Selamat membaca!••••
"Anggi, mau?" tanya Boneka menawarkan snack yang dibawanya dari rumah.
Anggi merogoh jajan snack yang disodorkan Boneka lalu memasukkannya ke dalam mulut. "Makasih Bon."
Boneka mengangguk-angguk senang. "enak kan? nih, lagi Nggi."
Sambil mengambil snack, Anggi bertanya, "Boneka suka pedes ya?"
"Ngga, Boneka ga suka pedes."
Anggi keheranan, pasalnya sekarang ini mereka tengah memakan snack varian pedas. Anggi bertanya lagi, "Tapi ini kan pedes."
"Ya ini karena Boneka terpaksa, di Indomaret stoknya cuma ada yang pedes. Boneka sebel sama mas-masnya, masa ga nyetok rasa rumput laut, Boneka kan sukanya rasa rumput laut."
"Terus kenapa kamu beli yang pedes?"
"Ya… malu dong, masa udah masuk indomaret gak beli apa-apa, jadi Boneka beli aja deh."
"Oh iya semalem, Anggi pul—"
Brak.
Suara gebrakan meja terdengar nyaring di telinga murid kelas. Dan pelakunya tak lain adalah Kilat Bragma, laki-laki itu terlihat marah sampai menggebrak meja seorang siswi.
"LO BAWA CEWEK GUE KE CLUB? ANJING KAYA LO BERANI SAMA GUE SEKARANG?"
Mata July terbelalak kaget melihat Kilat di hadapannya yang menatapnya dengan mata tajam milik laki-laki itu. "Ki—kilat, gu—gue cuma a—ajak Boneka main doang," gugupnya takut.
"Cuma kata lo?" Kilat menarik kerah baju July untuk berdiri dari duduknya—tidak peduli yang dihadapannya itu seorang perempuan—dia mencekik leher July dan mendorongnya sampai terpojok pada dinding.
"KILAT! JANGAN CEKIK JULY! NANTI DIA BISA MATI!" teriak Boneka.
"Diem lo!" perintahnya pada Boneka yang mengganggunya memeberi pelajara pada July.
Boneka panik kala Kilat tidak mendengarnya, dia menatap Anggi dengan tatapan paniknya. "Anggi, ini gimana? Kilat bisa bunuh July!" ujarnya heboh saking paniknya.
"A—aku gak tau Bon, coba kamu bujuk Kilat lagi."
Boneka menengok ke sekeliling kelas. "Temen-temen jangan cuma bisa liating dong! bantuin July!" ucap Boneka pada teman sekelas sekaligus murid dari kelas lain yang ikut melihat.
Semua orang tampak tak mau ikut campur dalam masalah yang melibatkan Kilat, mereka tidak ingin bunuh diri tentu saja.
"Ogah, gue takut mati," celetuk seseorang.
"BUKA MULUT LO, JAWAB OMONGAN GUE TADI ANJ*NG."
"Sa—saki—t ukh…"
Kilat tersenyum miring. "Sakit? Gue kasih tau apa itu yang namanya rasa sakit." Kilat menguatkan cengkramannya pada leher July, perempuan yang hampir kehabisan napasnya itu meronta agar dilepaskan.
"Astaga naga Kilat, istighfar lo!" teriak Gery yang baru saja datang bersama kedua sahabatnya.
Bara dan Chiko melotot kaget ketika melihat pemandangan yang mengejutkan di pagi hari, tadinya mereka hanya penasaran apa hal yang membuat siswa siswi berkerumun ramai.
"Gery, Bara, Chiko cepet tolongin July!" pekik Boneka.
Bara melangkah maju berniat melepaskan cengkraman tangan Kilat dari July. "LEPASIN DIA BEGO! BISA MATI ANAK ORANG!" teriak Bara pada Kilat tapi sayang Kilat tetap bergeming menatap benci July.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boneka Kilat (On Going)
Fiksi RemajaTentang kisah rumit remaja SMA yang menghadapi masalah keluarga dan pergaulan bebas yang membawa mereka ke dalam neraka.