chapter 21

2.2K 91 10
                                        

Hello!

Annyeong!

Swadikhap!

Hihi >///<

Makasih banyak buat kalian yang setia nunggu cerita ini update ya!

By the way, udah pada vote belum? Vote yuk! Biar Isy tambah semangat updatenya, hehe

Aku sayang kalian banyak-banyak!!

.
.

◦•●◉✿ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ✿◉●•◦

"HALLO GUYS!!" Teriak Sarah dengan senyum lebar, ketika memasuki kelas bersama sahabat-sahabatnya.

"Ga usah teriak! Gue sumpel juga nanti mulut cempreng lo itu pake sepatu!" Cerca Meli.

"EKHEM!" Deheman keras dari seseorang berhasil membuat Gisel dkk membulatkan matanya dan langsung menengok ke arah meja guru. Di sana, berdiri seorang wanita sedang menatap mereka datar, dengan tangan bersedekap di depan dada.

"E-ehh Bu Dwi," Mereka cengengesan.

"Dari mana saja kalian?" Sarkas Bu Dwi.

"Itu bu, abis di hukum sama Pak Bambang, lari di lapangan." Jawab Gisel mewakili.

Mendengar jawaban itu, Bu Dwi menghela nafas berat. "Ya sudah, kalian boleh duduk di bangku kalian masing-masing!"

"Oke, makasih bu!" Ucap Gisel dan lainnya, serta langsung duduk di bangkunya masing-masing.

"Oke, kita lanjut pembelajaran. Minggu kemarin, kita sempat membahas tentang Puisi dan ibu juga sempat memberi kalian PR untuk membuat puisi di rumah, hari ini juga kalian dapat mempresentasikannya di depan kelas." Jelas Bu Dwi.

"Lo udah, Sel?" Bisik Meli bertanya.

"Gue belum plis!" Jawab Gisel khawatir.

Lalu, Meli dan Gisel berbalik badan secara berbarengan menghadap Niken dan Sarah yang sama khawatirnya karena belum mengerjakan tugas tersebut.

"Lo juga belum, Ken?" Tebak Meli.

"Gue lupa gak ngerjain! Gimana dong??" Niken sangat khawatir.

"Kalian belum ngerjain PR, ya?" Tebak Liya dengan raut wajah mengejek.

"Kenapa?!" Cerca Meli membuat Liya tersenyum miring.

Lalu, Liya tiba-tiba berdiri, membuat atensi seisi kelas menatap ke arahnya, termasuk Gisel dkk yang was-was. "Bu!" Panggil Liya pada Bu Dwi.

"Iya? Oh kamu murid baru itu ya?" Jawab dan tanya Bu Dwi kepada Liya.

Liya tersenyum, "Iya bu, saya murid baru. Apa saya perlu mengerjakan PR tersebut disini? Soalnya saya belum mengerjakannya karena, baru tau." Kata Liya pada Bu Dwi, membuat Gisel dkk bernafas lega.

"Ah tidak usah. Kamu cukup dengarkan teman-teman kelas mu mempresentasikan hasil puisinya." Ujar Bu Dwi sembari tersenyum ramah.

Liya pun menganggukkan kepalanya dan kembali duduk.

"Alhamdulillah bestie. Untung gue cuma tinggal duduk manis doang." Ucap Liya pamer. Gisel, Meli, Sarah, dan Niken pun kesal dibuatnya.

"Murid baru belagu banget heran." Gumam Sarah yang masih di dengar Liya.

ETNAN | PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang