan bajuku rata-rata semuanya warna hitam. Ya begitulah karena aku tidak menyukai warna cerah itu membuat mataku sakit.
"Jadi, bagaimana rumahmu dan lingkungan barumu?" Suara seseorang di balik pintu kamarku membuyarkan lamunanku, kurasa aku tau siapa yang menelepon.
"Ya mom kami baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir". Ucap karryn dengan suara sedikit bergetar.
Aku tau ucapan itu setengah berbohong, benar jika karryn sangat merindukan momen-momen waktu bersama kembali, tapi sayangnya ibuku lebih memilih nya di bandingkan kami. Hah aku sangat kesal padanya. Ku buka pintu kamar ku, lalu ku rampas ponselnya dan membanting ponsel itu sekuat tenaga.
"Sudah ku bilang jangan pernah berbicara dengannya!" Bentakku. Aku tidak habis pikir dengannya kenapa dia gampang sekali memaafkannya?.
"Ana maafkan aku, a-ku sangat merindukannya". Katanya sambil menangis tersedu-sedu. Liat kan?betapa baiknya hati kembaranku ini, aku saja tidak tega membentaknya apa lagi orang lain.
"Pergi dan tidurlah" ucapku sebelum berlalu masuk ke kamar dan menutup pintu dengan sedikit ku banting menyalurkan amarahku.
Aku merebahkan tubuhku ke kasur lalu tanpa sengaja aku melirik sebuah jendela yang ditutupi oleh tirai hitam itu. Untuk beberapa alasan naluriku bergerak untuk membuka tirai itu.
Tanpa pertimbangan, aku melangkah dan menarik tirai jendela itu. Tidak ada apa-apa selain rumah yang bersisian dengan ku. Lalu fokus pandangku teralihkan pada sebuah jendela kamar itu. Misterius, gelap, dan sepi tiga kata yang cukup menggambarkan kondisi bangunan mewah itu. Walaupun sangat besar dan mewah, di sana seolah tak berpenghuni. Atau mungkin memang itu adalah rumah yang sebentar lagi akan di jual. Atau.. ah sudahlah, itu bukan urusanku dan sejak kapan aku peduli pada kondisi sekitar.
***
Suara bising yang berasal dari ruang tamu membangunkanku di jam 3 pagi. Karena penasaran, aku berjalan keluar kamar menuruni tangga. Samar-samar aku melihat siluet seorang sosok pria yang sedang memegang sebuah alkohol dan meminumnya di depan TV.
"Dad?"aku berseru pelan karena aku tau kondisi daddy ku yang terbilang sangat kacau.
"Hai sweety, kau sudah bangun? Ah apa dad yang membangunkanmu?"tanya daddy sambil tersenyum. Ah bukan senyum tulus itu hanya senyum yang terbilang sangat menyayat hati.
"Hmm itu tidak mungkin dad, aku hanya haus". Ucapku berbohong karena memang aku terbangun karena suara daddynya.
"Sweety aku sangat menyayangimu dan little karryn ku, jadi jangan tinggalkan dad..karena cuman kau dan little karryn yang ku punya." katanya sambil meracau tidak jelas. Aku yakin dad sudah mabuk lihat saja ia menangis kembali lagi dan lagi.
"Ya dad aku sangat menyangimu, bagaimanapun cuman dad yang ku punya." Jawabku lirih.
"Hehe tentu saja sweety". Ucapnya sambil memelukku dan tentu saja aku membalasnya.
Walaupun kedua orang tuaku telah lama berpisah, aku tidak pernah sama sekali merasa canggung dengan dad karena memang bukan dad yang salah melainkan si wanita tua itu. Daddy tersenyum, tangannya bergerak mengelus rambutku.Pandanganku beralih menyapu isi rumah dan tidak ada tanda-tanda daddy bakal mengamuk. Ya kebiasaan daddy tiap pulang ke kantor selalu saja mabuk dan marah-marah membanting semua barang yang ada disini. Itu hal yang wajar karena aku selalu melihatnya kacau, sejak seminggu kami berpindah rumah.
Aku tau alasannya dan aku sangat tau apa yang daddy kesal kan. Dia selalu mengingat wanita tua itu, kenangan bersamanya selalu berputar di pikirannya. Karena setiap daddy marah selalu meracau dan memanggil wanita tua itu.
Kadang aku atau karryn yang jadi pelampiasan amarah daddy. Karena itu kondisi rumah ini sangat dikatakan tidak begitu harmonis. Tapi aku beruntung masih mempunyai daddy di sampingku. Walaupun kadang sifat daddy yang selalu bermain kekerasan aku masih menyayanginnya sama halnya dengan karryn kembaranku.
𝕿𝖍𝖊 𝖗𝖚𝖒𝖔𝖗 𝖙𝖜𝖎𝖓𝖘
...../.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rumor Twins
Teen Fiction#Rank 1 Rumor🥇14 Mei 2021 Anastasia Fladeo, si gadis berwajah ketus harus menerima kenyataan pahit mengenai rumor tentang dirinya. Karena perbuatannya yang kejam dan kasar dirinya di juluki sang antagonis. Menjadi Pemeran Antagonis di kehidupannya...