CHAPTER 6

2.8K 253 19
                                    


••••

Hari ini uang jajan Boneka habis tanpa sisa, dia bisa saja ikut Amora pulang, tapi kali ini Boneka akan menggunakan kesempatan untuk meminta Chiko untuk mengantarnya.

Istilahnya, sambil menyelam minum air. 

Boneka mencari laki-laki itu di parkiran, matanya melihat Chiko yang sedang duduk di motor, mungkin menunggu teman-temannya di parkiran, itu yang dipikirkan Boneka.

"Chiko," panggilnya sambil berjalan menghampiri.

Chiko mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Belum pulang Bon?" tanyanya.

"Uang Boneka abis buat naik taksi, Boneka boleh nebeng sama Chiko?"

"Sorry banget ya, tapi Gue udah janji sama Kak Fia."

Orang yang dibicarakan pun datang menghampiri mereka. 

"Dia mau nebeng sama Lo?" tanya Fia yang baru datang.

"Iya," jawab Boneka cepat.

"Nggak Kak, Gue kan udah janji mau nganterin Lo," ujar Chiko.

"Lo sama Gue aja, ayo Gue anter Lo balik," ujar Kilat yang baru tiba di parkiran.

"Gimana kalo Chiko nganterin cewek itu, Gue yang sama Kilat?" saran Fia.

Boneka mengangguk. "Iya gitu aja." 

"Gak, lagian rumah Kak Fia jauh, males Gue," tolak Kilat kemudian membawa Boneka ke motornya.

Kilat menyalakan motornya. "Cepet naik," suruh Kilat pada Boneka.

Boneka menurut duduk di jok belakang motor Kilat. Daripada dia pulang dengan jalan kaki, masih mending ada yang mau mengantarnya walaupun bukan Chiko. 

"Nih pake," perintah Kilat pada Boneka untuk memakai helm.

"Udah siap?" tanyanya.

"Kegedean Kil."

"Ya masa mau dikecilin? mana bisa!"

"Punya Boneka kan kecil."

"Tetep muat kok."

"Boneka gak mau ah."

"Kalo Lo gak pake helm nanti Kita ditilang polisi, mau?"

"Ga mau, Boneka pake deh walaupun berat." Boneka memakai helm milik Kilat yang terasa berat di kepalanya.

Kilat melajukan motornya dengan kecepatan yang pelan. Dia terkekeh kecil melihat wajah Boneka yang seakan dilahap oleh helm melalui kaca spion motornya.

"Kilat kenapa cengengesan gitu? Lagi ngetawain Boneka ya?" tanya Boneka saat melihat Kilat yang tampak terkekeh melalui kaca spion.

Kilat langsung mengubah ekspresi wajah menjadi datar kembali.

"Gue gak cengengesan," bantahnya.

"Kilat lagi cengengesan, Boneka liat tuh tadi di kaca spion."

Kilat langsung mengubah posisi kaca spion lebih ke bawah.

Boneka tertawa melihat tindakan Kilat. "Takut kepergok lagi ya? Kilat lucu banget."

Kilat diam tak menjawab, dia hanya menatap lurus kedepan.

"Rumah Boneka yang warna putih di depan," ucap Boneka sambil menunjuk-nunjuk yang rumahnya.

Kilat berhenti tepat didepan gerbang rumah bercat putih itu.

"Kilat, Boneka ga bisa turun, tanahnya terlalu dibawah."

Kilat menengok ke belakang. "Bukan salah tanah, tapi salah tinggi badan Lo yang pendek."

Boneka Kilat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang