Kudu komen.
**
"Jalea-ssi, bangunlah." Aku menggeliat kala seseorang menepuk-nepuk pundakku berulang kali.
Mataku perlahan terbuka, samar-samar terlihat seorang gadis berambut panjang. Aku mengerjap pelan sampai akhirnya penglihatanku normal, rupanya gadis itu adalah Eunmi eonnie yang sudah rapih. Rajin sekali, aku aja baru bangun dia udah siap.
"Sara sudah selesai mandi, sekarang giliranmu," ujarnya dengan lembut.
Sekali lagi aku menggeliat sembari menggaruk kepalaku, "Eonnie, aku sangat mengantuk. Bisakah aku minta waktu 5 menit lagi?" pintaku.
"Tidak, Jalea. Kau bisa terlambat," tegas Eunmi eonni sembari menarik-narik tanganku lembut.
Aku menguap dengan mata yang terus terpejam. Inilah salah satu kebiasaan burukku, aku paling susah bangun pagi. Biasanya ayah akan menggendongku ke kamar mandi dan menyiramku bak tanaman. Bukan kejam tapi kalau nggak kaya gitu aku gak bakal bangun. Nggak tau turunan siapa, aku suka banget tidur. Bahkan aku pernah tidur dari jam 6 sore dan bangun jam 6 pagi. Pas bangun kaya orang amnesia sampai lupa tinggal di planet mana.
"Astaga naga, si piyik ini masih tidur!?" Suara gombreng itu terdengar mengusik telingaku. Siapa lagi jika bukan si heboh Seulbi eonnie.
"YAK, JUNG JALEA! KAU INGIN MEMBUNUH KAMI SEMUA? ADUH, JINJA EMOSI AJA KALAU NGADEPIN ORANG INI!" Sebuah tangan memegang kakiku lalu menyeret tubuhku, sontak aku terkejut dan membuka mata.
"AAAAAAAAH!" Aku menjerit ketika Seulbi eonnie menarik kakiku menuju kamar mandi.
"Kau ini benar-benar merepotkan! Kurasa aku akan kena kanker otak jika terus menerus hidup denganmu," omelnya seraya terus menarik kakikku.
"Yaaaaak, lepaskan! Aduh, aduh, aduh ini kepalaku sakit! Eonniee!!!!" Aku terus merengek tapi Seulbi eonnie tidak memperdulikan sampai akhirnya aku berada di kamar mandi dan Seulbi eonnie segera menceburkan tubuhku ke bathtup membuatku terkejut.
"Cepatlah, Jalea!" Seulbi eonnie menutup pintu kamar mandi sedangkan aku meneteralkan pernafasanku. Sial, orang itu benar-benar kejam.
***
Setelah sarapan, cek kesehatan, kami langsung ke ruang latihan. Aku berjalan paling terakhir, tubuhku lesu sekali bukan karna nggak disemangatin ayang tapi aku capek pengen rebahan padahal latihannya belum mulai. Kami sampai di ruangan yang luas dengan latar awan-awan putih. Ruangannya sunyi, dingin, dan di depan kami ada cermin besar.
Kami berbaris sejajar dengan posisi Seulbi eonnie, Eunmi eonnie, Sara eonnie dan aku yang terakhir. Samar-samar terdengar banyak langkah kaki dan suara bising, kami sontak menatap ke arah pintu. Tak lama muncul banyak anak perempuan sepantara kami, mereka tampak terkejut melihat kami. Sontak kami saling membungkukkan badan.
Mereka baris di sebelah kami, berbagai tatapan aneh mereka tujukan terutama padaku dan pada Eunmi eonnie.
"Permisi, apakah kalian trainee baru?" tanya gadis berambut pendek.
Kami mengangguk dan kompak menjawab, "Nee."
Mereka langsung saling melirik, ada yang tersenyum, ada yang memperhatikan dari ujung kaki hingga kepala, ada yang terlihat cemas dan ada juga yang diam saja.
"Annyeonghaseyo. Maaf sudah membuat kalian menunggu." Seorang pria bertubuh tinggi datang membuat ruangan seketika hening. Ya Tuhan, siapa lagi ini? Dari kemarin kenapa orangnya beda-beda, aku kan jadi puyeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Jalea
FanfictionKarena sawah ayahnya gagal panen membuat Jalea terpaksa ikut ayahnya merantau ke kota Seoul. Hal itu membuat dia merasa sedih karna harus meninggalkan kota kelahirannya yang penuh kenangan. Namun, siapa sangka kepindahannya ke Seoul mendatangkan se...