Sore-sore begini biasanya Kilat dan kawan-kawannya nongkrong di kafe kak Nadine, itu yang dikatakan Kilat pada Boneka.
Jadi pukul 4 sore ini Boneka pergi ke kafe Kak Nadine, sekaligus membantu kak Nadine karena yang dia lihat kafe tengah ramai pengunjung.
"Kak Nad, Boneka bantuin ya?"
"Ga usah Bon, Kamu ke tempat anak-anak aja, mereka duduk di sebelah sana."
"Gapapa Kak, Boneka mau bantuin Kak Nadine. Siapa tau abis lulus Boneka bisa kerja di sini hehe," ujarnya cengengesan.
"Ya udah, anterin minuman ini buat anak-anak ya."
"Oke Kak."
Boneka membawa minuman ke meja yang ditempati Kilat, Bara, Gery, Chiko dan seorang cewek yang tidak Boneka suka. Siapa lagi kalau Fia? Kakak kelas yang menjadi saingannya.
Sebenarnya Boneka hanya sedikit tidak menyukai kakak kelasnya itu, Boneka bukan tipe orang yang mudah membenci seseorang kalau seseorang itu tidak melakukan kesalahan.
"Ini minumannya teman-teman."
"Kok Lo yang anterin Bon?" tanya Bara.
"Soalnya Bara ga mau bantuin kak Nad, jadi Boneka gantiin Bara."
"Adik durhaka emang."
"Ya udah Lo duduk disini aja, Gue yang bantuin kakak Gue," ujar Bara kemudian beranjak berdiri.
"Bercanda Kok, Boneka emang pengen bantuin kak Nad aja."
"Ga enak Gue, masa orang lain yang bukan siapa-siapa bantuin kakak Gue sedangkan Gue adiknya malah santai duduk."
"Kemana aja Lo baru sadar sekarang?" celetuk Gery.
"Bacot," balas Bara.
Bara pergi membantu kakaknya karena malu pada Boneka, dia tidak mau dicap sebagai cowok pemalas.
Boneka terkikik melihat Bara yang akhirnya pergi membantu kak Nadine.
Mata Boneka melirik Kilat yang sedang menghisap rokok. Dia tiba-tiba mengingat kebingungannya kemarin tentang perasaannya pada Kilat, apa mungkin benar dia menyukai laki-laki urakan seperti Kilat? Entahlah, Boneka pun tidak tahu.
"Kilat."
Kilat menoleh pada Boneka.
"Jangan sering-sering ngerokok, Boneka gak mau tenggorokan Kilat bolong kayak kakek-kakek di tv."
"Bener kata Dia Kil, Rokok bisa ngerusak kesehatan Lo," ujar Fia.
Kilat hanya bergumam lalu mematikan Putung rokoknya. "Hm."
Boneka tersenyum melihat Kilat yang sudah mematikan rokoknya. "Jangan lupa diminum ya, Boneka mau bantu kak Nad," ucap Boneka lalu berbalik pergi.
"Boneka anterin ini ke meja no 7 ya," ujar Nadine.
"Oke, pesanan siap di antar."
Boneka mengantar pesanan-pesanan pengunjung dengan semangat.
"Gue perhatiin Lo semangat banget Bon, ga abis-abis tuh tenaga?" ujar Bara.
Kebetulan mereka sedang menunggu pesanan para pengunjung dibuat, waktu sejenak itu Bara dan Boneka gunakan untuk duduk istirahat.
"Kalo kerja kan harus semangat Bar," jawab Boneka.
"Lo keren Bon."
Bara mengerutkan keningnya kala bibir boneka melengkung ke bawah. "Kenapa?"
"Jadi Boneka keren ya, Boneka ga imut," lirihnya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boneka Kilat (On Going)
Genç KurguTentang kisah rumit remaja SMA yang menghadapi masalah keluarga dan pergaulan bebas yang membawa mereka ke dalam neraka.