CHAPTER 10

2.9K 256 14
                                    

⚠️18+
••••

"Enghhh… ahh… enak banget Sam, Rey," erang seorang perempuan yang tengah menikmati perlakuan 2 laki-laki yang sedang mempermainkan bagian tubuhnya.

"Anj*ng Lo menggoda banget hari ini Dar," ujar Samuel.

"Jalang Kita emang mantep." Rey kembali melumat bibir Dara dengan penuh nafsu.

"Enghhh… terus disitu Samhh…."

Desahan demi desahan keluar dari mulut Dara, kedua laki-laki itu benar-benar mempermainkannya bak jalang.

"Lo ga mau pake Dara, Kil? coba aja dulu, Gue jamin Lo ga bisa berhenti." 

Kilat yang sedang menikmati rokoknya menatap tiga sejoli yang sedang asik melakukan threesome. "Ga dulu," tolaknya.

Gio terkekeh. "Masih aja munafik Lo Kil. Masih temenan sama temen-temen cupu Lo sih, Gue saranin jauhin mereka kalo Lo ga mau ikutan cupu kaya mereka."

Kilat kembali menghisap rokoknya. "Mereka temen Gue dari SD, ga mungkin Gue jauhin mereka, Gi."

"Ngomong-ngomong Lo harusnya panggil Gue pake embel-embel Kak, gini-gini Gue senior Lo."

Kilat terkekeh. "Bacot."

"Itu kewajiban disekolah Kita kalo Lo lupa."

Kilat mengedikkan bahunya tidak peduli, toh tidak ada guru ataupun pengurus OSIS yang akan melaporkannya. Sekolahnya ini memang lucu, mewajibkan semua junior memanggil seniornya dengan embel-embel 'Kakak' agar terdengar sopan. Sekolah ini terkenal dengan kedisiplinannya, siapapun yang melanggar aturan sekecil apapun wajib diberi hukuman. Sebenarnya banyak anak nakal yang melanggar aturan seperti merokok, minum minuman keras, narkoba, bahkan melakukan sex di sekolah, tapi sangat jarang diketahui guru karena siswa-siswi yang melakukannya sangat mahir menyembunyikannya.

"Gue liat Lo cium cewek di depan toko buku."

Gio tertawa terbahak-bahak melihat Kilat yang sekarang sedang memandang dengan tatapan mata yang tajam. "Gue cuma kepo, Dia pacar baru Lo?"

Kilat mengembalikan mimik wajahnya seperti biasa. "Bukan."

"Kalo bukan kenapa dicium?"

"Nafsu," jawabnya singkat.

"Wah Kilat udah gede nih berani ciuman, nanti tinggal ngesex."

Kilat mematikan putung rokoknya. "Gue cabut, telinga Gue sakit denger desahan mereka." Kilat berjalan keluar dari gudang sekolah.

Gio mempersilakan Kilat keluar dengan gerakan tangannya. 

Suara Gio yang masih terdengar di pendengaran Kilat. "Gue gabung bro," ujar Gio pada teman-temannya yang sedang sex.

••••

"MORAAA."

"Bon! teriakan Lo bikin telinga Gue dan semua temen-temen sakit," ujar Oki.

"Bon, please!" ujar Mora.

"Gue harus ke THT abis pulang sekolah nanti," celetuk Mery.

"Temen-temen, Boneka rasa kalian berlebihan deh. Kalian emang mau mojokin Boneka biar pindah ke kelas sebelah kan?"

Oki dan Mery menahan tawanya. "Nah itu tau."

"Kejam! ga takut nera--"

Puk.

Amora menepuk pelan mulut Boneka agar gadis itu diam. "Udah diem, ayo katanya mau ambil buku ke perpus." Amora menarik lengan Boneka keluar kelas.

"Bibir Boneka sakti nih ditepok Mora."

Boneka Kilat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang