CHAPTER 15

3K 287 16
                                    

Jangan lupa vote 🤍

•••

"Ini dimana?" tanya Boneka pada pacarnya.

"Apartemen gue,"jawabnya singkat.

Boneka mendongak menatap Kilat. "Kilat mau apain Boneka? Kilat jangan macem-macem ya, Boneka masih suci!"

"Mau gue grape-grape, mau apa lo? Loga bakal bisa kabur dari gue Bon." Kilat mengalungkan tangannya pada leher Boneka lalu membawa gadis itu masuk ke dalam apartemennya.

"ISTIGHFAR KILAT ISTIGHFAR LO, KALO MAU GRAPE-GRAPE AJAK GUE DONG," teriak seseorang yang sudah ada di dalam apartemen.

"Dih Gery," ucap Boneka takut sambil menutupi bagian dadanya dengan kedua tangannya.

"Eh, gue becanda Bon. Sorry ya sorry, becanda sumpah."

"Kalian ngapain di apartemen gue, anjing?" tanya Kilat emosi. Niatnya kemari itu untuk menghabiskan hari libur bersama pacarnya di apartemennya seharian ini, tapi melihat kedua sahabatnya sedang santai di apartemennya membuat Kilat naik pitam.

"Lo ga buka grup?" tanya Bara yang masih fokus bermain game di ponselnya.

"Yo jadi bukan salah kita Kil," ujar Gery santai sambil menonton anime di ponselnya.

"Bacot anjing, keluar lo pada!"

"Chiko kok ga ikut ke sini?" tanya Boneka.

Daripada membalas ucapan Kilat, Gery lebih memilih menjawab pertanyaan dari Boneka. "Tuh bocah lebih milih belajar daripada maen sama kita."

Kilat menatap sinis Boneka. "Ngapain lo tanya-tanya si Chiko? mau selingkuh dari gue?"

"Apasi, nuduh-nuduh mulu," sebal Boneka, gadis itu memilih untuk duduk di sebelah Gery daripada terus bersebelahan dengan Kilat yang hobi marah-marah.

Kilat mengikuti langkah Boneka, dia memelototkan matanya kala melihat Boneka yang duduk di samping Gery dengan jarak yang sangat-sangat dekat. "Minggir lo," perintahnya dengan ketus pada Gery.

Gery memonyongkan bibirnya, lalu berpindah tempat ke bawah bergabung dengan Bara yang sedang main game. "Main PS yuk Bar," ajar Gery.

"Bentar, gue selesaiin dulu ini," jawab Bara.

Kilat merebahkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya pada paha Boneka. Dia memiringkan tubuhnya, menyembunyikan wajahnya pada perut boneka. "Bon,"

"Apa?"

"Jangan selingkuh," gumamnya.

"Boneka gak bakal selingkuh kok, Kilat aja udah cukup buat Boneka."

"Janji?" Kilat mengangkat jari kelingkingnya tanpa memindahkan melihat ke arah gadis itu.

Boneka gemas pada tingkah Kilat yang menurutnya sangat lucu, dia menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking kilat yang terangkat. "Janji."

Kilat tersenyum, dia semakin menenggelamkan wajahnya pada perut boneka yang empuk. "Perut lo kenyel banget gila, bukan cuma perut, pipi Lo juga kaya jelly, makan apa sih lo?" tanya Kilat penasaran.

"Boneka makan nasi, kalo Kilat makan apa?"

"Gue juga makan nasi lah."

"Tapi kok perut Kilat keras ya?"

Kilat mengubah posisinya menghadap atas, menatap Boneka. "Coba pegang lagi," suruhnya.

Boneka menurut, dia meraba-raba perut Kilat sambil sesekali memencet-mencetnya. "Perut Kilat aneh, coba nanti diperiksa ke dokter. Boneka temenin deh kalo Kilat takut."

Boneka Kilat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang