8. peneror misterius

3 4 0
                                    

 
                            Happy reading 🌹

***
    Angin berhembus pelan dengan suasana malam yang damai membuat setiap orang ingin terlalap dari kerja lemburnya tadi mengurusi butik yang kacau dan kembali stabil.

"Siapa sih yang nge chat?"
Kathrine melototi setiap kata-kata chattan itu.

Ravael
Tgas klmpok di kumpulin bsok.
Gue tunggu di apartemen segera.

                                                   Kathrine
                                                        Iya.
                                           Gue otw kesana.

     Kathrine beranjak malas dari kasur nya, menuju ke sebuah lemari berwarna putih polos yang menjulang tinggi sampai mengenai flapon kamarnya.

Mengambil Hudi berwarna dongker dan mencocokkannya dengan rok selutut berwarna abu-abu polos, tidak lupa dengan sepasang sepatu yang panjangnya pertengahan lututnya yang berwarna coklat pudar.

Mengambil kunci mobil di atas nakas kamarnya, mengunci pintu rumahnya dan bergegas masuk ke dalam mobil, Kathrine melajukan mobilnya sedikit kencang.
Tapi tetap mengutamakan keselamatan nya.

Pak satpam siaga berdiri di depan gerbang apartemen dan membukakan pintu gerbang saat mobil Kathrine hampir memasuki parkiran apartemen.

Ravael sudah standby di loby dengan earphone yang menyumbat telinganya.

"Sorry gue telat"
Ravael tidak merespon dan berjalan menuju apartemen nya, Kathrine sudah mengerti dengan sikapnya yang ini,jadi Kathrine mengekorinya saja.

"Masuk"
"Bisa siap malam ini nggak?"tanya Ravael kini mereka duduk di ruang tamu apartemen Ravael.
"Dipikirin dulu,kan buat nya pakek otak"
Ravael hanya manggut-manggut 'mengerti' kata-kata Kathrine barusan.

"Lo buat yang ini, terus sambung sama yang itu,ngerti?"
"Kan udah lo ajarin, masak gue nggak bisa"
Ravael melirik Kathrine singkat dan menebarkan senyum simpul pertama kali di depan Kathrine.

Bibi mondar-mandir di depan mereka karena sedang membersihkan toilet jadi mondar-mandir ambil alat pembersih.
"Akhirnya"Kathrine lega karena tugas yang melilit ini siap juga. Ravael juga sama.

"Gue pulang dulu ya?"seraya Kathrine berjalan ke arah pintu apartemen.
"Tunggu"ucapan itu membuat langkah Kathrine terhenti.
"Gue temenin Lo sampai di loby"
Kathrine hanya tersenyum simpul dan kini mereka berjalan berdampingan.

Kathrine di buat kesal dengan mobil nya , Ravael merasa janggal untuk kembali ke apartemen dan berjalan ke arah pemarkiran apartemen.

"Mobil Lo kenapa?"tanyanya datar dan Kathrine membuka kaca mobilnya.
"Mobil gue mogok"ucap Kathrine tersenyum tipis.

"Gue anterin aja"
Kathrine bergegas turun dari mobil.
"Terus mobil gue gimana?"
"Gue yang urus"

Betapa terkejutnya Kathrine saat melihat mobil Ravael dan itu mobil Lamborghini.
"Masuk"
"Gue tinggal ni"
Kathrine segera masuk ,tidak ada yang membuka suara di dalam mobil.
"Kenapa canggung gini sih" umpat Kathrine dalam hati.

Sangat damai malam ini di jalan raya karena tidak di landa kemacetan. Dengan lampu-lampu tiang yang menerangi jalan raya. Malam ini sedikit gelap dari biasanya.

"Lo lapar nggak"tanya Ravael memecahkan keheningan diantara keduanya.
"Dikit sih"

  Tidak lama Setelah mendengar kata-kata itu, Ravael memarkirkan mobilnya di pekarangan sebuah restoran yang sangat unik dekorannya.
Mereka menuju ke meja yang kosong dan mendudukinya.

  Betrayal its sweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang