25.

679 80 27
                                    

Sungkemlah kepada mas crushku karna ulahnya yang membuatku sakit hati aku jadi rajin update.

_

Satu minggu kemudian.

Aku menutup pintu apartemen dengan rapat lalu memasukan kunci ke dalam saku mantelku. Hari ini aku berencana membuat kue untuk ayah sesuai janjiku kala itu. Aku baru bisa membuatnya sekarang karna harus mengumpulkan uangnya terlebih dahulu. Aku tidak enak hati jika harus meminta langsung kepada ayah ataupun minta uang kepada nenek.

Ayah sedang pergi bekerja, seperti biasa beliau akan pulang sekitar jam 5 sore. Sekarang baru jam 1 siang, masih ada beberapa jam untukku membeli bahan-bahan dan membuat kue tersebut. Tanpa memberi tahu ayah aku bergegas pergi ke halte karna di sekitar sini tidak ada toko yang menjual bahan-bahan kue yang lengkap.

Jika ayah tahu aku keluyuran pastinya beliau akan marah besar, oleh karena itu aku harus hati-hati tidak boleh terluka agar ayah tidak cemas dan percaya jika aku sudah sembuh total. Aku berjalan melewati zebra cross untuk sampai ke halte, untung saja haltenya sepi jadi aku tidak perlu berhimpit-himpitan menunggu bus.

Aku duduk dengan tenang sembari memperhatikan jalanan sekitar, sejujurnya aku takut ada temanku yang memergokiku di sini. Mau ditaruh di mana mukaku jika mereka tau aku masih ada di Korea dan tidak pernah pergi ke Singapore. Ini semua gara-gara paman Munshik yang menyuruhku berbohong. Ah, menyebalkan.

Setelah menunggu hampir 10 menit akhirnya bus yang kutunggu datang. Tanpa buang waktu aku langsung naik. Bus terlihat kosong melompong, wajar saja karna ini bukan jam pulang para pekerja atau pun para pelajar. Setelah menyelesaian pembayaran aku duduk di kursi bagian tegah, tepat di pinggir jendela karna sejak kecil jika berpergian aku suka sekali duduk di dekat jendela. Nyaman saja rasanya.

Beberapa menit kemudian aku sampai di tempat tujuan. Kulihat toko tersebut lumayan ramai, aku menghela nafas berat kemudian bergegas masuk. Aku mengambil keranjang dan mulai mencari bahan-bahan dan peralatan yang kubutuhkan sesuai yang kulihat dari salah satu chanel You Tube. Aku belum pernah buat kue sebelumnya, makanya aku begitu bergantung pada salah satu chanel You Tube yang sering membuat tutorial kue.

Aku berbelanja dengan cepat karna tidak ingin membuang waktu. Kuperiksa satu per satu apa saja yang kurang dan ternyata bagian terpenting yakni margarin belum kuambil. Dengan cepat aku mencari margarin.

"Ah, akhirnya selesai," eluhku sembari memasukan margarin tersebut ke dalam keranjang.

Aku langsung berjalan ke kasir untuk membayar. Utung saja antrean kasir tidak penuh.

"Terimakasih sudah berbelanja," ujar bibi kasir tersebut setelah aku membayar belanjaanku.

"Nee," balasku sembari mengambil totebag tersebut.

Aku berjalan keluar toko. Uangku masih cukup banyak tersisa. Kubelikan apa lagi ya untuk ayah? Aku memutar otak dan melirik ke sekitar.

"Bunga!" seruku saat melihat toko bunga di seberang jalan sana.

"Aku mau ngasih ayah bunga!" Aku tersenyum lebar lalu berjalan ke toko bunga tersebut.

Aku membeli setangkai bunga mawar berwarna putih karna putih adalah warna favorite ayah.

"Terimakasih, paman," ujarku sembari mengambil bunga tersebut.

"Nee. Apa itu untuk pacarmu?" tanya paman itu dengan senyuman jahil.

"Aniyo! Ini untuk ayahku. Aku gak punya pacar," balasku dengan jujur.

"Ayahmu ulang tahun?" tanyanya lagi. Dih, kepo banget deh.

Jung JaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang