chapter 18

2.3K 101 13
                                        

◦•●◉✿ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ✿◉●•◦

"Astaghfirullah,.. gue kalo bareng lo terus pahala gue nambah terus sih pasti." Ucap Etnan sembari mengelus dada.

"Astaghfirullah,.. gue kalo bareng lo terus bisa darah tinggi sih gue pasti." Ucap Gisel menirukan nada suara Etnan.

"Untung istri." Gumam Etnan.

"Apa lo bilang barusan?"

"Lo budeg."

"Wahhh ngajak war lo?"

"Wihhh ngijik wir li?" Ejek Etnan.

"Tayik!" Ucap Gisel lalu memilih melanjutkan makannya daripada meladeni Etnan.

Sama halnya dengan Gisel, Etnan pun ikut melanjutkan makannya.

Hingga tak sengaja, Etnan melihat sebutir nasi di tepi bibir Gisel. "Makan tuh yang bener, belepotan kaya anak kecil," ujar Etnan sembari mengelap nasi di bibir Gisel menggunakan ibu jari tangannya, penuh perhatian.

Gisel yang mendapat perlakuan romantis tak terduga dari Etnan pun tak bisa menyembunyikan pipi yang mulai memerah karena salting.

"Ish! Gue bisa sendiri!" Omel Gisel, lalu menyingkirkan tangan Etnan.

"Cielah, salting bilang!"

"Etnan ih! Malu!"

"Lah? Kenapa malu?"

"Udah ah! Ayo ke pasar malem," pinta Gisel, mengalihkan pembicaraan.

"Tunggu bentar, gue mau bayar." Ucapnya, dibalas anggukan oleh Gisel.

2 menit berlalu...

"Udah yuk." Ajak Etnan setelah membayar.

"Tunggu deh." Cakap Gisel.

"Kenapa lagi?"

"Tadi bunda telfon kan ke ponsel lo, tapi kan ponsel lo ada di markas? Giman-"

"Yang di markas ponsel cadangan, ini yang ponsel pribadi gue." Sela Etnan.

"Oh gitu," beo Gisel.

"Udah kan? Yuk sekarang aja, nanti pulangnya kemaleman." Ajak Etnan. Lalu menggandeng tangan Gisel dan menariknya ke dalam pasar malam. Gisel yang digandeng pun hanya diam tak berkutik, membiarkan dirinya ditarik dan mengikuti.

Saat berada di tengah-tengah keramaian pengunjung pasar malam. Mata Gisel tidak bisa berhenti di satu objek saja.

"Etnan! Mau naik bianglala!"

"Etnan! Mau arum manis!"

"Etnan! Mau roti bakar!"

"Etnan! Mau sosis bakar!"

Dll.

Itu semua dituruti Etnan dengan senang hati, tapi tetap dengan wajah datarnya.

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Etnan yang pasrah ditarik Gisel saat ini.

Hingga sampai disebuah tempat bernuansa cahaya merah dan hijau, dengan background hitam 'Rumah Hantu'.

"Nah! Rumah hantu! Ayo!?" Pinta Gisel.

"H-hah?!" Etnan ngeleg.

"Rumah hantu, Etnan." Ulang Gisel.

"Emang lo berani?" Tanya Etnan meremehkan.

"Dih, lo ngremehin gue?"

"Kalo iya?" Tanya Etnan menantang.

"Gue nggak takut ya!" Jawab Gisel yakin.

ETNAN | PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang