Suasana drom yang biasa hangat dan berisik kini berubah menjadi dingin mencekam. Sejak kejadian kemarin aku dan Seulbi eonnie tidak bertegur sapa begitupun dengan Eunmi eonnie yang menghindari Seulbi eonnie. Hanya Sara eonnie yang terlihat netral di sini meski sebenarnya kutahu dia lebih berpihak padaku dan Eunmi eonnie.
Sara eonnie memberitahuku jika Eunmi dan Seulbi eonnie bertengkar hebat di drom sampai Seulbi eonnie mengatakan menyesal bertemu kami dan Eunmi eonnie mengunci diri di toilet hingga tengah malam lalu keluar dengan mata bengkak.
Sebenarnya aku sudah berusaha menyapa Seulbi eonnie dan melupakan segala ucapannya tapi dia tidak meresponku dengan baik. Jangankan dijawab, didengar saja tidak. Sepertinya dia benar-benar membenciku.
Biasanya Seulbi eonnie yang paling semangat menyiapkan sarapan tapi kali ini tanpa basa-basi dia pergi berangkat sekolah lebih dulu. Dia menutup pintu dengan amat kencang menandakan kemarahan membuat kami yang kebetulan berada di ruang makan saling melirik satu sama lain.
Eunmi eonnie menaruh roti panggang kornet keju ke piringku dan Sara eonnie. Dia benar-benar kakak yang baik untuk kami. Berada bersamanya membuatku merasakan kembali sosok ibu. Jika aku laki-laki pasti akan mengajaknya berkencan. Laki-laki mana yang tidak mau dengan wanita sebaik dia. Jika sudah debut nanti kupastikan akan ada banyak yang menyayanginya.
"Habiskan, jangan pikirkan apapun," titahnya.
Kami menuruti ucapannya. Kami melahap sarapan dengan hening. Aku menatap nanar kursi kosong di sebelah Eunmi eonnie, itu tempat Seulbi eonnie. Biasanya kami akan saling melempar candaan, terkadang saling meledek satu sama lain. Meski tidak pernah berbicara aku tahu perasaan Eunmi eonnie sekarang. Dia pasti sedih dengan semua ini.
Bayangan Seulbi eonnie terlintas di kepalaku. Suaranya, kehebohannya, kegilaannya, semuanya terbayang-bayang. Entah apa yang akan terjadi ke depannya jika kami terus seperti ini. Aku benar-benar merasa bersalah. Walau bagaimana pun akar permasalahan ini adalah aku.
Setelah sarapan selesai kami bergegas berangkat sekolah. Kami berusaha saling menghibur satu sama lain. Ketika di bus kulihat Seulbi eonnie duduk bersama Bora dan Yumi. Hatiku terasa sedikit perih melihat keakraban mereka padahal Seulbi eonnie sering mengatakan jika dia membenci dua gadis itu karna keangkuhannya tapi sekarang mereka jadi akrab. Mereka mendelik sinis ketika aku melewatinya. Eunmi eonnie yang menyadari buru-buru menarik tanganku dan kami bertiga duduk bersama di kursi paling belakang.
"Nanti kalau kalian pulang duluan tungguin aku, ya?" pinta Eunmi eonnie yang langsung kami angguki.
Eunmi eonnie tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Bus perlahan meninggalkan basement. Sepanjang jalan kami tidak bersuara, kami sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya bus sampai di sekolah. Kami berpisah di depan gerbang, aku dan Sara eonnie bergegas ke kelas masing-masing setelah janjian untuk pergi ke kantin bersama nanti di jam istirahat.
Di anak tangga aku berpapasan dengan Jisung. Kami bertukar pandang beberapa detik sampai akhirnya aku membungkukkan badan begitupun dengan dia.
"Jalea-ssi, ada titipan untukmu," ujar Jisung sembari menyodorkan sebuah paperbag berwarna kuning cerah.
Keningku mengerut, "Dari siapa?"
"Nana hyung," balasnya.
"Nana hyung? Siapa?" Aku makin kebingungan.
"Ah, Jaemin hyung maksudku. Mian, aku kebiasaan memanggilnya seperti itu," ralat Jisung sembari menggaruk tengkuknya.
"Jaemin hyung?" beoku tidak percaya.
"Nee, dia menyuruhku memberikan ini padamu," balas Jisung sembari menyerahkan paksa paperbag itu kepadaku.
Aku melihat isinya, ada sekitar 15 botol susu pisang ukuran jumbo di dalamnya. Gila aja, banyak banget dikira aku mau buka warung? Entah apa yang dipikirkan laki-laki bermarga Na itu aku jadi gak enak hati begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Jalea
FanfictionKarena sawah ayahnya gagal panen membuat Jalea terpaksa ikut ayahnya merantau ke kota Seoul. Hal itu membuat dia merasa sedih karna harus meninggalkan kota kelahirannya yang penuh kenangan. Namun, siapa sangka kepindahannya ke Seoul mendatangkan se...